KoreshInfo

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN CIRI-CIRI PROFESI KEGURUAN

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN CIRI-CIRI PROFESI KEGURUAN (Dr. Rusman, M.Pd) § Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang...

Friday 18 March 2016

Pengantar Kepada Perjanjian Lama - Susunan Perjanjian Lama (Bag-1)



SUSUNAN PERJANJIAN LAMA
(Sumber : Dr. J. Blommendaal)

Di dalam kitab – kitab Perjanjian Lama Ibrani terdapat tiga bagian, yaitu :
1.      TAURAT ( T = THORA)
Terdiri dari :
1)      Kejadian
2)      Keluaran
3)      Imamat
4)      Bilangan
5)      Ulangan
2.      NABI-NABI (N = NEBIIM)
I.        Nabi – nabi Terdahulu
1).    Yosua
2).    Hakim – hakim
3).    I, II Samuel
4).    I, II Raja-Raja
II.     Nabi – nabi yang kemudian
a)      Nabi – nabi Besar
1)      Yesaya
·        Yesaya (1 – 39)
·        Deutero Yesaya (40 – 55)
·        Trito – Yesaya (56 – 66)
2)      Yeremia
3)      Yehezkiel
b)      Nabi – nabi Kecil
1)      Hosea
2)      Yoel
3)      Amos
4)      Obaja
5)      Yunus
6)      Mikha
7)      Nahum
8)      Habakuk
9)      Zefanya
10)  Hagai
11)  Zakharia
·        Zakharia (1-8)
·        Deutero – Zakharia (9 – 11)
·        Trito – Zakharia (12 – 14)
12)  Maleakhi

3.      KITAB – KITAB (K = KETUBIM)
1).          Mazmur
2).          Ayub
3).          Amsal
4).          Rut
5).          Kidung Agung
6).          Pengkhotbah
7).          Ratapan
8).          Ester
9).          Daniel
10).      Ezra
11).      Nehemia
12).      I, II Tawarikh






Pembagian Perjanjian Lama dalam terjemahan Indonesia
            Di dalam Perjanjian Lama bahasa Indonesia terdapat tiga bagian.
1).    Buku – buku sejarah
Bagian pertama, buku – buku sejarah terdapat :
1.      Kejadian
2.      Keluaran
3.      Imamat
4.      Bilangan
5.      Ulangan
6.      Yosua
7.      Hakim – hakim
8.      Rut
9.      I, II Samuel
10.  I, II Raja – raja
11.  I, II Tawarikh
12.  Ezra & Nehemia
13.  Ester

2).    Buku – buku Pengajaran
Dibagian kedua, yaitu buku – buku pengajaran, terdapat:
1.      Ayub
2.      Mazmur
3.      Amsal
4.      Pengkhotbah
5.      Kidung Agung

3).    Buku – buku Nabi – nabi
Dibagian ketiga, yaitu buku – buku, terdapat :
1.      Yesaya
2.      Yeremia
3.      Ratapan
4.      Yehezkiel
5.      Daniel
6.      Hosea
7.      Yoel
8.      Amos
9.      Obaja
10.  Yunus
11.  Mikha
12.  Nahum
13.  Habakuk
14.  Zefanya
15.  Hagai
16.  Zakharia
17.  Maleakhi
Jadi skema di atas menunjukkan bahwa Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani tidak seuai dengan Perjanjian Lama dalam terjemahan Indonesia.

Sumber : [1]


[1] J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama. (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008) h.9-16






Friday 11 March 2016

Ringkasan 100 PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH KRISTEN - Tahun 64 Roma Terbakar



Ringkasan
100 PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH KRISTEN
Pertama
Tahun 64 Roma Terbakar

Nero playing while Rome burns
lukisan dari seniman Giulio Romano (c.1499-1546)
lukisan ini dibuat antara tahun 1536-1539.

Kekaisaran Romawi dapat dikatakan sebagai bom waktu yang menanti pemicuan iman Kristen. Para pekabar Injil mulai menelusuri seantero kekaisaran. Di sinagoge (rumah ibadah) orang Yahudi, terdapat-tempat penampungan para pengrajin, di pondok-pondok kumuh, mereka menyebarkan berita Injil dan memenangkan jiwa-jiwa baru. Tidak lama kemudian berdirilah gereja di kota-kota besar, termasuk ibu kota kekaisaran.
Kota Roma, pusat kekaisaran, menarik orang-orang seperti magnet. Paulus sendiri pernah menginginkan kunjungan ke kota tersebut (Rm.1:10-12); dan pada akhir suratnya kepada jemaat di Roma, ia sudah mengenal banyak orang Kristen di sana (Rm. 16:13-15). Mungkin ia pernah bertemu mereka dalam perjalanannya.
Ketika Paulus tiba di Roma, ia dalam keadaan dirantai. Kisah Para Rasul pada bagian penutupannya menyatakan bahwa akhirnya Paulus mendapat kelonggaran untuk menjadi tahanan rumah di sebuah rumah sewaan. Di sana ia dapat menerima tamu dan mengajar mereka.
Menurut tradisi, Petrus pun pernah bergabung dengan Gereja Roma. Meskipun kita tidak mempunyai kurun waktu yang pasti, namun kita dapat menduga bahwa dengan pimpinan kedua tokoh ini, jemaat tersebut bertumbuh kuat, termasuk para bangsawan dan prajurit serta para pengrajin dan pelayan.
Selama tiga dekade, para pejabat Romawi beranggapan bahwa kekristenan adalah cabang agama Yahudi agama yang sah dan tidak bermaksud membuat "sekte" baru agama Yahudi. Namun banyak orang Yahudi yang tersinggung karena kepercayaan baru ini mulai menyerangnya. Ini juga merupakan ancaman bagi Roma. Kelalaian Roma atas keadaan tersebut ditunjukkan oleh laporan sejarawan Tacitus. Dari salah satu rumah petak di Roma, ia melaporkan adanya gangguan di kalangan orang-orang Yahudi karena "chrestus". Tacitus mungkin salah dengar; orang-orang mungkin memperdebatkan tentang Christos, yang adalah Kristus.
Menjelang tahun 64 Masehi, beberapa pejabat Romawi mulai sadar bahwa kekristenan sama sekali berbeda dengan Agama Yahudi. Orang-orang Yahudi menolak orang-orang Kristen dan lebih banyak melihat kekristenan sebagai agama yang tidak sah. Jauh sebelum kebakaran kota Roma, masyarakat telah mulai memusuhi Kristen. Meskipun sifat orang Romawi ingin menerima dewa-dewa baru, namun kekristenan tidak mau mengakui kepercayaan-kepercayaan lain. Karena kekristenan menentang politeisme kekaisaran Romawi yang telah berakar, maka kekaisaran itu pun mulai membalas.
Pada tanggal 19 Juli, kebakaran berkobar di sebuah sektor kumuh di Roma. Selama tujuh hari api yang tak kunjung padam itu memusnahkan perumahan yang padat. Sepuluh dari empat belas blok perumahan musnah, dan banyak penduduk yang tewas.
Menurut legenda, Kaisar Nero sedang bermain biola ketika Roma terbakar. Banyak orang sezamannya menduga bahwa dialah yang bertanggung jawab atas kebakaran tersebut. Ketika kota itu dibangun kembali dengan dana dari masyarakat, Nero mengambil sebidang tanah yang cukup luas untuk membangun Istana Emasnya. Kebakaran itu merupakan jalan pintas bagi pembaruan perkotaan.
Untuk mengelakkan tuduhan atas dirinya, Kaisar itu mengkambinghitamkan orang-orang Kristen. Ia menuduh bahwa merekalah yang memicu kebakaran tersebut. Akibatnya Nero bersumpah untuk memburu dan membunuh mereka.
Gelombang pertama penganiayaan orang Romawi terhadap orang Kristen dimulai tidak lama setelah kebakaran itu dan berakhir sampai tahun kematian Nero, tahun 68. Dengan haus darah dan biadab, orang-orang Kristen disalibkan dan dibakar. Jasad-jasad mereka berjejer di jalan-jalan Roma, disediakan bagi pencahayaan obor. Orang-orang Kristen lainnya dikenakan pakaian hewan dan dimasukkan ke dalam kandang untuk dicabik-cabik anjing-anjing. Menurut cerita, Petrus dan Paulus menjadi martir akibat penyiksaan Nero. Paulus dipenggal kepalanya sedangkan Petrus disalibkan terbalik.
Penganiayaan berlangsung secara sporadis, dan tetap terlokalisasi. Seorang kaisar mungkin telah memicunya dan berlanjut selama lebih kurang sepuluh tahun. Namun, masa damai akan menyusul sampai ada seorang gubernur yang memulai penganiayaan terhadap orang Kristen di wilayahnya tentu dengan restu dari Roma. Hal semacam ini berlangsung dua setengah abad lamanya.
Tertullianus, seorang penulis Kristen abad kedua pernah berkata, "Darah para martir adalah benih Gereja." Anehnya, setiap kali penganiayaan merebak, orang Kristen yang menjadi korban makin bertambah. Dalam suratnya yang pertama Petrus menguatkan orang-orang Kristen untuk bertahan, percaya diri akan kemenangan dan kuasa Kristus yang akan diteguhkan (1 Ptr. 5:8-11). Kata-katanya ini telah terbukti dengan pertumbuhan Gereja di tengah-tengah penekanan.

Sumber :

A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy Petersen,
100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen,
Immanuel, 1999

Thursday 10 March 2016

ILMU BUDAYA DASAR KRISTEN - MANUSIA DAN POTENSINYA



MANUSIA DAN POTENSINYA

Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, juga berarti bahwa manusia diciptakan dengan potensi-potensi. Potensi-potensi tersebut tentunya dimaksudkan agar pertama, manusia dapat bersekutu dengan Allah; kedua, manusia dapat menguasai, mengusahakan serta memelihara alam semesta beserta segala isinya, sebagai wakil Allah di bumi ini. Ketiga, manusia dapat saling membangun dengan sesamanya. Dengan kata lain manusia diciptakan potensi untuk berelasi dengan Allah alam dan sesamanya.

Potensi-Potensi Manusia
1.      Potensi Rohani
Allah menciptakan manusia dengan unsur roh, itulah sebabnya manusia adalah mahluk rohani. Kejadian 2:7 mencatat, “Ketika itulah Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup (Kej. 2:7).” Nafas hidup boleh juga diterjemahkan dengan roh. Allah adalah roh dan manusia diciptakan dengan unsur roh. Itu berarti manusia dapat berkomunikasi dengan Allah. Roh manusia juga merupakan sarana untuk dapat berkomunikasi dengan Allah, untuk dapat menyembah Tuhan dengan benar, Yohanes mencatat, “Allah itu Roh, barang siapa menyembah Dia, harus menyembahnya dalam roh dan kebenaran” (Yoh, 4:24).
2.      Potensi Moral
Potensi moral manusia diberikan oleh Allah kerena Allah itu Suci, semula manusia diciptakan sebagai mahluk yang bermoral supaya manusia dapat memancarkan kemuliaan dan kesucian Allah. Allah memberikan potensi moral sebagai hak, suatu esensi dalam hakekat sebagai manusia. Moralitas manusia sangat dibutuhkan dalam hubungannya dengan diri sendiri, dengan sesama dan juga dalam hubungannya dengan alam semesta. Dalam hubungan dengan diri sendiri moralitas yang memancarkan kesucian Allah akan membuat dia menghargai diri dan tidak menggunakan diri untuk maksud-maksud yang jahat dan tidak terpuji. Ia pun akan menempatkan diri dengan benar ketika beribadah kepada Allah.
3.      Potensi Rasio
Allah itu berpikir dan merencanakan. Itulah sebabnya ketika manusia diciptakanNya menurut gambar dan rupa-Nya, manusia juga diberikan potensi ratio yang memungkinkan untuk berpikir, menghitung, merencanakan, menganalisa, berimajinasi dan lain sebagainya, yang adalah pekerjaan logika. Karena memiliki rasio, manusia dapat terbang sampai ke bulan, dapat membangun gedung pencakar langit, tehnologi informasi yang sedemikian canggih dan sebagainya. Namun tidak dapat disangkal bahwa dampak dari kemajuan yang dihasilkan oleh rasio manusia adalah degradasi moral. Manusia semakin sombong, yang membuatnya semakin tidak dapat mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama. Sesungguhnya rasio diberikan agar manusia dapat berfikir dan merencanakan bagaimana mengembangkan, membangun dan memelihara bumi. (Kej.1:28; 2:15). Manusia perlu menggunakan kekuatan rasionya untuk membawa seluruh ciptaan setitrut kehendak Allah, sang Pencipta.
4.      Potensi untuk Berkuasa
Allah adalah Tuhan, yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan Lord. Istilah lord juga diberikan kepada orang-orang yang mempunyai kekuasaan tertentu. Ketika Allah menciptakan manusia, ia menciptakan manusia yang bersifat ke-tuan-an (the mastership). Oleh karena itu manusia ditetapkan oleh Allah menjadi “tuan” atas ciptaan yang lain. Alkitab mencatat, “Allah memberkati mereka: …… penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. “Kej. 1:28. Otoritas manusia sebagai tuan atas seluruh bumi diberikan Allah pencipta, supaya manusia menunjuk kepada kemahakuasaan dan kedaulatan Allah.
5.      Potensi Kreatif
Manusia diciptakan oleh Allah Pencipta, karenanya pun diberikan daya cipta. Daya cipta digunakan untuk menyatakan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan daya cipta seperti Allah mencipta. Dengan daya ciptaNya Allah merencanakan segala sesuatu dengan kreativitas yang tinggi. Kreativitas manusia diperlukan dalam upayanya untuk melaksanakan tugas Allah, tugas untuk membangun dan memelihara bumi (Kej. 1:28; 2:15). Bumi yang semula diciptakan Allah memerlukan daya kreativitas yang tinggi dari Adam dan Hawa dalam pengelolaannya. Allah pencipta telah menyediakan sarana dan prasarana, dan manusia tinggal menggunakan daya kreativitas yang sudah diberikan Tuhan kepadanya.
Yesus adalah pengajar kreatif. Ia dapat menggunakan perumpamaan-perumpamaan dalam menjelaskan apa yang diajarkan agar mudah dimengerti oleh pendengarnya. Perumpamaan itu sering kali diambil dari sesuatu yang ada di lingkungan-Nya. Ketika Ia dicoba dengan pertanyaan apakah orang harus membayar pajak. Ia secara kreatif mengambil sekeping uang, dan Ia berkata berikan kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepadanya dan kepada Tuhan, apa yang merupakan hak Tuhan.

Sumber :

  1. F. Sianipar, Ilmu Budaya Dasar
  2. Rey Hendra, Manusia dan Penciptaan Hingga Kekekalan

Tuesday 8 March 2016

RINGKASAN SEJARAH GEREJA MULAI ABAD PERTENGAHAN SAMPAI ABAD KE -12



SEJARAH GEREJA MULAI ABAD PERTENGAHAN
SAMPAI ABAD KE -12

Abad ke-5
Pada permulaan abad pertengahan, gereja Baratlah yang mula – mula sadar akan panggilan untuk mengabarkan injil kepada segala Bangsa. Pusat pengutusan Injil di Eropa terdapat di Irlandia, dibawa oleh seorang bernama Patrick pada tahun 432. Dengan segera timbullah disana suatu gereja Kristen yang berkembang dengan cepat. Gereja itu dipimpin oleh biara – biara yang menjadi pusat kehidupan rohani, ilmu dan kebudayaan.
Banyak rahib merasa dirinya terpanggil untuk meninggalkan pulau orang-orang kudus itu. Mereka membawa Injil banyak ke negeri di Eropa, misalnya ke tanah Inggris, Skotlandia, Jerman Barat, bahkan sampai ke pulau Es. Colombia memasehikan Skotlandia (563) dan Columbanus (±600) mempengaruhi banyak orang kafir di Eropa Barat dengan kotbahnya yang memanggil kepada pertobatan.
Sejarah gereja awal abad pertengahan dikaitkan dengan kepausan Gregorius Agung (590 – 604).
            Pada akhir abad pertengahan seorang paus naik takhta yang mengemudikan gereja dengan kuat, yaitu Gregorius Agung (590 – 604), yang dahulu menjabat pangkat walikota Roma. Di Spanyol dan di Prancis Gregorius Agung juga memperkokoh kuasanya. Di Italia Gregorius Agung memperluas daerah jemaat Roma, sehingga paus menjadi kepala pemerintah suatu daerah, diperluas lagi menjadi “negara – gereja”.
            Dalam lapangan theologia, Gregorius Agung melemahkan ajaran Augustinus. Menurut Gregorius, keselamatan kekal dihasilkan oleh kerjasama dari rahmat Tuhan dengan amal, jasa dan penitensia manusia. Oleh karena sumbangan manusia tentulah belum mencukupi pada ketika ajalnya tiba. Gregorius menetapkan ajaran gereja tentang api penyucian. Di dalam api itu sisa – sisa dari siksa atau hukuman karena dosa haruslah dilunasi oleh orang yang mati itu. Untuk mencapai maksud itu dengan segera, keluarga dan sahabatnya boleh membantu dia dengan doa dan derma dan dengan membayar misa istimewa. Dengan demikian maka dalam hidup ini hati manusia dipenuhi dengan pengharapan dan ketakutan terhadap nasibnya yang kekal.

Abad ke-7
            Ketika gereja Barat menempuh jalan yang menuju kepada kemajuan besar, gereja Timur sama sekali kehilangan kuasa dan pengaruhnya. Mula – mula bahagian gereja di Timur itulah yang terpenting, tetapi sesudah agama Islam membanjiri segala negeri di sebelah Timur dan Selatan Laut Tengah abad ke VII, maka gereja Timur lekas runtuh, karena hidup rohaninya sudah lama mundur. Hal ini disebabkan oleh karena gereja itu kurang sadar akan tanggung jawabnya terhadap dunia. Gereja di Barat meskipun sesat dan beraib selalu teringat juga akan tugasnya, yaitu menyiarkan Injil di antara segala bangsa. Setiap gereja hanya mengingat diri sendiri dan melupakan panggilannya, yaitu memberitakan Firman Tuhan, lama kelamaan niscaya akan mati.  
            Dasar kebudayaan Kristen di Eropa Barat diletakkan oleh kerajaan dan gereja bangsa Frank, Karel Martel meluputkan Eropa Barat dari bahaya Islam dengan mengalahkan tentra Arab dekat Poitiers di Perancis pada tahun 732. Paus – paus menganggap kerajaan Frank sebagai sebagai pelindung dan pembela gereja.
Kerajaan Frank memuncak dibawah pemerintahan Karel Martel. Raja Kristen ini mempersatukan Eropa Barat, sehingga merupakan satu badan yang kuat, yang jiwanya gereja Katolik. Tetapi gereja itu tetap bercorak gereja negara. Paus dihormati oleh Karel sebagai warga pertama dari kerajaannya, tetapi tidak diberi kuasa untuk mencampuri perkara – perkara gereja. Raja sendiri yang memerintahi gereja, karena cita – citanya ialah mencontoh raja Daud, yakni mewujudkan suatu theokrasi baru di Eropah Barat. Adapun tujuan Karel adalah untuk maksud mempergunakan gereja untuk kepentingannya sendiri, melainkan melayani dan membangun gereja sedapat-dapatnya. Susunan gereja diaturnya lebih baik. Uskup – uskup diangkatnya dan ditempatkannya. Daerah – daerah Uskup dibaginya dalam paroki – paroki yang dikepalai oleh imam- imam biasa. Tata cara kebaktian disegala daerahnya disamakannya Khotbah dalam bahasa daerah dan pengakuan dosa dihadapan imam dimajukannya.
Pada konsili oikumenis yang terakhir di Nicea (787), gereja Timur dalam permupakatan dengan paus menetapkan suatu peraturan untuk menghormati patung – patung, tetapi putusan itu dilawan keras oleh Karel. Dan kemudian ditolak selaku perkara takhayul oleh suatu sinode besar di Frankfurt (794).
Pada hari Natal tahun 800 Karel sekonyong - konyong dimahkotai oleh Paus selaku Kaisar. Dengan penobatan tersebut dinyatakan bahwa Karel menjadi pengganti kaisar-kaisar kekaisaran Romawi yang dahulu.

Abad ke – 8
            Sudah sejak abad ke-8 sudah terlihat bibit – bibit perpecahan gereja Timur dan gereja Barat. Bibit – bibit perpecahan ini umumnya disebabkan oleh klaim kekuasaan, pengaruh, dan kekayaan (tanah) yang sudah sangat mewarnai hidup gereja waktu itu.
            Bibit – bibit perpecahan itu ditambah lagi dengan persoalan ikonaklasme, yaitu semangat kelompok umat religius di Timur yang menentang pemujaan terhadap ikon (gambar, patung kudus). Paus (gereja barat) tidak mempersoalkan penghormatan kepada ikon, gambar, atau patung suci, sedangkan kaisar yang selalu ditaati oleh Gereja Timur sangat menentang penghormatan kepada ikon itu.

Abad ke – 10
            Pada abad ke-10, pada tahun 1040-an Gereja Barat mengalami kemerosotan total. Pemimpin gereja. yakni takhta kepausan lumpuh akibat korupsi yang merajalela dalam tubuh gereja. Tidak ada pengontrolan terhadap penyelewengan yang melanda seluruh gereja di Eropa. Dengan melemahnya otoritas kepemimpinan gereja, sebagian besar kekuasaan dalam tubuh gereja diambil alih oleh penguasa sekuler.
            Orang-orang yang membangun gereja dan biara beserta para penerusnya selalu mendapat hak khusus untuk mendapatkan hak khusus untuk mengangkat seorang imam sebagai pengelolanya. Terdorong oleh ambisi untuk menguasai kekayaan dan tanah gereja yang begitu luas, para raja dan kaisar pun mengambil otorits untuk menobatkan uskup dan abbas. Para uskup dan abbas pun menjadi sangat kompromistis, korup dan dipaksa mematuhi para penguasa sekuler yang telah menobatkan mereka dan mengabaikan hukum Allah. Satu – satunya pihak yang menentang keras praktik korupsi tersebut adalah para rahib reformis yang menjadi pengikut kepemimpinan Biara Cluny.
            Pada tahun 1046, Kaisar Henry III memecat tiga orang paus yang saling bersaing di Roma dan mengangkat seorang uskup suci dari Jerman sebagai penggantinya. Paus Leo IX (1049-1054) berusaha menghentikan penyelewengan dalam tubuh gereja dan mengakhiri campur tangan kaum sekuler. Para pengganti Leo IX melanjutkan usaha mereformasi gereja ini. Mereka ingin mengakhiri jual beli jabatan gereja supaya para uskup dan abbas tidak lagi dipilih dan diangkat oleh penguasa sekuler, melainkan dipilih oleh para pastor dan biarawan. Paus – Paus tersebut juga berupaya mewujudkan kehidupan selibat yang sejati; dengan demikian, mengakhiri citra buruk para imam yang menikah dan karena itu, kadang-kadang menjadikan harta milik gereja sebagai kekayaan pribadi secara turun temurun.
            Perjuangan Reformasi ini mencapai titik puncak saat Kardinal Hildebrand menjabat sebagai paus, dengan nama Gregorius VII sejak tahun 1073. Dia menegakkan otoritas kepausan pada tatanan baru dengan mendeklarasikan bahwa tak seorang pun yang memiliki hak hukum atas otoritas kepausan. Kaisar Henry IV mengabaikan seruan tersebut. Paus Gregorius VII mengekkomunikasikan Kaisar Henry IV.
            Sejumlah kerabat kaisar mendukung seruan paus dan mengancam akan memberontak terhadap kaisar Henry IV. Keadaan ini memaksa kaisar Henry melakukan perjalanan panjang saat cuaca buruk bulan Januari 1077 untuk menemui paus Gregorius VII yang sedang beristirahat di Conossa, Appennines. Selama empat hari berturut – turut, ia berlutut di salju sebelum akhirnya mendapat pengampunan. Hal tersebut merupakan awal dari perselisihan yang panjang antara otoritas kepausan di Roma dan Kaisar Henry IV. Sebagai kelanjutan dari perseteruan tersebut, kaisar Henry IV berhasil mencaplok Roma dan menobatkan paus pilihannya sendiri.
Perselisihan panjang tersebut berakhir dengan dicapainya kesepakatan bersama tahun 1122 dalam Concordat Worms. Dalam kesepakatan tersebut, digariskan bahwa para uskup harus dipilih oleh para pastor dan disaksikan kaisar, dan bahwa uskup – uskup tidak dinobatkan oleh kaisar meskipun tetap tunduk kepada kaisar.

Perang Salib I
Kira – kira tahun 1070, Palestina, Siria, dan Asia Kecil jatuh ke dalam tangan orang Turki. Bangsa yang beragama orang Islam itu mengancam kebudayaan dan agama Kristen di Eropa. Orang – orang musafir Kristen yang mengunjungi tempat – tempat suci di Palestina, sangat diganggu dan disiksa oleh orang Turki. Mereka menyampaikan keberatannya kepada paus. Kaisar Byzantium memohon pertolongan dari Barat.
Pada suatu sinode di Clermont (Perancis) pada tahun 1095 umat Kristen dikerahkan oleh paus Urbanus II untuk mengangkat perang suci buat merebut tanah suci dari orang Islam. Dimana – mana panggilan yang indah itu diteruskan oelh pengkhotbah – pengkhotbah yang bersemangat. Misalnya Petrus dari Amiens (Prancis Utara), yang sudah mengalami sendiri banyak sengsara di Palestina. Banyak orang dari segala lapisan masyarakat menurut ajakan itu seraya berteriak “Allah menghendakinya” Mereka menempelkan sebuah salib dari kain merah pada bahu atau dadanya sebagai tanda bahwa mereka mau pergi merebut Yerusalem, tempat Yesus disalibkan.
Adapun orang – orang yang ikut dalam perang tersebut didorong oleh berbagai – bagai motif yang kurang suci, misalnya ada orang – orang yang mengharapkan untung dan kehormatan, ada yang terdorong oleh segala cerita yang ajaib tentang daerah timur, tidak sedikit juga orang yang ingin mendapatkan penghapusan dari hukuman dosa (indulgensia), yang dijanjikan oleh Paus. Paus sendiri ingin mengembangkan kekuasaannya ke daerah Timur. Memang bagi umat Kristen pada umumnya perang salib itu mengandung arti rohani yang mulia dan dianggap sebagai suatu kebajikan yang besar, tetapi dalam praktek perang itu berbeda dengan perang biasa.

Abad ke – 11
Pada awal abad ke-11, perbedaan budaya dan agama antara Timur dan Barat menimbulkan masalah. Timur mengizinkan tradisi Helenistik yang memungkinkan adanya perubahan karena kebanyakan orang tidak bisa lagi berbahasa latin. Di daerah barat, hanya sedikit orang yang paham bahasa Yunani. Timur juga mulai memandang barat sebagai kumpulan orang barbar yang tidak berpendidikan dan tidak beradab. Di Timur, tingkat pendidikan di antara kaum awam memang tinggi, seperti juga para imam, sedangkan di barat, hanya terbatas bagi elite gereja. Sementara Roma berkali – kali mengalah karena serangan orang barbar, kaisar – kaisar di konstantinopel memperindah ibu kota kekaisaran. Timur dan Barat telah jauh terpisah secara politis. Daerah Barat menganggap Timur sebagai sumber segala mistik, sedangkan Timur menganggap Barat sebagai bayangan kejayaan masa lalunya.
            Sumber perpecahan yang lain adalah ketika orang-orang Norman mulai memasuki daerah selatan Italia, yang secara politis diperintah oleh Timur walaupun sebenarnya adalah bagian Barat. Kaisar Konstantinopel memerlukan bantuan dari Barat untuk mengalahkan Norman, tapi Paus tidak bersedia membantu karena ia ingin memiliki kembali hak hukum atas daerah Italia Selatan dari Patriark  Konstantinopel.

Perang Salib Kedua
            Perang salib kedua terjadi pada abad ini, yaitu pada tahun 1149 – 1157 tetapi tidak berhasil, sebab sudah lumpuh di muka kota Damaskus.

Perang Salib Ketiga
            Perang salib ketiga juga terjadi pada abad ini yaitu pada tahun 1187. Raja – raja Inggris (Richard Hatisinga), raja Perancis (Philip August), dan Jerman (Frederick Barbarossa), menggabungkan usahanya, tetapi Kaisar Frederick mati lemas di Asia Kecil, sehingga sebagian besar dari pasukan – pasukannya pulang ke negerinya, dan raja – raja yang lain berbantah – bantah saja, akibatnya perang yang ketiga gagal total.

Abad ke-12
Perluasan kuasa paus berpuncak dalam paus Innocentius III (1198-1216). Ia tidak hanya cakap dalam memerintah gereja, tetapi juga dalam mengatur politik internasional. Ia memaksakan raja Perancis dan Inggris untuk menuruti kehendaknya dan campur tangan dalam pemilihan kaisar Jerman. Keterlibatan dalam politik dunia dibenarkan oleh Innocentius dengan teori-teori seperti yang disebut di atas. Hubungan paus dan kaisar dibandingkan dengan matahari dan bulan. Matahari bersinar sendiri, tetapi bulan menerima cahayanya dari matahari. Demikianlah kaisar menerima kuasanya dari paus. Kuasa paus tidak lagi dikaitkan dengan wibawa Petrus. Sebagai tambahan untuk gelar "pengganti Petrus" untuk paus, diciptakan oleh Innocentius III gelar "wakil Kristus" (vicarius Christi). Gelar ini menyatakan bahwa paus melihat diri sebagai kepala corpus Christianum, yang mewakili Kristus di muka bumi ini.
Akan tetapi keterlibatan politik Innocentius III menyatakan juga batas kuasa paus. Menjadi nampak bahwa paus hanya dapat berperan di bidang politik dan mengurusi negara-negara, kalau wewenangnya diakui oleh negara-negara dan kalau penguasa-penguasa politik rela menuruti kehendaknya.
Sebenarnya wewenang dan kerelaan itu ada pada waktu itu. Dalam dunia politik internasional pada zaman itu dibutuhkan suatu instansi yang dapat menyelesaikan konflik-konflik antar bangsa seperti Perserikatan Bangsa-bangsa sekarang. Bukankah paus sebagai kepala gereja cocok untuk peranan ini di dalam Eropa yang beragama Kristen? Lebih lanjut kaisar dan para raja mengerti bahwa dukungan gereja yang begitu berpengaruh dalam masyarakat penting untuk stabilitas negara. Oleh karena itu mereka rela mengakui paus sebagai kepala kekristenan, supaya mendapat dukungan gereja.
Masalah timbul pada saat wewenang paus tidak diakui dan penguasa-penguasa politik tidak sudi melakukan kehendaknya. Dalam keadaan ini menjadi nampak paus tidak mempunyai kuasa untuk memaksakan kehendaknya, sebab sebagai kepala Negara Gereja di Italia Tengah ia tidak memiliki kekuatan politik yang cukup. Sebenarnya paus sendiri menyebabkan bahwa keadaan ini timbul. Campur tangan Innocentius III dalam pemilihan kaisar Jerman di kemudian hari menyebabkan keruntuhan keluarga kekaisaran. Dengan demikian paus kehilangan alat penting untuk mengatur Jerman. Sekaligus kemunduran Jerman mengakibatkan bahwa Perancis dan Inggris menjadi lebih kuat, sedangkan raja Inggris dan Perancis tidak dapat diatur seperti kaisar Jerman dahulu.

Hal itu dialami oleh Paus Bonifatius VIII (1294-1308) ketika ia bertengkar dengan raja Perancis dan Inggris tentang uang. Paus mau melarang negara untuk memungut pajak dari gereja, sedangkan kedua raja mau melarang gereja untuk mengekspor uang ke paus di Roma. Dalam pertikaiannya dengan Raja Perancis Bonifatius VIII pada tahun 1302 mengeluarkan sepucuk surat keputusan (bulla, yang disebut menurut kata-kata pertama Unam Sanctam) yang mengandung teori tentang kemahakuasaan paus di dunia ini dalam bentuk yang paling luas. Kesimpulan paus bahwa semua orang yang mau memperoleh keselamatan harus takluk kepada paus. Akan tetapi raja Perancis tidak takluk. Ia mengirim pasukannya ke Roma dan mempenjarakan paus, yang tidak lama kemudian meninggal.

Perang Salib Keempat, Kelima dan Keenam
            Perang salib keempat terjadi pada abad ini, yakni tahun 1202 – 1204 dimulai oleh paus Innocentius III, dengan maksud yang sebenarnya untuk memajukan perniagaan Venetia yang bersaingan hebat dengan Byzantium. Kota ini dialahkan dan kerajaan Timur diganti dengan suatu kerajaan Latin. Peraturan – peraturan Gereja juga diubah menurut adat gereja dari Roma. Pada tahun 1261 kaisar mengusir pula orang – orang Barat dari ibukotanya, tetapi oleh segala huru-hara ini kekaisaran Timur itu sangat dilemahkan, sehingga kurang sanggup melawan orang Islam.
            Tatkala orang – orang dewasa tak suka lagi berangkat ke Palestina, diusahakanlah suatu perang salib anak – anak saja, tetapi tidak seorang pun dari 30.000 anak itu sampai ke tanah suci. Kebanyakan mereka mati kelaparan atau jatuh ke tangan saudagar – saudagar budak.
            Perang salib keenam juga terjadi pada abad ini yaitu pada tahun 1228 – 1229. Kaisar Frederick II mendapat Yerusalem, Betlehem, Nasaret dan Pantai Laut dengan jalan diplomasi. Tetapi pada tahun 1244 Yerusalem jatuh lagi ke tangan Islam, dan akhirnya zaman perang – perang salib dihentikan, sesudah bandar Akko direbut oleh orang Islam pada tahun 1291.


Sumber
1.      Christiaan de Jonge, Gereja Mencari Jawaban. (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2009)
2.      Yosef Lalu, Makna Hidup Dalam Terang Iman Katolik, (Yogyakarta : Kanisius, 2010)
3.      H. Berkhof & I.H. Enklaar. Sejarah Gereja, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2009)
                       

Ringkasan Teologia Perjanjian Baru



BAGIAN KESATU
Injil Sinopsis

1.      PENDAHULUAN
A.     Sejarah Teologi Perjanjian Baru
Abad-Abad Pertengahan. Selama abad-abad pertengahan pengkajian Alkitab berada di bawah dogma gereja. Teologi Alkitab hanya dipakai untuk menguatkan dogma gereja, yang didirikan berdasarkan Alkitab, maupun tradisi gereja. Bukan hanya Alkitab saja, seperti yang dipahami secara historis, yang menjadi sumber ajaran teologi, tetapi juga Alkitab sebagaimana ditafsirkan oleh tradisi gereja.
Reformasi. Para reformator menentang sifat teologi dogmatis yang tidak Alkitabiah itu dan menuntut agar teologi haruslah berdasarkan Alkitab saja. Seharusnya dogma merupakan perumusan ajaran-ajaran Alkitab secara sistematis. Penekanan baru ini menuntun kepada studi bahasa-bahasa Alkitab dan juga kepada satu kesadaran peranan sejarah dalam teologi Alkitab.
Skolastisismeortodoks. Kemajuan dalam pelajaran sejarah Alkitab yang dibuat oleh para reformator, segera lenyap dalam periode pasca reformasi, dan sekali lagi Alkitab dipakai secara tidak tepat dan tidak historis untuk mendukung doktrin ortodoks. Alkitab dipandang tidak saja sebagai satu buku tanpa kesalahan dan pertentangan, tetapi juga tanpa perkembangan atau kemajuan.
Reaksi Rasionalisme. Timbulnya rasionalisme dengan reaksi terhadap supernaturalisme, perkembangan metode sejarah, dan munculnya kritik kesusasteraan menuntun kepada pandangan bahwa catatan Alkitan tidak lagi sebagai Firman Allah yang diilhamkan oleh wahyu Roh, melainkan sebagai catatan sejarah manusia sebagaimana sastra kuno lainnya. Pengaruh-pengaruh ini, yang terfokus pada pelajaran teologi, mengarah kepada kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan tidak mencari teologi dalam Alkitab, tetapi sejarah agama. Alkitab adalah himpunan tulisan agama, yang mengandung sejarah bangsa Semit purba dan harus dipelajari dengan perkiraan-perkiraan yang dipakai untuk mempelajari agama Semit lainnya.
Timbulnya Filsafat Agama. Rasionalisme digantikan oleh pengaruh filsafat idealis Hegel (Tahun 1813) yang melihat adanya Ide Absolut atau Roh Absolut yang secara abadi menyatakan diri dalam alam semesta dan pekerjaan manusia. Hegel mengajarkan bahwa gerekan pemikiran manusia mengikuti pola dialetika dari satu  psisis (tesis) kepada posisi yang berlawanan (antithesis), dan dari interaksi keduanya ini muncul satu pengertian baru segi kenyataan (sintesis). Dalam sejarah agama Hegel melihat gerakan Roh dalam dialetika rohani dari agama-agama alami melalui agama-agama kerohanian pribadi menuju Agama Absolut, yaitu Kekristenan.
Reaksi Konservatif. Pendekatan-pendekatan baru terhadap pengkajian Alkitab mendapat tantangan dari kelompok ortodoks, bukan hanya dari mereka yang menyangkal keabsahan pendekatan historis, tetapi juga dari mereka yang mencoba menggabungkan pendekatan historis dengan keyakinan kepada penyataan. Yang berpengaruh adalah karya E. W. Hengstenberg Christology of the OT (1829-35) dan History of the Kingdom of God Under the OT (1869-71). Hengstenberg melihat sedikit kemajuan dalam wahyu dan membuat sedikit perbedaan antara kedua perjanjian itu dan menafsirkan para nabi secara rohani dengan sedikit referensi kepada sejarah.
Pandangan Sejarah Liberal Dalam Teologi Perjanjian Baru. Bultmann telah menunjukkan bahwa konsekuensi logis dari metode Baur adalah suatu relativisme lengkap, karena pemikiran liberal tidak dapat memahami dan menerima kebenaran mutlak dalam relativisasi sejarah. Ini ditepis oleh pengaruh romantisisme dimana kepribadian ditafsirkan sebagai satu kuasa pembentuk sejarah.
Aliran Bultmenn. Penafsiran Bultmann dari teologia Perjanjian Baru di kendalikan oleh tiga fakta: Pertama, kenyataan sejarah harus dipahami sesuai dengan tata cara sejarah yang tidak berkeputusan. Kedua, Injil Sinoptik member kepada kita satu gambaran teologis tentang Yesus, dan hal-hal itu bukan secara sejarah. Ketiga, ini tidak merugikan teologi, karena iman tidak dapat menggantungkan dirinya pada penyelidikan sejarah tetapi harus bersandar sepenuhnya pada Firman Allah dalam kerygma.
Pandangan Amerika. Belum ada pakar Amerika yang memberi sumbangan kreatif dalam Perjanjian Baru. Selama 25 tahun terakhir ini telah terlihat satu perdebatan antara pendekatan teologi terhadap penafsiran Perjanjian Baru dan pendekatan “ilmiah” yang ketat yang mendesak bahwa pertimbangan-pertimbangan iman termasuk disiplin teologi sistematis. Teologi Perjanjian Baru harus menafsirkan Alkitab dengan penerapan seksama dari metode “kritik sejarah”.


B.     Teologi Alkitab, Sejarah dan Wahyu
Teologi Alkitab, Penyataan, dan Sejarah. Tali pengikat yang mempersatukan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah tindakan ilahi dalam sejarah ini. Tindakan pewahyuan Allah yang paling besar dalam Perjanjian Lama adalah pembebasan umat Israel dari perbudakan di Mesir. Penyataan Allah dalam sejarah penebusan Israel terungkap dengan jelas dalam peristiwa bersejarah tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus (Ibr. 1:1-2).
Teologi Alkitab dan Sifat Dasar Sejarah. Pandangan Alkitab mengenai Heilsgeschichte menimbulkan dua kesulitan bagi peikiran modern. Pertama, apakah mungkin sejarah dapat menerima penyataan Allah? Plato memandang waktu dan ruang  sebagai satu aliran dan perubahan. sejarah disebut sebagai “Satu lubang dimana kekristenan telah ditelan melawan kehendak”. Kedua, Alkitab tidak hanya sadar bahwa Allah telah menebus secara aktif dalam satu aliran sejarah pada umumnya, tetapi juga sadar bahwa dalam hal-hal tertentu Allah telah bertindak dalam sejarah dengan cara-cara yang jauh melebihi pengalam sejarah biasa.
Sejarah dan Penyataan. Penyataan telah terjadi dalam sejarah, sejarah penyataan bukan sejarah semata-mata. Allah tidak bertindak dalam sejarah dengan membuat kejadian-kejadian sejarah itu menonjol dalam dan pada mereka sendiri. Kristus mati adalah salah satu fakta sejarah yang sederhana yang dapat di kembangkan dengan memuaskan kritik sejarah sekuler.
Teologi Alkitab dan Kanon. Buku-buku kanonis sama-sama berada dalam satu kesatuan sejarah penebusan yang memang menjadi hakekatnya, dan bukan hanya karena ditambahkan dari luar.  Tidak ada koleksi dari 66 buku yang diambil dari tulisan-tulisan Apokrifa Yahudi dan dari literature Apokrifa Kristen dapat disatukan sehingga memberikan satu kesatuan seperti yang kita temukan dalam Kitab Suci.
Kesatuan dan Keanekaragaman. Ada kekayaan besar dalam keanekaragaman Perjanjian Baru yang tidak boleh dikorbankan.  Pengajaran kerajaan Allah dalam Injil Sinoptik, kehidupan kekal dalam injil Yohanes, pembenaran dan hidup dalam Kristus Yesus.


2.      YOHANES PEMBAPTIS
Seorang Nabi Baru. Seluruh perilaku Yohanes adalah tradisi kenabian. Ia memberitahukan bahwa Allah akan segera bertindak, untuk menyatakan kuasa rajani-Nya, bahwa untuk mengantisipasi peristiwa mulia ini manusia harus bertobat, dan sebagai bukti pertobatan, mereka harus member diri mereka dibaptis.
Krisis Yang Mendekat. Pemberitahuan Yohanes mengenai tindakan ilahi yang di ambang pintu mencakup dua aspek. Yang akan terjadi adalah baptisan berganda, yaitu dengan Roh Kudus dan dengan api (Mat. 3:11=Luk. 3:16). Yohanes juga memberitahukan baptisan tunggal yang merangkum dua unsure yakni penghukuman orang-orang jahat, tetapi membersihkan dan memurnikan orang-orang benar.
Baptisan Yohanes. Guna mempersiapkan umat Israel untuk Kerajaan yang akan datang, Yohanes meminta mereka agar bertobat dan menyerahkan dirinya untuk dibaptis dengan air. Pertobatan (metanoia) merupakan ide Perjanjian Lama yang berarti berpaling (shub) dari dosa kepada Allah. Allah memanggil Israel yang murtad, bertobatlah dan berpalinglah dari pada berhala-berhalamu dan palingkanlah mukamu dari segala perbuatan-perbuatanmu yang keji. (Yeh. 14:6).
Sumber Baptisan Yohanes. Para pakar tidak menyetujui sumber baptisan Yohanes. Beberapa diantaranya Robinson Brown berpendapat bahwa Yohanes menerapkan pembasuhan daru sekte Qumran untuk baptisan pertobatan.
Yesus Dan Yohanes. Yesus menegaskan bahwa nubuat Mesianis dari Yesaya 35:5-6 sedang digenapi dalam misiNya. Masa penggenapan Mesianis telah tiba. Lalu Yesus mengucapkan pujian penghargaan untuk Yohanes, tidak pernah ada manusia lebih besar dari pada Yohanes, namun orang yang berpaling kecil dalam Kerajaan Surga masih lebih besar dari pada dia.
Yohanes Dalam Injil Keempat. Laporan pelayanan Yohanes dalam Injil keempat berbeda dengan yang terdapat dalam injil Sinoptik, karena Yohanes menggambarkan Dia Yang Datang itu sebagai Anak Domba Allah yang akan menghapus dosa dunia.

3.      PERLU KERAJAAN ITU: Dunia dan Manusia
Dualisme Eskatologis. Para nabi Perjanjian Lama mengharapkan Hari Tuhan dan lawatan ilahi untuk membersihkan dunia dari kejahatan dan dosa serta menegakkan pemerintahan Allah yang sempurna di bumi ini.

Dunia Roh
Iblis. Sesudah baptisanNya, Yesus dibawa oleh Roh ke Padang gurun untuk dicobai Iblis (Mat. 4:1). Salah satu pencobaan ialah ketika Yesus di bawa ke suatu gunung yang tinggi sekali-mungkin dalam khayalan dan diperlihatkan semua kerajaan di dunia dengan kemuliaannya.
Setan-Setan. Di dalam Alkitab Injil Sinoptik, bukti khas yang paling menonjol dari kuasa Iblis adalah kemampuan setan-setan merasuk pusat kepribadian manusia.
Dunia. Yesus membagikan pandangan Ibrani mengenai dunia ini. Jelas Ia menganggap Allah sebagai pencipta dan baik manusia maupun alam semesta ini adalah ciptaan-Nya (Mrk. 13:9; Mat. 19:4).
Manusia. Sesungguhnya Yesus memandang manusia lebih berharga dari pada dunia binatang. Walaupun manusia adalah ciptaan Allah, tetapi ia lebih berharga dari pada burung-burung di udara atau bunga bakung di padang (Mat. 6:26-30; 10:31).

4.      KERAJAAN ALLAH
Tafsiran-Tafsiran Tentang Kerajaan Allah. Pandangan liberal kuno memandang Kerajaan Allah sebagai agama nubuat murni yang diajarkan oleh Yesus: Allah sebagai Bapa, persaudaraan manusia, nilai yang tak terhingga dari jiwa seseorang, dan etika kasih.
Kerjaan Allah Dalam Yudaisme. Allah sering dikatakan sebagai Raja, baik atas Israel (Kel. 15:18), maupun seluruh bumi (2 Raj. 19:15). Walaupun Allah sekarang Raja, referensi lain mengatakan tentang hari ketika Ia akan menjadi Raja dan akan memerintah atas umatNya (Yes 24:23).
Arti Basileia Tou Theou. Banyak yang mempertahankan pandangan bahwa basileia adalah “akhir zaman” (eskaton) tahap akhir eskatologis.
Kerajaan Sorga. “Kerejaan Surga” adalah satu idiom bahasa Semit dimana surga adalah pengganti untuk nama ilahi (Luk.15:18). Karena tradisi injil menunjukkan bahwa Yesus tidak selalu menghindari kata “Allah”, sangat mungkin bahwa ungkapan “Kerajaan Surga” adalah cocok dengan lingkungan orang Kristen Yahudi, yang memelihara tradisi Injil Matius dari pada memantulkan berita mencerminkan pemakaian yang nyata oleh Yesus.
Kerajaan  Eskatologis. Kedatangan kerajaan Allah adalah kebinasaan total dari Iblis dan para pengikutnya (Mat. 25:41), pembentukan satu masyarakat tertebus yang tidak bercampur dengan kejahatan (Mat. 13:36-43), persekutuan yang sempurna dengan Allah dalam pesta Mesias (Luk. 13:28-29).
Kerajaan Masa Kini. Yesus memandang pelayananNya sebagai satu penggenapan perjanjian dari Perjanjian Lama dalam sejarah, semacam penggenapan apkaliptis. Didalam dan di luar rumah Ibadah Yahudi di Nazaret, Yesus membaca nubuat tentang Mesias dari Yesaya 61:1-2) mengenai kedatangan dari Dia yang diurapi, untuk memberitakan tahun Tuhan dan kemulian dengan sungguh-sungguh  Ia menegaskan, “pada hari ini genaplah nats ini sewaktu kamu mendengarnya” (Luk. 4:21).
Struktur Eskatologis Baru. Ajaran Yesus tentang Kerajaan Allah secara radikal memodifikasi garis waktu penebusan. Perjanjian Lama dan Yudaisme mengharapkan satu hari, yaitu Hari TUHAN, saat Allah bertindak untuk mendirikan pemerintahanNya atas bumi.

5.      MASA BARU KESELAMATAN
Kerajaan Itu Sebagai Alam Berkat Masa Kini. Sejak Yohanes telah terjadi sesuatu yang baru, dan tercipta situasi baru dengan akibat bahwa “bagaimanapun besarnya Yohanes, yang paling kecil dalam kerajaan itu, masih lebih besar, tidak seperti Yohanes, ia berada di dalam kerajaan itu bukan karena keberhasilan pribadi, tetapi oleh anugrah Allah.
Kerajaan Sebagai Suatu Anugrah Masa Kini. Dalam penggenapan eskatologis, kerajaan itu adalah sesuatu yang akan diwarisi secara cuma-cuma oleh orang-orang benar (Mat. 25:34). Kata yang dipakai disini tidak menunjukkan pemerintahan Allah atau Masa Yang Akan Datang, tetapi berkat atas kehidupan, yaitu anugrah pemerintahan Allah dalam masa mendatang (Mat. 24:46).
Anugrah Keselamatan. Kerajaan sebagai pemberian Allah dapat dijelaskan lebih lanjut dengan studi tentang kata “keselamatan”. Dalam Injil kata-kata “menyelamatkan” dan “keselamatan” merujuk pada suatu berkat eskatologis maupun berkat masa kini.
Anugrah Pengampunan. Menurut para nabi, pengampunan adalah salah satu berkat dari masa mesianis. Tuhan adalah Hakim, penguasa, dan Raja akan menyelamatkan umatNya sehingga tidak tidak ada lagi yang sakit, karena Tuhan akan mengampuni segala kesalahan (Yes. 33:24).
Anugrah Kebenaran. Yang paling dekat dengan pengampunan adalah kebenaran. Kebenaran bukanlah semata-mata kualitas etika, tetapi satu hubungan yang benar, pembebasan ilahi dari kesalahan dosa. Mencari kerajaan Allah berarti mencari kebenaran Allah (Mat. 6:33), dan menerima kerajaan Allah berarti menerima kebenaran yang menyertainya.

6.      ALLAH KERAJAAN ITU
Allah Yang Mencari. Inti dari pemberitaan dan misi Tuhan adalah meyatakan Allah sebagai kasih yang mencari. Allah tidak lagi menunggu orang tersesat untuk melupakan dosa-dosanya, Allah sedang mencari orang berdosa.
Allah Yang Mengundang. Allah yang mencari adalah juga Allah yang mengundang. Yesus menggambarkan keselamatan eskatologis bagaikan satu perjamuan atau pesta dengan banyak tamu yang diundang (Mat. 22:1 dst). Yesus memanggil manusia kepada pertobatan, tetapi panggilan itu juga adalah undangan, yang berbeda dengan ajaran Yahudi.
Allah sebagai Bapa. Allah sedang mencari orang-orang berdosa dan mengundang mereka untuk menyerahkan diri mereka kepada pemerintahanNya supaya Ia menjadi Bapa mereka. Di dalam keselamatan eskatologis orang-orang benar akan masuk ke dalam kerajaan Bapa mereka (Mat. 13:43).
Allah Yang Menghakimi. Walaupun Allah mencari orang berdosa dan menawarkan kepadanya anugrah kerajaan itu, namun Ia tetap sebagai Allah yang menuntut balas kebenaran mereka yang menolak kebenaran ini.

7.      MISTERI KERAJAAN ITU
Aturan Penafsiran. Yang pertama dikemukakan oleh Julicher, ytang menjadi prinsip esensial, yaitu bahwa perumpamaan-perumpamaan itu adalah alegoris. Kedua bahwa  perumpamaan-perumpamaan itu harus dipahami sesuai dengan latar belakang kehidupan historis pelayanan Yesus dan bukan dalam dalam kehidupan gereja.
Misteri Kerajaan Itu. Misteri kerajaan itu adalah kedatangan kerajaan dalam sejarah lebih dahulu dari manifestasi apokaliptisnya. Singkatnya, “perwujudan tanpa penggenapan”. Inilah kebenaran tunggal yang digambarkan oleh beberapa perumpamaan dalam Markus 4 dan Matius 13.
Empat Macam Tanah. Kerajaan itu bekerja secara diam-diam, dan secara rahasia diantara manusia. Kerajaan itu tidak memaksakan diri atas mereka, dan harus diterima dengan rela. Tetapi dimana saja diterima, perkataan kerajaan itu, yang secara praktis sama dengan Kerajaan itu sendiri akan membawa banyak hasil.
Biji Sesawi. Perumpamaan biji sesawi menjelaskan kebenaran kerajaan itu, yang pada suatu ketika kelak akan menjadi pohon besar yang kini, telah ada di dalam dunia dalam bentuk butir kecil yang tidak menonjol.
Ragi. Perumpamaan ragi mengandung kebenaran dasar yang sama seperti benih sesawi yaitu bahwa kerajaan Allah yang pada suatu hari kelak akan memerintah seluruh dunia, telah masuk dalam dunia dalam satu bentuk yang sukar dilihat.
Harta Karun dan Mutiara. Satu-satu pikiran dalam kedua perumpamaan ini adalah bahwa Kerajaan Allah adalah begitu berharga sehingga harus dicari lebih dari harta kekayaan yang lain. Bila harganya itu meliputi seluruh harta kekayaan seseorang, maka harta itu sangat murah bagi satu kerajaan.
Pukat. Penafsiran lama memandang dalam perumpamaan ini sebagai satu nubuat tentang gereja. Kerajaan gereja itu terdiri dari campuran antara orang baik dan jahat yang akan dipisahkan pada hari penghakiman.
Benih Yang Tumbuh Dengan Sendirinya. Markus mencatat satu perumpamaan yang ditiadakan oleh penginjil-penginjil lain yang menrangkan karakter supernatural dari Kerajaan Allah (Mrk. 4:26-29).

8.      KERAJAAN DAN GEREJA
Yesus dan Israel. Dalam penelitian ini, ada beberapa fakta yang menentukan. Pertama, Yesus tidak menjalankan pelayananNya dengan maksud yang jelas untuk memulai satu gerakan baru, baik di dalam, maupun di luar Israel. Kedua, Israel secara keseluruhan telah menolak Yesus maupun pemberitaanNya tentang kerajaan itu. Ketiga, sama-sama penting. Sementara Israel secara keseluruhan, baik para pemimpin, maupun rakyatnya menolak untuk menerima Kerajaan yang di tawarkan Yesus, satu kelompok penting menanggapinya dalam iman.
Sisa Umat Yang Percaya. Konsep murid-muri Yesus sebagai Israel sejati dapat dipahami berdasarkan latarbelakang konsep Perjanjian Lama tentang sisa-sisa umat yang masih setia. Para nabi melihat Israel secara keseluruhan sebagai pemberontak dan tidak taan sehingga ditentukan untuk menderita hukuman ilahi. Namun dalam bangsa yang tidak setia itu masih ada sisa umat yang tetap percaya yang merupakan objek pemeliharaan Tuhan. Di sini sisa umat yang tetap percaya itu adalah umat Allah yang sejati.
Kerajaan dan Gereja. Gereja adalah masyarakat Kerajaan itu, tetapi bukan kerajaan itu sendiri. Murid-murid Yesus adalah milik kerajaan itu sebagaimana kerajaan itu adalah milik mereka, tetapi mereka bukan kerajaan itu. Kerajaan adalah pemerintahan Allah, sedangkan gereja adalah masyarakat manusia.
Gereja Bukanlah Kerajaan Itu. Gereja adalah rakyat dari kerajaan itu, bukan kerajaan itu sendiri. Itulah sebabnya tidaklah menolong untuk mengatakan bahwa gereja adalah “bagian dari kerajaan itu”, atau bahwa di dalam penggenapan eskatologis gereja dan Kerajaan akan menajadi sama.
Kerajaan Itu Menciptakan Gereja. Gereja yang empiris memiliki dua karakter. Mereka adalah umat Kerajaan itu masih belum menjadi orang-orang yang ideal karena masih terdapat beberapa yang sebenarnya bukan anak-anak Kerajaan itu. Jadi memasuki kerajaan itu berarti ikut serta dalam gereja, tetapi masuk gereja tidak berarti sama dengan masuk ke dalam kerajaan itu.
Gereja Adalah Alat Kerajaan. Gereja adalah alat Kerajaan itu. Murid-murid Yesus tidak hanya memberitakan kabar baik mengenai kehadiran Kerajaan itu, mereka juga adalah alat dari Kerajaan itu dalam hal bahwa pekerjaan-pekerjaan Kerajaan itu dilaksanakan melalui mereka seperti hal melalui Yesus sendiri.
Gereja: Penjaga Kerajaan. Gereja adalah penjaga Kerajaan. Menurut konsep rabi, Kerajaan Allah Yahudi mengandung pengertian bahwa Israel adalah penjaga Kerajaan itu. Kerajaan Allah adalah pemerintahan Allah yang dimulai dibumi sejak Abraham dan dijalankan terhadap Israel melalui Taurat.



9.      ETIKA KERAJAAN ITU
Survei Persoalan. Survei ini menjelaskan bahwa ajaran etika Yesus dan pandanganNya mengenai kerajaan itu harus dipelajari bersama. Etika Yesus ditafsirkan berkenaan dengan konsep pemerintahan Allah yang dinamis yang telah dimanifestasikan dalam pribadiNya tetapi baru akan dating pada saat penggenapan  waktu eskatologis.
Yesus dan Hukum Taurat. Yesus memelihara hubungan dengan Taurat Musa yang kurang lebih dapat disamakan dengan hubunganNya dengan Israel sebagai umat Allah.  Ia memberikan penggenapan janji Keselamatan mesianis kepada Israel, tetapi ketika mereka menolaknya, Ia mendapati umat Allah yang sejati di dalam murid-muridNya sendiri dimana pengharapan Perjanjian Lama terpenuhi.
Etika Pemerintahan Allah. Etika Yesus adalah etika Kerajaan, yaitu etika pemerintahan Allah. Tidaklah mungkin melepaskan hal itu dari seluruh konteks pemberitaan dan misi Yesus.
Etika Absolut. Bila kenyataannya etika Yesus adalah etika pemerintahan Allah, maka etika itu haruslah satu etika absolut. Dibelius memang benar, Yesus mengajarkan kehendak Allah yang murni, tidak berkondisi, dan tanpa kompromi, yang diletakkan Allah ke atas manusia sepanjang masa.
Etika Hidup Batiniah. Etika Kerajaan itu memberi penekanan baru atas kebenaran hati. Untuk masuk dalam Kerajaan Surga diperlukan kebenaran yang melebihi kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (Mat. 5:20).
Pencapaian Kebenaran. Pembaruan batin diperkirakan telah dialami oleh umat perjanjian Allah atau Yesus percaya bahwa ajaranNya sendiri akan menanamkan perintah-perintah Allah dalam hati para pendengarnya.
Pahala dan Anugrah. Banyak ungkapan dalam ajaran Yesus menyatakan bahwa berkat-berkat Kerajaan itu adalah pahala. Pemberian anugrah cuma-cuma ini dilukiskan oleh penyembuhan terhadap yang buta, yang timpang, yang penyakit kusta, yang tuli, membangkitakn orang mati, dan pembertiaan kabar baik, kepada orang miskin (Mat. 11:5).
  
10.  MESIAS
Mesias Dalam Perjanjian Lama. Kadang kala Allah berbicara tentang beberapa orang sebagai “yang diurapi” karena dalam pikiran Allah, mereka diasingkan untuk menjalankan maksud ilahi meskipun mereka tidak diurapi dengan minyak pentahbisan. Demikian Koresy orang Persia itu adalah “orang yang Kuurapi” Maz. 105:15) dan Israel juga disebut umat yang diurapi Allah (Hab. 3:13).
Gagasan Mesianis Dalam Yudaisme. Kata “mesianis” tidak sering dipakai dalam literature antara kitab perjanjian. Mazmur Salomo yang ditulis oleh penulis tak dikenal yang masuk kedalam.
Pengharapan Mesianis Dalam Kitab-Kitab Injil. Cukup jelas bahwa orang-orang mengharapkan kedatangan seorang Mesias (Yoh. 1:20; 41; 4:29). Ia akan menjadi seorang keturunan Daud (Mat. 21:9), dan Ia akan dilahirkan di Betlehem (Yoh. 7:40), ada satu tradisi bahwa Ia akan muncul tiba-tiba diantara manusia dengan asal-usul yang tida jelas (Yoh. 7:26-27).  Bila Mesias datang, Ia akan hidup selama-lamanya (Yoh. 12:34).
Yesus dan Mesias. Kata Christos dengan sangat sedikit pengecualiaan muncul dalam keempat Injil sebagai satu nama sebutan dan bukan satu nama biasa. Di empat tempat kata itu dipakai sebagai nama biasa dalam cerita, dan hal itu masih bisa diterima.
Anak Daud. Dalam Perjanjian Lama menantikan seorang Raja keturunan Daud (Yer. 23:5; 33:15). Dia yang diurapi Allah dalam Mazmur Salomo adalah Anak Daud (Mzm. Sal.17:23). Dalam masa pasca Yudaisme Kristen, “Anak Daud” sering muncul sebagai sebutan Mesias.

11.  ANAK MANUSIA
Secara teologis, salah satu tanda mesianis yang paling penting dalam Injil Sinoptik adalah Anak Manusia. Ada tiga fakta yang sangat penting. Pertama, dalam Injil Tradisi, sebutan Anak Manusia adalah cara yang paling disukai Yesus untuk menyebut diriNya sendiri, bahkan itulah sebutan yang digunakanNya secara bebas. Kedua, sebutan itu tidak pernah dipakai oleh orang lain untuk menyebut Yesus. Ketiga, tidak ada bukti dalam Kisah Para Rasul atau suraut-surat kiriman yang mengatakan bahwa  gereja kuno menyebut Yesus dengan Anak Manusia.

Latar Belakang Anak Manusia. Latar belakang Perjanjian Lama yang munkin adalah penglihatan Daniel tentang empat binatang dahsyat yang berturut-turut keluar dari laut. Ini melambangkan empat kerajaan dunia berturut-turut.
Anak Manusia Dalam Sinoptis. Penggunaan Anak Manusia dalan Injil Sinoptik terbagi atas tiga kategori: Anak Manusia di dunia melayani, Anak Manusia di dalam penderitaan dan kematian, dan anak manusia dalam kemuliaan eskatologis.
Anak Manusia Duniawi.  Ada dua pola yang dapat dideteksi dalam Injil Markus. Kaisarea Filipi dan pengenalan Petrus atas Kemesiasan Yesus menandai titik balik dalam penyataan diri Yesus kepada murid-muridNya. Sesudah Kaisarea Filipi muncul dua catatan baru, yaitu Anak Manusia harus menderita dan mati, tetapi setelah itu Ia akan datang kepada Anak Manusia eskatologis untuk menghakimi dan memerintah dalam Kerajaan eskatologis Allah.
Anak Manusia Yang Menderita. Sekali murid-murid yakin bahwa Yesus dalam beberapa pengertian adalah Mesias yang sedang menggenapi nubuat pengharapan Israel, Yesus mulai mengutarakan satu nada baru, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari” (Mrk. 8:31). Untuk gagasan bahwa Anak Manusia harus mati inilah Petrus menegur Dia, gagasan bahwa Anak Manusia atau Mesias itu mati, memang luar biasa dan satu terminologi yang bertentangan.
Anak Manusia Apokaliptis. Pada waktu yang sama ketika Yesus mengumumkan penderitaanNya, Ia juga mengumumkan kedatanganNya yang penuh kemuliaan. Setelah Kaisarea Filipi perkiran tentang kedatanganNya yang penuh kemuliaan sebagai Anak Manusia terjadi dengan frekuensi yang relatif.
Kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan istilah Anak Manusia, ditafsirkan berkenaan dengan latar belakang historis dan religious, Yesus mengklaim untuk martabat mesianis maupun peranan mesianis.

12.  ANAK ALLAH
Pendahuluan. Ungkapan mesianis yang paling penting dalam studi penyataan diri Yesus adalah Anak Allah. Dalam sejarah pemikiran teologis ungkapan ini mengandung konotasi esensi Ketuhanan Yesus Kristus.  Ia adalah Anak Allah, pribadi kedua dari Allah Trinitas.
Arti “Anak Allah”. Vos menunjukkan bahwa “Anak Allah” sekurang-kurangnya dapat dipakai dalam empat cara. Ciptaan Allah boleh disebut anak Allah dalam pengertian asal-usulnya, karena ciptaan itu ada sebagai akibat langsung dari kegiatan penciptaan Allah. Adam disebut anak Allah dengan pengertian yang kurang lebih sama dengan Set adalah anak Adam (Luk. 3:38). Kedua, ungkapan anak Allah dapat dipakai untuk melukiskan hubungan manusia dengan Allah sebagai objek pemeliharaan kasihNya yang khusus. Ketiga, adalah mesianik, Raja keturuan Daud itu disebut Anak Allah (2 Sam. 7:14). Pengunaan ini tidak mencakup implikasi yang perlu seperti sifat ilahi tokoh mesianis, karena hal itu berkaitan dengan jabatan mesias. Keempat, adalah arti teologis. Dalam pewahyuan Perjanjian Baru dan teologi Kristen sesudahnya, “Anak Allah” mempunyai makna yang lebih tinggi, Yesus adalah Anak Allah sebab Ia adalah Allah dan memiliki sifat ilahi.
Mesias Anak Allah Dalam Yudaisme.  Ide Anak Allah mesianis dapat ditelusuri kembali pada kepada Daud dengan kaitan keturunannya yang akan menggantikan dia dalam takhta Israel dan hal itu melampaui keturunan Daud yang dekat kepada keturunan yang lebih besar, yaitu Anak Allah Mesianis dalam pengertian yang utuh dari kata itu.
Manusia Ilahi. Kemungkinan latar belakang lain untuk “Anak Allah” adalah gagasan Yunani tentang manusia ilahi. Dalam agama-agama Timur, semua Raja dianggap sebagai keturunan dewa-dewa. Dalam Helenisme, ada orang-orang yang dianggap memiliki kuasa ilahi dan sanggup membuat mukjizat, mereka itu disebut theioi Andres, atau manusia ilahi.
Anak Allah Dalam Injil. Markus pada awal injilnya menyatakan dengan jelas bahwa pengertiannya tentang Kristus adalah Anak Allah (Mrk. 1:1) dan Matius memahami pengakuan Petrus tentang Yesus sebagai Mesias dalam pengertian sebagai Anak Allah (Mat. 16:16).
Pembaptisan. Pada awal pelayananNya, Yesus dinyatakan sebagai Anak Allah dan Mesias yang terpilih oleh satu suara dari surge, “Engkau Anak Yang Kukasihi, kepada-Mulah aku berkenan” (Mrk. 1:1).
Cobaan. Yesus harus dipahami latar belakang ini. Iblis tidak menantang Yesus dengan kata-kata, “Kalu Engkau Mesias”, tetapi “Kalau Engkau Anak Allah”. Iblis mengetahui bahwa Yesus sebagai Anak Allah, dapat meminta bantuan malaikat untuk menjamin keselamatan pribadi.
Ketidaktahuan Anak. Yesus mengacu diriNya sebagai Anak Allah dengan perkataanNya mengenai waktu parousiaNya, “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di surge tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja” (Mrk. 13:32).
Penggarap-Penggarap Yang Jahat. Dalam perumpamaan penggarap kebun anggur yang jahat (Mrk. 12:1-12), sekali lagi posisiNya sebagai Anak dibedakan dengan kemesiasan dan menjadi dasar misi mesianis.
Perdebatan Dengan Orang Farisi. Dalam perdebatan dengan orang Farisi selama minggu terakhirNya, Yesus mengajukan pertanyaan, “Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan bahwa Mesias adalah Anak Daud”? Mesias sebagai keturuan Daud diterima secara luas dan tidak dapat disangkal (Rm. 1:3) dan tidak ada bukti bahwa Yesus marah atau merasa tersinggung karena disebut Anak Daud.
Dihadapan Sanhendrin. Klaim sebagai anak atas tatanan agung yang serupa ditemukan dalam peristiwa pengadilan Yesus di hadapan Sanhendrin. Berbagai tuduhan dilontarkan terhadap Yesus, yang tidak dijawabNya. Akhirnya Imam kepala menyuruh Ia bersumpah (Mat. 26:63) dan bertanya secara langsung, “Apakah Engkau Mesias, Anak dari yang Terpuji”?
Kesimpulan. Yesus memandang diriNya sebagai Anak Allah dalam satu cara yang unik sehingga Ia terpisah dari semua orang dalam hal Ia berbagi keesaan dengan Allah yang mustahil bagi manusia biasa.
Rahasia Mesianis. Kesadaran mesianis Yesus harus dibedakan dari wahyu mesianis. Tak dapat disangsikan bahwa Injil menggambarkan Yesus sebagai memiliki kesadaran mesianis.
Tuhan. Dalam gereja yang mula-mula salah satu sebutan kehormatanYesus adalah “Tuhan”. Itu adalah pengakuan iman yang terutama dalam Yesus (Rm. 10:9), dan itu mengandung konotasi ilahi. Sebagai Tuhan, Yesus, dibangkitkan dan dimuliakan, duduk pada sebelah kanan Allah (Kis. 2:33, 36), dimana Ia akan memerintah hingga semua ciptaan mengakui ketuhananNya (Flp. 2:9-11).

13.  PERSOALAN MESIAS: Yesus Dari Sejarah dan Yesus History
Persoalan. Persoalan ialah pengertian modern mengenai sifat sejarah. Penolakan gambaran Injil ini tidak timbul dari studi tentang Injil yang objektif, terbuka dan induktif, tetapi dari perkiraan filosofis tentang sifat sejarah dan sifat Injil.
Kualitas Dari Injil. Pertama-tama harus diakui bahwa Injil-Injil itu ditulis oleh orang-orang beriman yang berasal dari masyarakat orang percaya. Injil-injil itu bukan laporan historis yang netral dan objektif bila yang kita maksudkan dengan netral dan objektif itu adalah satu sikap menyerahkan yang tidak penting.
Kritik Bentuk dan Injil. Kritik bentuk yang radikal memandang tradisi Injil sebagai suatu yang tidak terkendali, dan tradisi yang berkembang bebas yang melalui serentetan tahap dari Yesus historis sampai kristologi ortodoks.
Kebenaran Sejarah. Kenyataannya ialah Injil mengandung banyak petunjuk dimana tradisi sama sekali tidak dibentuk kembali oleh iman Kekristenan purba, namun memiliki makna historis yang kuat.
Yesus Sejarah. Masalah kebenaran sejarah dari gambaran Yesus dalam Injil telah terangkat secara meluas karena konsep sejarah modern dan Yesus sejarah. Dari kontrovensi kristologi dalam abad-abad pertama, itegritas gambaran Injil jarang dipermasalahkandengan serius, tetapi penggunaan “kritis “alkitabiah modern meragukan kebenaran historisnya.
Sejarah dan Iman. Bultmann adalah pendukung utama pada posisi bahwa iman itu haruslah iman di dalam Firman Allah saja.  Jika iman berdasarkan verifikasi historis, maka iman itu bukan lagi iman yang autentik, tetapi telah turun menjadi perbuatan-perbuatan baik-dari sejarawan.

14.  MISI MESIAS
Peristiwa Penyaliban. Dari sudut pandang sejarah, kematian Yesus adalah satu tragedi dari seorang yang terperangkap dalam pertentangan-pertentangan kekuatan politik. Yesus telah mendatangkan permusuhan yang mematikan dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan menolak penafsiran mereka tentang Taurat dan dengan demikian menghancurkan seluruh landasan Yudaisme ajaran ahli Taurat.

Prediksi Tentang Penderitaan. Dengan jelas Injil menyatakan Yesus memprediksi penderitaanNya, Injil mencatat bahwa pengakuan Petrus tentang kemesiasan Yesus di Kaisarea Filipi adalah satu titik balik dalam pelayananNya.
Pengharapan Yesus Dari Kematian. Pentingnya kematianNya dalam menggenapi misinya tidak tergantung pada beberapa ramalan ini. Sesungguhnya kematian Yesus adalah salah satu tema utama Injil.
Arti Salib. Ada dua tempat dimana Yesus menerangkan arti kematianNya, yaitu ucapan penting dalam Markus 10:45 dan pada perjamuan terakhir.
Kematian Yesus Adalah Mesianis. Yohanes menegaskan bahwa kematian Yesus bukan hanya satu peristiwa sejarah, melainkan adalah tindakan penebusan Yesus yang dilakukan dengan cermat. Ia adalah gembala yang baik yang menyerahkan nyawanya (psyche) untuk domba-dombaNya (Yoh. 10:11, 15, 17).
Kematian Yesus Adalah Demi Penebusan Dosa. Makna penebusan dari kematian Yesus terlihat dalam ungkapan tentang tebusan dalam Markus 10:45. Ungkapan bahwa Anak Manusia akan memberikan nyawaNya (psyche) bagi tebusan orang banyak. Pertama adalah bahwa hidup (psyche) seseorang dapat lenyap atau hilang. Kedua adalah tentang tebusan.
Kematian Yesus Adalah Pengganti. Kematian Yesus itu tidak hanya menebus, penebusan itu digenapi oleh penggantian. Satu unsur pengganti harus dikenali, baik dalam konsep secara umum yang tercukup, mapun dalam bahasa khas yang dipakai.
Kematian Yesus Adalah Pengurbanan. Kematian Yesus tidak hanya menebus dengan cara penggantian, melainkan juga kematian pengurbanan. Unsur  pengurbanan muncul dalam kata-kata Tuhan kita berkaitan dengan perjamuan terakhir.
Kematian Kristus Adalah Eskatologis. Kematian Yesus Kristus memiliki satu makna eskatologis karena Ia berkata, “Aku berkata kepadamu: sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah” (Mrk. 14:15).
Pengalaman Salib. Dua rincian mengenai penderitaan dan kematian Yesus menyiratkan makna yang jauh lebih mendalam tentang proses kematianNya dari pada kematian jasmani, bagaimanapun menakutkannya. Ketiga Injil Sinoptik menghubungkan doa yang mengerikan di Getsmani dengan Bapa-Nya agar menyingkirkan “cawan ini” dari padaNya (Mrk. 14:36).
Kematian Yesus Merupakan Satu Kemenangan. Dalam pribadi dan misi Yesus, Kerajaan Allah mengalahkan kerajaan Iblis. Yohanes mengatakan bahwa pergumulan ini meluas sampai pada Salib. Saat kematian berarti bahwa “Penguasa dunia” berusaha untuk menelan Yesus. Pengkhianatan Yudas dilukiskan sebagai sati tindakan yang didorong oleh Iblis (Yoh. 6:70). Namun kematian Yesus berarti bahwa penguasa dunia ini”dilemparkan keluar” (Yoh. 12:31).

15.  ESKATOLOGI
Eskatologi Pribadi: Status Perantara. Yesus hanya berbicara sedikit tentang nasib pribadi terpisah dari kedudukanNya dalam kerajaan Eskatologis Allah. Seluruh Perjanjian Baru dengan tegas membedakan antara alam maut (hades), status perantara, dan neraka (Gehenna) yaitu tempat hukuman terakhir.
Kebangkitan. Jelas bahwa nasib pribadi itu dilihat dalam kaitannya dengan kebangkitan tubuh. Dalam beberapa peristiwa Yesus menghidupkan orang-orang mati. Ini bukan mukjizat yang terpisah, tetapi tanda masa mesianis.
Neraka. Kata perjanjian baru untuk tempat penghukuman terakhir adalah Gehenna, yang berasal dari kata Ibrani ge hinnom.
Pandangan Yesus Tentang Masa Depan: Sumber. Hukuman-hukuman ilahi dalam sejarah adalah latihan untuk hukuman akhir dan inkarnasi antikristus yang berturut-turut adalah tanda-tanda konsentrasi yang tinggi dari perlawanan si jahat menjelang akhir jaman.
Pandangan Yesus Mengenai Masa Depan: Sejarah. Injil melaporkan Yesus sebagai sedang mengantisipasi kejadian-kejadian tertentu terjadi dalam sejarah masa depan. Yesus mengantisipasi hukuman ilahi untuk jatuh atas Israel karena kebodohan rohaninya. Hukuman ini bersifat sejarah maupun eskatologis.
Kedatangan Kerajaan Itu. Akhir zaman dan kedatangan Kerajaan Allah dilukiskan dalam Markus 13:24. Pertama Yesus berbicara tentang malapetaka kosmis: gelapnya matahari dan bulan, jatuhnya bintang-bintang, dan goncangnya kuasa-kuasa langit.

Hukuman. Yesus sebagaimana yang dilaporkan oleh Matius sering berbicara mengenai hukuman. Dihadapan Sanhendrik Ia mengklaim sebagai hakim Eskatologis.
Waktu Kerajaan Itu. Persoalan yang paling sulit dalam pandangan Yesus mengenai masa depan dalah pengharapanNya mengenai saat kedatangan Kerajaan itu.
Kesegeraan. Tiga ungkapan ditafsirkan dengan pengertian bahwa Yesus mengharapkan Kerajaan eskatologis akan segera datang pada masa depan. Ketika Ia mengutus kedua belas muridNya itu dalam misi pemberitaan di Galilea. Kedua, ditemukan sebelum pemuliaan di atas gunung. Setelah pengakuan Petrus tentan kemesiaan Yesus, Yesus mulai mengajar murid-murid tentang fakta kematian mesianisNya dan parousiaNya. Ketiga, ditemukan dalam percakapan di bukit zaitun.
Penundaan. Penundaan itu disuarakan dalam perumpamaan seorang janda yang tidak jemu-jemu (Luk. 18:1-8). Mereka yang percaya Allah harus tetap teguh dalam permohonan untuk pembenaran ilahi, meslipun kelihatannya tertunda.
Ketidakpastian. Nada paling kuat adalah ketidak pastian saat kedatangan kerajaan Allah itu. Yesus menegaskan bahwa ia tidak mengetahui bila kerajaan itu akan datang (Mrk. 13:32).
Persoalan. Ungkapan-ungkapan mengenai penundaan parousia itu dipahami sebagai perumusan gereja dan bukan berdasarkan kata-kata Yesus.
Pertimbangan-Pertimbangan Eksegese. Tidak jelas apakah ungkapan Yesus dalam Mrk. 9:1 dan 13:30 menunjuk kepada parousia atau kedatangan Kristus. Dalam penafsiran Markus 13:30 pertanyaan eksegese itu adalah kalimat yang mendahului “semuanya itu” (tauta panta).
Arti Kesegeraan. Kesan secara menyeluruh dari Injil Sinoptik itu jelas. Injil membiarkan pembaca dalam satu situasi dimana ia tidak dapat menentukan saat akhir zaman, ia tidak dapat mengatakan bahwa hal itu pasti akan datang besok, atau minggu depan atau tahun depan, juga ia tidak dapat mengatakan hal itu tidak akan datang untuk satu waktu yang lama. Catatan kuncinya ialah: “Karena itu berjaga-jagalah sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya”.



Bagian Kedua
Injil Keempat

16.  PERSOALAN KRITIS
Perbedaan-perbedaan antara Injil Sinoptik dengan Injil Yohanes tidak boleh diabaikan. Perbedaan-perbedaan ini dalam teologi adalah akibat wajar dari perbedaan-perbedaan dalam hal pendahuluan. Ada perbedaan dalam lokasi pelayanan Yesus. Dalam Injil Sinoptik, kecuali minggu terakhir, pelayanan Yesus sebagian besar dikhususkan untuk Galilea, sementara dalam Injil Yohanes pelayananNya berkisar pada beberapa kali kunjungan ke Yerusalem. Ada perbedaan dalam masalah waktu. Injil Sinoptik hanya menyebutkan satu Hari Raya Paskah dalam kelihatannya hanya melaporkan kejadian-kejadian selama satu atau dua tahun, sedangkan dalam Injil Yohanes paling sedikit ada tiga hari Raya Paskah.

17.  DUALISME YOHANES
Dua Dunia. Dualisme Injil Sinoptik pada pokoknya horizontal kontras antara dua masa masa kini dan masa yang akan datang. Dualism dalam Yohanes pada pokoknya vertical kontras antara duania  yakni dunia atas dan dunia bawah.
Gelap dan Terang. Dunia bawah adalah alam gelap, sedangkan alam atas adalah alam terang. Yesus telah datang ke alam gelap dan untuk membawa terang.
Daging dan Roh. Daging adalah milik alam bawah. Roh adalah milik alam atas. Daging itu tidak berdosa, seperti kata Paulus, tetapi mewakili kelemahan dan ketdak mampuan alam bawah.
Kosmos. Penggunaan kosmos yang paling menarik untuk umat manusia ditemukan dalam ungkapan-ungkapan dimana dunia-umat manusia adalah objek kasih dan keselamatan Allah.
Kosmos: Manusia Bermusuhan Dengan Allah. Pemisahan manusia menjadi umat Allah dan dunia bukanlah satu pembagian yang mutlak. Manusia dapat berpindah dari dunia kepada Allah dengan mendengarkan dan merespon misi dan berita Yesus.
Iblis. Dalam Injil keempat dunia kelihatan berada dalam genggaman kuasa gaib si jahat, yang disebut Iblis. Ia dilukiskan dalam bahasa yang sangat mirip dengan bahasa Paulus, “Penguasa dunia”.
Dosa. Dosa adalah kegelapan, dan karakter dunia yang berdosa adalah kegelapan. Tetapi Allah tidak membiarkan dunia ini. Terang itu bercahaya dalam kegelapan.
Dosa, Adalah Ketidak Percayaan. Ketidak percayaan dalam Kristus adalah pertanyaan lanjutan dari kebencian dasar kepada Allah.
Kematian. Kematian adalah karakter dunia ini, tetapi hidup telah datang ke dunia ini dari atas sehingga semua orang dapat terhindar dari kematian dan masuk dalam hidup yang kekal.
Dualism Eskatologis. Dalam misi Yesus terang dan hidup telah menyerbu kegelapan untuk membebaskan manusia dari kegelapan, dosa, dan kematian, untuk memberi mereka hidup Roh.
Dualisme Yunani. Manusia seperti hanya alam semesta, bersifat mendua: tubuh dan jiwa. Dunia itu termasuk dunia fenomental, dan jiwa termasuk noumenal.
Dualism Qumran. Ada dua Roh yang saling berperang - Roh kebenaran dan Roh pemberontakan dan malaikat perusak akan melepaskan murka Roh kebenaran dari sumber terang dan Roh pemberontak dari sumber kegelapan.
Perbandingan Dengan Yohanes. Walaupun dalam penekanan Yohanes berbeda dengan Sinoptik, tetapi teologi dasarnya sama.

18.  KRISTOLOGI
Logos. Yohanes mengambil nada eskatologis dalam pendahuluannya dengan menyatakan Yesus sebagai “Logos”. Pada mulanya adalah Logos; Logos itu bersama-sama dengan Allah dan Logos itu adalah Allah. Arti yang pertama dan yang paling penting adalah pra-eksistensi Yesus, yakni Logos itu. Kedua adalah menggunakan ide Logos menegaskan keilahian Yesus. Ketiga adalah Yohanes menegaskan bahwa Logos itu perantara penciptaan. Keempat adalah ada penegasan yang mengagumkan bahwa “Firman itu telah menjadi manusia.
Mesias. Injil ditulis bukan supaya manusia percaya kepada Yesus Kristus, tetapi supaya manusia percaya bahwa Yesus adalah Kristus. NamaNya adalah Yesus, bukan Yesus Kristus. Kristus baru satu nama setelah Injil bergerak ke dunia Helenistik (Kis. 11:26).
Anak Manusia. Ungkapan “Anak Manusia” adalah satu ucapan yang hanya dipakai oleh Yesus sendiri, tidak pernah diterapkan kepadaNya oleh murid-muridNya atau oleh orang lain.
Anak Allah. Salah satu perbedaan yang khas antara Injil Sinoptik dan Yohanes adalah perbedaan peran Yesus sebagai anak terhadap Allah. Pater dipakai dalam Yesus sebagai Allah empat kali dalam Markus, Q delapan atau Sembilan kali, dalam Matisu dua puluh tiga kali.
Misi Anak. Sebagai anak Allah, Yesus ditunjuk untuk menggenapi satu misi ilahi. Unsure yang paling sering diulangi dalam misi ini adalah untuk menjadi perantara kehidupan kepada manusia.
Anak Ilahi. Sebagai Anak Allah, Yesus itu bukan sekedar orang yang dipilih yang berdidekasi, Ia ikut mengambil bagian dalam keilahian.
Kemanusiaan Yesus. Yesus bukan hanya digambarkan sebagai Anak yang sama sekali bergantung kepada Bapa, Ia juga dilukiskan dalam terminology manusia seutuhnya.

19.  HIDUP YANG KEKAL
Data Linguistik. Kata Zoe terdapat tiga puluh tiga dalam Injil Yohanes, kata ifinitif zen enam belas kali, kata kerja gabungan zoopoiein tiga kali. Kata-kata zoe aionios terdapat tujuh belas kali tanpa perbedaan artiyang nyata dari kata zoe yang sederhana.
Latar Belakang Yahudi. Ucapan yang tepat terdapat dalam LLX hanyalah dalam Daniel 12:2, yang diterjemahkan hayye olam, “hidup zaman itu” yang menunjuk kepada hidup pada masa depan setelah bangkit dari kematian.
Hidup Dalam Gnostisisme. Hidup adalah milik Allah. Di dalam risalat pertama Poimandres (gembala umat) Allah disebut pikiran (nous).
Hidup Dalam Sinoptik. Injil Sinoptik juga berbicara tentang hidup kekal, tetapi disini, seperti dalam Yudaisme itu adalah hidup pada masa yang akan datang.
Hidup Kekal Dalam Injil Yohanes: Eskatologis. Dalam Injil keempat, hidup itu masih berkarakter eskatologis. Pada umumnya, sikap orang Yahudi tercermin dalam pengharapan Yahudi untuk menemukan hidup yang kekal dalam Kitab Suci.

Kehidupan Kekal: Kini. Meskipun hidup kekal itu eskatologis, pusat penekanan Injil keempat tidak untuk menunjukkan kepada manusia cara hidup pada masa yang akan datang, melainkan menjajikan kepada mereka satu pengalaman hidup masa depan itu pada masa kini.
Watak Hidup Yang Kekal: Pengetahuan Akan Allah. Pernyataan ini menuntut kepada ide Yunani tentang pengetahuan dan membandingkannya dengan ide Ibrani, serta menganalisis pemikiran Yohanes atas dasar latar belakang ganda ini.
Pengetahuan Dalam Pemikiran Yunani. Dalam pemikiran filosofis pengetahuan berarti perenungan objek pengetahuan itu untuk memastikan sifat-sifat dasarnya.
Pengetahuan Dalam Pemikiran Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama pengetahuan itu sangat berbeda hal itu sangat berkonotasi pengalaman ketimbang perenungan atau kegembiraan yang luar biasa.
Pengetahuan Dalam Yohanes. Pengetahuan adalah hubungan pengalaman. Ada persekutuan akrab dan timbale balik antara Bapa dan Anak, selanjutnya Yesus mengenal murid-muridNya dan mereka mengenal Dia, dan dalam pengenalan akan Dia, mereka juga mengenal Allah.
Visi Tentang Allah. Visi Yohanes tentang Allah itu bukan kegembiraan yang luar biasa atau mistik, melainkan konfrontasi dan pengenalan pribadi dengan perantaraan Yesus.
Pengetahuan Kebenaran. Bila kehidupan kekal itu dapat dirumuskan dalam terminologI pengetahuan akan Allah, maka hal itu parallel dengan pengetahuan akan kebenaran. “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”.
Kebenaran Dalam Perjanjian Lama. Kebenaran dan pengetahuan akan Allah adalah konsep yang ada berkaitan. Ketidak taatan Israel berarti bahwa “tidak ada Emeth dan Chesed, dan tidak ada pengenalan akan Allah ditanah itu.
Kebenaran Dalam Injil Yohanes. Kebenaran dalam kitab Yohanes tidak menunjukkan suatu dunia yang murni dan realitas yang kekal tanpa kasih, melainkan suatu konsep soteriologi, yang menunjukkan apa yang telah dilakukan Allah di dalam Yesus.

20.  KEHIDUPAN KRISTEN
Iman. Satu-satunya yang dituntut Yesus kepada manusia untuk menerima pemberian hidup yang kekal ialah iman, keyakinan.
Iman dan Tanda-Tanda Mukjizat. Iman merupakan tanggapan manusia kepada kesaksian, apakah itu dari kesaksian Yohanes, dari perkataan Yesus, dari nubuatan Yesus, dari Alkitab, dari parakletes, dan murid-murid.
Kemuliaan. Tanda-tanda yang menyaksikan Yesus juga menyatakan Doxa ilahi-kemuliaan Allah. Arti dasar dari pemakaian Doxa adalah “pujian, “kehormatan”.
Iman dan Pengetahuan. Satu hubungan yang erat antara iman dan pengetahuan dalam Injil keempat karena keduanya diarahkan kepada objek yang sama.
Takdir. Beberapa ungkapan dalam Injil Yohanes kelihatannya mencerminkan pandangan yang tinggi tentang takdir-bahwa hanya mereka yang dipilih Allah yang dapat datang kepada Iman.
Tinggal Tetap. Bila iman adalah jalan untuk masuk ke dalam hidup kekal, tinggal tetap adalah satu tuntutan untuk terus dalam iman.
Etika Yohanes. Yohanes memikirkan tentang perilaku Kristen, tetapi ia menyatakannya  dengan terminology yang berbeda.
Gereja. Jelas bahwa Yesus sebagaimana yang digambarkan oleh Yohanes menanti-nantikan pembentukan satu umat Allah yang baru.
Sakramen. Sakramen dalam Injil Yohanes adalah salah satu yang mana tidak ada kesamaan pendapat diantara para penafsir kontenporer. Para pakar katolik cenderung menafsirkan kitab Yohanes dalam satu cara sacramental.
                                                         
21.  ROH KUDUS
Pneuma Dalam Agama Helenistik. Orang-orang Yunani biasa menganggap unsur yang paling mendasar dari kebenaran manusia adalah psyche bukan pneuma.
Pneuma Dalam Perjanjian Lama. Ruach Yahwe dalam Perjanjian Lama bukanlah kesatuan yang terpisah atau berbeda, itu adalah kuasa Allah – tindakan pribadi dalam kehendak Allah untuk menjangkau objek moral dan agama.

Pneuma Dalam Injil Sinoptik. Yesus dikaruniai Roh untuk memenuhi Misi mesianisNya, dan bahwa misiNya meliputi karena Roh secara umum, dan bahwa murid-muridNya akan disanggupkan oleh Roh untuk mengatasi kesulitan apa saja yang akan mereka temui.
Roh Kudus Dalam Injil Yohanes.  Roh Kudus datang dari atas dari Allah-tetapi Roh datang untuk mentahbiskan satu masa baru tentang sejarah penebusan sebagai lawan dari masa lama Hukum Taurat.
Paraclete. Ada lima ungkapan unik ditemukan dalam pembicaraan ruang atas (14-16), yang dilakukan berkenaan dengan kedatangan Roh Kudus, yang disebut Paraclete.
Sifat Paraclete. Yesus berbicara mengenai kedatangan Roh sebagai “Paraclete yang lain (allon)”. Ini menunjukkan bahwa Yesus telah menjadi sati paraclete terhadap murid-muridNya dan bahwa Roh iti akan datang untuk menggantikan tempatNya dan melanjutkan pelayananNya terhadap murid-murid itu.
Misi Roh Kepada Para Murid. Roh Kudus akan datang mendiami murid-murid Yesus. Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah pekerjaan Roh Allah dalam Perjanjian Lama di dalam hati umat Allah.
Misi Roh Kepada Dunia. Kalau tugas utama Roh kepada orang percaya adalah sebagai guru dan penerjemah, maka kepada dunia Ia adalah penuduh.

22.  ESKATOLOGI
Persoalan Kritis. Dalam Injil Yohanes Kerajaan Allah hanya disebutkan dua kali, sebaliknya berita utama Tuhan Yesus adalah hidup kekal, yang dikaruniakanNya kepada manusia dewasa ini.
Struktur Eskatologis. Yang mendasari struktur pemikiran Yohanes adalah dualism ganda: yaitu dualism vertikan tentang atas dan bawah, dan dualism horizontal tentang masa kini dan masa depan.
Kedatangan Kristus. Ide Yohanes tentang “kedatang” Yesus lebih rumit dari pada Injil Sinoptik. Yesus membicarakan kepergianNya dan kembaliNya setelah kebangkitanNya.
Kebangkitan. Pentingnya kebangkitan dicerminkan dalam penekanan Yohanes atas kebangkitan Yesus sebagai suatu kebangkitan tubuh yang nyata. Jelas bahwa tubuh kebangkitan memainkan peranan penting dalam pemikiran Yohanes.
Hukuman. Seperti halnya hidup kekal dan kebangkitan mencukup masa kini, maupun masa depan, demikian juga, penghakiman meliputi pemisahan masa depan pada akhir zaman dan juga sebagai pemisah rohani saat ini antara manusia sesuai dengan hubungan mereka dengan Kristus.