MEDIA PEMBELAJARAN BESERTA KLASIFIKASINYA
MENURUT HEINICH, 1996
Pengertian
Media
Media berasal dan
bahasa Latin yang mempunyai arti “antara”. Makna tersebut dapat diartikan
sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dan suatu
sumber kepada penerima. Sejumlah pakar membuat batasan tentang media, di
antaranya yang dikemukakan oleh Association
of Education and Communication Technology (AECT) Amerika. Menurut AECT
media adalah “segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan
atau informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat
diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk membawa informasi dan pengajar ke peserta didik.
Hal yang sama
dikemukakan sebelumnya oleh Briggs (1970) yang menyatakan bahwa media adalah
segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta
didik untuk belajar.
Dari batasan yang telah
disampikan oleh para ahli mengenai media, dapat disimpulkan bahwa pengertian
media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan
merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media, selain digunakan
untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk
menyampaikan bagian tertentu dan kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan
maupun motivasi
Jenis
dan Klasifikasi Media
Jenis media yang dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran cukup beragam, mulai dan media yang sederhana sampai
pada media yang cukup rumit dan canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis
media, karakter, dan kemampuannya, dilakukan pengklasifikasian atau
penggolongan.
Salah satu klasifikasi
yang dapat menjadi acuan dalam pemanfaatan media adalah klasifikasi yang
dikemukakan oleh Edgar Dale yang dikenal dengan kerucut pengalaman (Cone Experience). Kerucut pengalaman
Dale mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar yang akan
diperoleh oleh peserta didik, mulai dan pengalaman belajar langsung, pengalaman
belajar yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman belajar yang bersifat
abstrak. Untuk dapat memberikan gambaran yang tebih jelas mengenal kerucut
pengalaman, perhatikan gambar berikut.
Gambar Kerucut Pengalaman Dale (Heinich, 1996)
Kerucut pengalaman
Dale, menunjukkan bahwa informasi yang diperoleh melalui pengalaman langsung
yang berada pada dasar kerucut mampu menyajikan pengalaman belajar secara lebih
konkret. Semakin menuju ke puncak kerucut, penggunaan media semakin memberikan
pengalaman belajar yang bersifat abstrak.
Penggolongan lain
yang dapat dijadikan acuan dalam pemanfaatan media adalah berdasarkan pada
teknologi yang digunakan, mulai media yang teknologinya rendah (low technology) sampai pada media yang
menggunakan teknologi tinggi (high
technology). Apabila penggolongan media ditinjau dan teknologi yang
digunakan, maka penggolongannya sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
Dengan demikian, penggolongan media dapat berubah dan waktu ke waktu. Misalnya,
dalam era tahun 1950 media televisi dikategorikan sebagai media berteknologi
tinggi, tetapi kemudian pada era tahun1970/1980 media tersebut bergeser dengan
kehadiran media komputer Pada masa tersebut, komputer digolongkan sebagai media
dengan teknologi yang paling tinggi, tetapi kemudian pada tahun 1990 tergeser
kedudukannya dengan kehadiran media computer conferencing melalui internet.
Kondisi seperti mi akan benlangsung selama ilmu dan teknologi terus berkembang.
Salah satu bentuk
kiasifikasi yang mudah dipelajari adalah klasifikasi yang disusun oleh Heinich
dkk. (1996) sebagai berikut.
Klasifikasi Media Pembelajaran
Media yang tidak diproyeksikan (non
projected media)
|
Realita, model, bahan grafis (graph/c al
material), display.
|
Media yang diproyeksikan (projected media)
|
QHT, Slide, Opaque
|
Media Audio (Audio)
|
Audio kaset, audio vission, active audio
vission
|
Media Video (Video)
|
Video
|
Media berbasis komputer (computer based
media)
|
Computer Assisted Instruction (CIA)
Computer Managed Instruction (CMI)
|
Multimedia kit
|
Perangkat Praktikum
|
Pengklasifikasian
yang dilakukan oleh Heinich ini pada dasarnya adalah penggolongan media
berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu apakah media tersebut masuk dalam golongan
media yang tidak diproyeksikan atau yang diproyeksikan, atau apakah media
tertentu masuk dalam golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat
dilihat secara visual, dan seterusnya.
Peran
Media
Dãlam proses
pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran.
Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya,
tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi
segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana
dan murah. menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran
antara lain:
1. Penyajan materi ajar menjadi lebih standar;
2. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik;
3. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih
interaktif;
4. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran
dapat dikurangi;
5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan;
6. Pembelajaran dapat disajikan di mana dan
kapan saja sesuai dengan yang diinginkan;
7. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan
proses belajar menjadi lebih kuat/baik;
8. Memberikan nilai positif bagi pengajar.
Penjabaran tentang
peranan media dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp memberikan wawasan
yang luas mengenai pemanfaatan media dalam pembelajaran. Selain Kemp (1985),
Heinich (1996) melihat kontribusi media dalam proses pemelajaran secara lebih
global ditinjau dan kondisi berlangsungnya proses pembelajaran, seperti berikut
:
a. Proses pembelajaran yang bergantung pada
kehadiran pengajar
Pada kondisi ini, penggunaan media dalam
proses pembelajaran umumnya bersifat sebagai pendukung bagi pengajar.
Perancangan media yang tepat akan sangat membantu menguatkan materi
pembelajaran yang disampaikan oleh pengajar secara langsung.
b. Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar
Ketidakhadiran pengajar dalam proses
pembelajaran dapat disebabkan oleh tidak tersedianya pengajar atau pengajar
sedang bekerja dengan peserta didik lain.
Media dapat digunakan secara efektif pada
pendidikan formal di mana pengajar yang karena suatu hal tidak dapat hadir di
kelas atau sedang bekerja dengan peserta didik lain.
c. Pendidikan jarak jauh
Pendidikan jarak jauh telah berkembang dengan
cepat di seluruh dunia. Hal utama yang membedakan antar pendidikan jarak jauh
pendidikan dengan tatap muka adalah adanya keterpisahan antara pengajar dan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Adanya keterpisahan ini membutuhkan
suatu media yang berperan sebagai jembatan antara pengajar dengan peserta
didik. Peranan media dalam pendidikan jarak jauh mampu mengatasi masalah jarak,
ruang, dan waktu. Medaa yang paling umum digunakan dalam pendidikan jarak jauh
adalah media cetak dengan menggunakan sistem korespondensi.
d. Pendidikan khusus
Media memiliki peran yang penting dalam
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki keterbatasan kemampuan, misalnya
mereka yang memiliki keterbelakangan mental, tuna netra, atau tuna rungu.
Pengguhaan media tertentu akan sangat membantu proses pembelajaran bagi mereka.
Media yang digunakan adalah jenis - jenis media yang sesuai dan tepat bagi
masing-masing keterbatasan.
Sumber :
Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, Profesi
Kependidikan, Jakarta
: Bumi Aksara, 2009, h. 113-117
No comments:
Post a Comment