KoreshInfo

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN CIRI-CIRI PROFESI KEGURUAN

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN CIRI-CIRI PROFESI KEGURUAN (Dr. Rusman, M.Pd) § Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang...

Wednesday 30 March 2016

Ringkasan Filsafat # Metode - metode Filsafat



Ringkasan Filsafat

Dengan mempelajari filsafat kita diajak untuk berpikir secara kritis, dipacu untuk berpikir dalam menanggapi berbagai hal sampai menemukan jalan keluarnya atau suatu kesimpulan.
Mahluk yang berpikir adalah manusia. Seorang filsuf adalah seorang ahli pikir, tetapi tidak semua manusia disebut filsuf, memang berfilsafat itu pada dasarnya adalah berpikir, tetapi berpikir tidak selalu berfilsafat.

Ada 8 ciri seseorang disebut berpikir filsafat
1.      Radikal
Berpikir sampai ke akar akarnya, sampai pada konsekuensi yang terakhir, tidak separuh separuh, tidak berhenti  di jalan tetapi terus sampai ke ujung.
2.      Universal
Umum, tidak khusus, tidak terbatas pada bagian bagian tertentu, tetapi mencakup keseluruhan jadi artinya berpikir keseluruhan.
3.      Konseptual
Merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia. Misalnya Apakah kebebasan itu?
4.      Koheren dan konsisten (runtut)
Sesuai dengan kaidah kaidah berpikir logis, berhubungan atau bersangkut paut, sedangkan konsisten tidak mengandung kontradiksi, harus sesuai dan selaras.
5.      Sistematis
Berpikir logis bergerak selangkah demi selangkah dan saling berhubungan secara teratur.
6.      Komprehensif
Mencakup atau menyeluruh, berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7.      Bebas
Sampai batas batas yang luas, bebas dari prasangka social, historis cultural dan bahkan religious.
8.      Bertanggungjawab
Seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir, sekaligus bertanggung jawab terhadap hasil pemikiranya paling tidak terhadap hati nuraninnya sendiri. Berarti  yang disebut seorang filsuf menurut ceriteria di atas adalah seorang yang sanggup berpikir secara radikal, universal, konseptual, koheren, sitematis, komprehensip, bebas dan bertanggungjawab.

TUJUAN FILSAFAT

Tujuan filsafat secara umum adalah berusaha memahami substansi yang terdalam dari suatu keberadaan  atau hakikat dari suatu keberadaan. Misalnya  baju, substansi  yang terdalam dari baju adalah untuk menutupi tubuh dari ketelanjangan. Urutannya adalah menutupi tubuh dari kesopanan, keindahan jadi setiap keberadaan  mempunyai fungsi fungsi masing masing.
Tujuan filsafat secara khusus adalah :
-         Mampu menemukan suatu nilai yang terbaik dari suatu perbuatan dengan menilai perbuatan tsb misalnya etika.
-         Mampu menemukan hubungan yang ada antara suatu ilmu(disiplin ilmu) dan pemikiran filsafat
-         Mepelajari hierarki dan susunan kualitas kosmogonis( asal usul alam semesta) dan kosmologis (asal usul serta sifat kejadian dalam alam semesta)
-         Secara khusus mempelajari ontology (upaya mencari substansi dan kedudukan ditengah-tengah  mahluk hidup dan segala sesuatu yang ada) manusia         

PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologis kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani: “Philosophia” yang berasal dari kata kerja “Philosophein” yang berarti mencintai kebilaksanaan. Kata Philosophein sendiri berasl dari kata   Philein” kata kerja yang berarti mencintai dan Sophia yang berati kearifan, bijaksana, pengetahuan. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa filsafat berarti cinta akan hikmat atau kebijaksanaan. Dan dari kata “philosophia” lahirlah kata Inggris “philosophy” yang diterjemahkan cinta kearifan

ASAL MULA FILSAFAT
Sifat manusia yang tidak pernah puas mendorongnya untuk mengetahui berbagai hal. Yang  mendorong manusia berfilsafat adalah :  Keheranan,kesangsian, kesadaran, keterbatasan.
a).  Keheranan
Aristoteles mengatakan bahwa karena ketakjuban/keheranan maka mulailah manusia berfilsafat. Rasa heran ini bahasa yunani disebut “Thaumasia “ artinya kekaguman, keheranan, dan ketakjuban.
b).  Kesangsian
Manusia heran akan apa yang ia lihat dan alami, tetapi ia kemudian ragu. Hatinya bertanya apakah ia tertipu oleh panca indra kalau ia heran.
Agustinus (354 – 430) dan Rene Descartes (1596-1650) berpendapat bahwa kesangsian itu merupakan sumber utama bagi pemikiran utama manusia. Pada saat manusia melihat segala sesuatu yang baru baginya, ia akan merasa heran, kemudian ia akan meras sangat ragu ragu. Persoalan yang di hadapi  manusia dalam hal ini adalah apakah kita tidak hanya melihat yang ingin kita lihat dan dimana ditemukan kepastian? Ini disebabkan karena dunia ini penuh dengan macam macam pendapat, keyakinan dan interpretasi oleh karena itulah Rene Descrates berkata (Corgito ergo sum) artinya” jika saya berpikir maka saya ada” tetapi bagi orang Kristen bukan “Cogito ergo sum, tepai’Deus Est Ergo Sum”artinya Allah ada jadi aku ada.
c).  Kesadaran keterbatasan
Manusia mulai berfilsafat saat menyadari bahwa dirinya itu sangat kecil dan lemah bila dibanding dengan alam semesta lainnya. Semakin ia terpukau oleh ketakterhinggaan sekelilingnya, semakin ia heran akan eksistensinya. Dengan kesadaran keterbatasn dirinya manusia mulai berfilsafat.

METODE METODE FILSAFAT
Ilmu filsafat mempunyai cara kerja sendiri sendiri, dengan metode masing masing,adapun metode tsb, adalah:
1).    Metode Socrates – Metode Filsafat
Socrates menganggap filsafat sebagai kebijaksanaan, metodenya disebut metode kebidanan (maieutike tehne) yaitu berfilsafat dengan cara tidak member informasi melainkan membantu mengeluarkan jawaban dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan. (teori Anamnesia) artinya anak terlahir sudah ada pengetahuan dalam jiwanya tetapi anak tidak bias mengingat  tanpa bantuan seorang guru untuk menanyainya. Contoh percakapan Socrates(S), dengan seorang anak  muridnya (M),
S     :      Apa yang dimaksud dengan serangga (insect)itu ?
              Seringkali orang mengatakanya sehingga saya ingin mengetahuinya.
M     :     Serangga ialah binatang kecil bersayap.
 S     :     Kalau begitu apakah ayam juga disebut serangga karena ayam juga punya sayap.
 M    :     Ayam bukan binatang kecil bersayap tetapi sudah binatang besar.
 S     :     Kalau begitu apakah burung pipit disebut serangga?
 M    :     Tidak jenis burung.
 S     :     Kalau begitu serangga adalah binatang beruas, kulitnya kasat lagi keras, kakinya enam, mempunyai atau bekas sayap
            Dari percakapan diatas terlihat ada 3 tingkat pikiran yaitu;
1.      1). Yakin yang tiada berdasar.
2.      2). Bimbang dan ragu tentang pendapat semula, dan ingin mengetahui yang sebenarnya
3.      3).Yakin berdasarkan kepada penyelidikan penyelidikan dan cara berpikir yang betul.

2).    METODE  EKSISTENSIALIS
Metode ini bertitik tolak dari pengalaman kehidupan konkrit dan real, misalnya kecemasan (Kierkegaard),  Kebebasan (JP sarter), Pengharapan (Gabriel Marcel). Dan dalam pendekatan ini manusia tidak diperlukan sebagai object, tetapi sebagai subject. Menurut Gabriel Marcel manusia merupakan misteri, hanya dapat dipahami dengan keterlibatanya (involvement), bukan problem.
Eks         = keluar
Sistence =berdiri sebagai diri sendiri.
Jadi eksistensi artinya hati, pikiran, dan hidupnya ada disitu.

3).    METODE  FENOMENOLOGIS
Oleh Edmund Husserl (1859-1939). Berasal dari kata Yunani” Phenomenon” artinya apa yang menampakkan diri. Atau ilmu yang tidak bersandar pada pengandaian pengandaian atau  ilmu murni, dengan menganjurkan “zuruck zu den sachen selbst / kembali kepada halnya sendiri”.
Metode ini lebih cendrung kepada empirisme
Misalnya; Rumah itu bagus. (yang menampakkan diri yaitu rumah) sementara mengenai kualitas sesungguhnya belum tentu bagus.
4).    METODE  TRANSENDENTAL
Oleh J.Marechal ( 1878- 1944), dan dikembangkan oleh Karl Rahner, E.Corath, B.Lonergar. Metode ini merupakan salah satu metode yang hendak mencari  azaz yang fundamental, dan menempatkan setiap hal dalam keseluruhan kenyataan.
Berpikir dari hal  yang lebih kecil menjadi  jauh kepada yang mendasar.
Misalnya ,lalat umurnya 2Hari, sapi 10 Thn, manusia 60Thn.( metode ini ada yang awal ada yang ahir, ada apa dibalik itu)mencari azaz yang paling utama untuk mencari hyang bena
Contoh
-         Tak ada burung tempua bersarang rendah, kecuali kalau tak ada apa apanya
-         Seorang dosen membela secara gigih seorang mahasiswa yang ber IPK 2,0 padahal  persyaratan beasiswa IPK harus 2,7.dasar pemikiran dan dosen itu adalah situasi menarik becak di samping kuliah sekaligus menolong biaya adiknya di kampong (dosen menolong mahasiswanya ada apa dibalik itu)
5).    METODE  HISTORIS KRITIS
Metode ini mengembangkan pemikiran mengenai manusia dengan membahas pandangan pandangan yang ada dalam sejarah.
Contoh
-         Galilah sedalam dalamnya kebun  yang di tinggalkan oleh orang tua sebab sebab di alamnya ada harta karun.( menggali ada apa disebalik itu? Tentu karena ada harta karun).
6).    METODE  TELAAH DASAR
Metode ini menggunakan  penemuan penemuan ilmu ilmu empiris untuk memperkembangkan pengertian tentang manusia.
7).    METODE  STRUKTURALIS
Metode ini menekankan  pengaruh  struktur  terhadap sesuatu.segala sesuatu yang ditentukan merupakan struktur. Setiap hal ada sangkut pautnya dengan yang lain. Setiap hal harus  dibandingkan dengan yang lain untuk mengetahui sesuatu itu secara sungguh sunguh. (metode ini bukan menjelaskan melainkan mengaburkan masalah).
Contoh  :
-         oh. dia jahatnya pantaslah dia orang batak.
-         Mangga jatuh tidak jauh dari pohonya.
-         Dari mana dia ? jawab temanya : dari Bali,jadi pasti pandai menari.
-         Kalau kita bergaul dengan orang yang berbelang belang paling sedikit kita berbintik bintik.

II. FILSAFT MODERN
            Dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad, yaitu abad ke 14 dan 15 yang di tandai munculnya gerakan Renaissance. Renaissance artinya kelahiran kembali yang mengacu kepada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di Italy.Tujuanya adalah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristen dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran agama Kristen, dan  juga untuk mempersatukan kembali gereja yang terpecah pecah.
           

Dan di era abad ke 20, nilai filsafat merosot maka muncullah berbagai pemikiran pemikiran; Rasionalisme, Empirisme, Kritisisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materialisme, Neo-kantianisnic, Pragmatisme, Filsafat hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme, dan neo-Theisme  .
A.     Rasionalisme
Dipelopori oleh Rene Descartes (1596 – 165’ yang disebut sebagai Bapak filsafat modern.mengatakan bahwa ilmu pengetahuan hanya satu tidak ada bandingan.aliran inin mengatakan bahwa akal lah yang menjadi number pengetahuan
(didalam berpikir diperlukan titik tolak pemikiran yang pasti yang dapat di temukan dalam keragu raguan “ Colgito ergo sum”/ saya berpikir maka saya tahu)faham berpikir ini dengan metode Transendental.
Contoh, 5 + 7 = 12, 5 + 7 disebut  Subject,  12 disebut Predikat, Subject = Predikat. Kelemahannya, yaitu tidak ada perkembanganya, hanya otak atik.
B.     Empirisme
Tokohnya Thomas Hobbes, John locke dan david hume.Teori  empirisme beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya lewat indera (empiri ). Empirilah satu satunya sumber pengetahuan.
Contoh :
Rumah itu bagus, rumah itu = subject,;  Bagus = Predikat.
            Apakah Rumah itu selalu bagus? Tidak , maka S#P.
C.     KRITISISME
Menurut Kritisisme bahwa pengetahuan manusia baik pada ratio maupun pada pengalaman, filosofnya Immanuel kant (seorang jerman)
Contoh, lembu di eropa di pakaikan kaca mata hijau, sebab kalau musim kemarau rumput yang kering jika dilihat dengan kaca tsb rumputnya akan kelihatan hijau.
D.    IDEALISME
Aliran filsafat yang menyatakan bahwa segala galanya adalah subject absolute/roh absolute.
Subject absolute (George F.Hegel) membuat contoh misalnya;
Udara ,--embun --, air.== muncul kehidupan.
Jerami jika direndam air 1 Bln maka akan muncul bulu bulu bergetar itulah awal kehidupan, jadi awalnya adalah subject absolute. Kata Hegel selalu ada tesis,dan antithesis dan ahirnya timbullah sintetis.


E.     POSITIVISME
Tokoh August Comte (1798-1857),John S.Mill(1806-1873),Herbert Spenser(1820-1903).
Hanya materi aja, tidak ada tempat jiwa dan tempat roh disitu yang ada hanya fakta
F.      EVOLUSIONISME
Di pelopori oleh Charles Robert Darwin (1809-1882) ahli zoology,dalam pemikiranya ia mengajukan konsep tentang perkembangan tentan segala sesuatu termasuk manusia yang diatur oleh hukum hukum mekanik yaitu survival of the fittest dan struggle for life.
G.    MATERIALISME
Oleh Julien de Lamettrie (1709-1751) mengemukakan pemikiranya  bahwa binatang dan manusia tidak ada bedanya, karena semuanya dianggap sebagai mesin,buktinya bahan (badan ) tanpa jiwa mungkin hidup (bergerak), sedangkan jiwa tanpa bahan(badan) tidak mungkin ada. Jantung katak yang dikeluarkan dari tubuh katak masih hidup (berdenyut) walaupun beberapa saat.jiwa itu seperti senter. Dan condong menggunakan metode transcendental.
H.    PRAGMATISME
Oleh William james (1842-1910),pragmatism adalah suatu arahan yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat akibat yang bermanfaat secara praktis. Misalnya berbagai pengalaman pribadi tentang kebenaran mistik, asalkan dapat membawa kepraktisan dan bermanfaat secara praktis.

III.FILSAFAT DI TENGAH ILMU PENGETAHUAN
Eksistensi filsafat  tampak dalam kegiatanya , dalam konteks ;
  1. Apa kekhasanya (menunya).
  2. Ada wewenangnya.
Ilmu pengetahuan dapat menjawab pertanyaan bagaimana?, Untuk apa ? apa maknanya?.
  1. Menyangkut etika. Kita dapat mengambil alih pikiran ini dengan tambahan bahwa yang paling mendesak dalam situasi kita suatu etika yang meneropongi pembangunan.



FILSAFAT  BAHASA

Tugas filsafat ialah menjelaskan kepada orang apa yang dapat dikatakan. Metafisika melampaui batas-batas apa yang tidak dapat dikatakan tetapi “Wittgenstein” berpendapat juga bahwa memang ada hal hal yang tidak dapat juga di katakana. Hal hal itu menunjukkan diri itulah mistis.
Ada 4 pokok antara hal hal yang melampaui batas batas bahasa yaitu ; Subject,kematian,Allah,dan bahasa sendiri.
Keterangan :
  1. Subject, Bahasa merupakan gambar dunia , subject  yang menggunakan bahasa tidak termasuk dunia.
  2. Kematian, tidak mungkin berbicara tentang kematian sendiri karena kematian tidak merupakan suatu kejadian kejadian yang lain.
  3. Allah, Allah tidak dapat dipandang sebagai sesuatu dalam dunia tidak dapat dikatakan pula bahwa Allah menyatakan diri dalam dunia.
  4. Bahasa sendiri, Bahasa mencerminkan dunia tetapi cermin tidak memantulkan dirinya sendiri. Karena itu Wittgenstein berkesimpulan bahwa orang yang mengerti Tractatus akan mengakui ucapan ucapan didalamnya tidak bermakna.
            Jadi apa tugas filsafat dalam pandangan ini? Jadi filsafat harus menyelidiki permainan permainan bahasa yang berbeda beda menunjukkan aturan aturan yang berlaku di dalamnya, menetapkan logikanya, dan sebagainya. Filsafat tidak camput tangan dalam pembentukan suatu permainan bahasa melainkan hanya melukiskan fungsinya.

V. FILSAFAT TEKNOLOGI
Teknologi bersifat ambivalen  atau bersifat mendua nilai, disatu sisi teknologi menjadi alat di tangan manusia jadi manusia sebagai subject teknologi dan sisi lain tidak dapat di ingkari bahwa teknologi dalam arti tertentu mempunyai  system dan hidupnya sendiri dan cukup menguasi manusia. Dan dengan demikian manusialah menjadi objeck teknologi. Melihat kenyataan seperti I tu manusia harus mengambil jarak dan bersikap kritis menghadapi teknologi
            Dengan demikian, secarater tentu  teknologi  telah menjadi alas control yang cukup efektip, masyarakat berjalan terus tanpa menentang system menuruti arah yang sudah ditentukan yakni hidup kapitalis yang mengejar keuntungan yang sebesar besarnya. Keadaan ini  menunjukkan bahwa masyarakat menjadai objeck teknologi bukan teknologi di tangan manusia atau subjek teknologi.
BEBERAPA PRINSIP PRINSIP PENILAIAN FILOSOFIS TERHADAP TEKNOLOGI DAN AKIBAT AKIBATNYA

1.      Prinsip untuk tidak melakukan hal yang buruk
            Menurut Thomas Aquinas, suatu perbuatan , selalu di dasarkan suatu alasan yang baik. Misalnya perbuatan mencuri. Seseoraang mencuri tidak pertama tama mau merugikan orang lain tetapi mau mendapatkan untung untuk dirinya sendiri. Tindakan itu dari dirinya adalah jahat walaupun tidak dimaksudkan pertama tama untuk kejahatan, tetapi perbuatan itu tetap tidak dibenarkan secara moral.
Penerapanya apakah keuntungan yang diperoleh sungguh sungguh seimbang dengan resiko dari kerugian yang harus di tanggung.

2.      Prinsip untuk melakukan hal yang baik.
            Prinsip ini tidak hanya bersifat negatip yaitu melarang perbuatan jahat, tetapi juga bersifat positip yaitu wajib melakukan yang baik. Nilai moral seorang manusia tidak ditentukan oleh factor bahwa ia tidak berbuat jahat tetap kadar moral seseorang ditentukan oleh perbuatan perbuatan baiknya. Penerapanya bahwa tehnologi tidak hanya mendatangkan manfaatsebanyak mungkin yang diperun tukkan untuk segelintir masyarakat atau hanya untuk sejumlah konglomerat saja.

3.      Prinsip keadilan
            Siapa sebenarnya yang paling diuntungkan dalam penggunaan teknologi tsb, tidak jarang disaksikan  bahwa keuntungan yang paling besar  tgertuju pada segelintir orang yang tergolong orang yang punya.dan kmerugian atau resiko paling banyak dipikul rakyat . misalnya praktek penggusuran  beberapa desa untuk kepentingan pabrik besar yang sahamnya di kuasai segelintir orang.

4.      Prinsip pelestarian lingkungan hidup.
            Kelestarian lingkungan hidup tidak hanya menyangkut manusia zaman ini, tetapi juga terkait dengan kehidupan generasi yang akan datang, sehingga teknologi yang bertanggung jawab adalah teknologi yang berwawasan lingkungan. Bertanggung jawab artinya teknologi  harus menghormati unsur unsur yang membentuk dunia kodrati, dan sikap menghormati adalah dengan cara,memperhitungkan dampak negatip dari teknologi, kelestarian alam adalah hak generasi yang akan datang, menyadari bahwa kualitas hidup manusia turut ditemukan oleh factor lingkungan hidup itu sendiri.


VI. AJARAN NILAI MAX SCHELER
            Secara analogis nilai nilai yang sama tidak pernah dapat positip sekaligus negatip, jika hal itu terjadi tentu ada nilai nilai yang berbeda yang tersembunyi di dalam nilai yang sama itu atau di dalam penilainya. Dalam situasi yang sama orang bias saja menginginkan hal yang berbeda hal itu tidak melanggar hukum ( menurut Kant ,tidak melanggar hukum). Jika ternyata ia menipu hal itu disebabkan oleh sifatnya yang jahat. Bagi Scheler hal itu tidak melawan hukum, karena ia perlu melakukanya.
1.      NILAI DAN PEMBAWA NILAI
Menurut Scheler, sesuatu itu bernilai baik atau buruk karena di hubungkan dengan person termasuk kehendak dan perbuatan, ada kehendak baik ada kehendak buruk.
2.      NILAI LEBIH  TINGGI DAN LEBIH RENDAH
Scheler berpendapat bahwa diantara nilai nilai terdapat suatu  hirarki. Akibat suatu nilai bias lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai lainnya. Tingginya suatu nilai ditentukan oleh esensinya. Tetapi kita bias menentukannya hanya  dalam konteks tindakan peminatan peminat terjadi tanpa disertai pilihan ataupun kehen dak.mislnya saya lebih meminati mawar daripda melati.
SIFAT LAMANYA NILAI
Lamanya waktu tidak membuat suatu benda lebih bernilai sebaliknya waktu yang pendek tidak merendahkan suaatu nilai . misalnya lukisan yang tinggi nilainya bias berumur pendek karena terbakar.
SIFAT DAPAT TIDAKNYA NILAI DIBAGI BAGI
Barang barang material bias dinikmati kalau hanya barang itu dibagi bagi misalnya, roti, pakaian dsb, supaya suatu lukisan dapat dinikmati oleh banyak orang maka lukisan itu harus di tempatkan disuatu tempat, jika orang lain ingin menikmatinya maka lukisan itu harus dibawa di tempat dimana mereka berada.
3.      HIRARKI NILAI
Berdasarkan criteria Scheler membuat hirarki. Hirarki nilai merupakan hubungan nilai apriori yang paling penting dan paling fundamental bagi Scheler. Hirarki nilai berdasarkan intuisi sebagai berikut:
a.       Nilai yang menyangkut kesenangan dan ketidaksenangan.
Nilai ini merupakan yang paling rendah tingkatnya, berkaitan dengan fungsi fungsi panca indra karena menyangkutm kesenangan dan ketidaksenangan. Setiap individu berbeda dalam merasakan  nilai karena penangkapan pancaindra masing masing yang berbeda, tetapi nilai itu sendiri tetap sama, tidak tergantung pada individu.
b.      Nilai yang berhubungan dengan  vitalitas.
Nilai lebih tinggi daripada nilai yang menyangkut kesenangan dan ketidasenangan, sebagai contoh, Scheler mengambil nilai yang harus (the noble) dan yang bias (the vulgar) nilai nilai ini utuh tidak bias direduksi kedalam nilai nilai kesenangan ataupun kedalam nilai nilai rohani.
c.       Nilai nilai Rohani.
Scheler membedakan 3 tipe nilai rohani : nilai baik dan buruk yang merupakan nilai nilai estetis, nilai benar dan salah yang menjadi basis tatanan kebenaran, dan nilai nilai pengetahuan murni seperti tampak dalam filsafat.
d.      Nilai nilai yang kudus dan yang tidak kudus.
Nilai nilai menyangkut objeck absolute tidak tergantung dari apa yang dianggap kudus.seperti benda benda yang berkekuatan gaib, magic dll. nilai ini berhubungan dengan pengalaman religious, tmpak dalam iman. Orang orang yang mencapai nilai ini adalah type orang santo, pahlawan, orang jenius, dan pemimipin rohani sedangkan dalam bentuk kebersamaan nilai ini tampak dalam dalam masyarakat gereja, masyarakat hukum ataupun  masyarakat yang berbudaya.