THEOLOGIA PROPER
ALLAH
“Aku percaya pada satu Allah, sang
Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang kelihatan
maupun yang tidak kelihatan”.
Untuk mendalami
pokok-pokok Iman Kristen maka pijakan dasar untuk mendalami apa yang sudah
terangkum dalam synode pengakuan Iman Nikea. Berikut ini adalah kata-kata yang
perlu dibahas arti masing-masing.
1. “Aku ….”
Kata ‘Aku’ pertama menekanakan pribadi, tanggung jawab dan tidak boleh
ikut-ikutan. Kedua, kata ’aku’ membutuhkan lawan bicara yaitu : Iman Kristen
tidak bisa hidup menyendiri tanpa persekutuan dengan ‘kamu’ Ke-Aku-an yang sejati hanya dimiliki oleh
Allah. “ Firman Allah kepada Musa : “AKU ADALAH AKU”. Lagi Firman-Nya :
“Beginilah kukatakan kepada orang Israel itu “AKULAH AKU” telah
mengutus Aku kepadamu” (Keluaran 3:14).
Ke-Aku-an manusia yang sejati haruslah bertemu dengan sang AKU, yaitu Allah.
2. “Percaya …”
Kata percaya mengandung dua arti antara lain : Pertama, percaya
intelektual dan yang kedua percaya dengan sungguh yang diwujudkan dalam
penyerahan diri kepada Allah. Percaya secara intelektual adalah seperti yang
dicatat oleh Rasul Yakobus : “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja?
Itu baik! Tapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.”
(Yakobus 2 : 19).
3. “Pada satu …”
Kata satu tidak boleh dimengerti dalam hitungan angka karena Allah itu
Roh, tidak bisa kelihatan. Satu Allah artinya tidak ada ilah lain selain daripada
Allah. Ada
beberapa ayat yang mendukung tentang ke-esaan Allah.
Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya
berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja,
yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang
karena Dia kita hidup. (I Korintus 8:6).
4. “Allah ….”
Berbicara tentang Allah tidak semudah yang dipikirkan karena Allah itu
Roh (Yohanes 4:24). Ada
dua pendekatan theologia tentang Allah.
Pertama,
pendekatan theologia Apopathik Theology)
yaitu : Theologia pembukaan artinya Allah itu bukan kecil, bukan besar, bukan
laki-laki, bukan perempuan. Kedua pendekatan Theologia Apopathik. (1 Timotius
6:16-16).
5. “Sang Bapa”
Dalam keyakinan Kristen, Allah sering disebut Bapa. Untuk membicarakan
sebutan Bapa kepada Allah, maka perlu diperhatikan ayat-ayat berikut : “Inilah
hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah
yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus (Yohanes 17:1-3).
Dalam doa Musa abdi Allah disebutkan dalam Mazmur. “Sebelum gunung-gunung
dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai
selama-lamanya Engkaulah Allah”. (Mazmur 90:2). Benih itu berasal dari Bapa,
dalam kaitan dengan penciptaan – Allah dipandang sebagai sumber benih. Dalam
Kisah Rasul disebutkan : “Sebab didalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita
ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujangga : sebab kita ini
dari keturunan Allah juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak
boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu,
ciptaan kesenian dan keahlian manusia” (17:28-29).
Ada
persoalan yang timbul kalau Allah itu disebut Bapa hanya karena penciptaan atau
penebusan, sebab pada diri Allah itu tidak ada perubahan. Sebelum ada
penciptaan, Bapa siapakah Allah itu?
Tritunggal Maha Kudus
Berbicara tentang Tritunggal
sebetulnya sedang berbicara tentang hubungan dari sang Bapa, Putra dan Roh
kudus. Sebagai suatu analogi bahwa kata-kata manusia satu dengan manusia itu
sendiri, namun bisa dibedakan manusia dengan kata-katanya, termasuk roh dan
jiwa kita. Berbicara Tritunggal bukan berbicara tentang jumlahnya Allah,
melainkan berbicara tentang keberadaan yang ada pada Allah yang Maha esa itu.
-
Hubungan Sang Bapa dan Sang Putra
-
Hubungan Roh kudus dengan sang Putra
-
Allah diidentikkan dengan Roh kudus
6. “ …..Yang Mahakuasa”
didalam keyakinan agama Hindu bahwa Allah Yang Mahakuasa itu hadir dalam
dunia ini bukan saja hanya dalam energi-Nya namun juga esensi-Nya. Hal ini
sangat bertolak belakangan dengan keyakinan Kristen. Kehadiran Allah dalam
dunia ciptaanNya ini, bukan dalam esensi melainkan dalam energi Allah. Energi
Allah biasanya dinyatakan dalam bentuk kemuliaan. Jadi orang yang percaya
kepada Allah bukan manunggal dengan Allah dalam esensiNya, namun dalam
energiNya.
Ajaran Tentang Allah Dalam Alkitab
A. Allah itu satu, Esa tidak ada sekutuNya.
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru secara tegas mengajarkan
bahwa Allah itu Esa.
Perjanjian Lama
“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung
yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di
bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah
kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah
yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,…”
(Keluaran 20:3-5).
Dengarlah, hai orang Israel
: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa! (Ul. 6:4) Apabila kamu meninggalkan
TUHAN dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan
melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu, setelah Ia
melakukan yang baik kepada kamu dahulu." Tetapi bangsa itu berkata kepada
Yosua : "Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah." (Yosua
24:20-21).
Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam:
"Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain
dari pada-Ku. (Yesaya, 44:6).
Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku
telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, (Yesaya,
45:5).
Beritahukanlah dan kemukakanlah alasanmu, ya, biarlah mereka berunding
bersama-sama : Siapakah yang mengabarkan hal ini dari zaman purbakala, dan
memberitahukannya dari sejak dahulu? Bukankah Aku, TUHAN? Tidak ada yang lain,
tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada
yang lain kecuali Aku! (Yesaya 45:21).
Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah
Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku,
(Yesaya 46:9).
Perjanjian Baru
Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada
tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah
engkau berbakti!" (Matius 4:10).
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki
bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang
itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” Jawab
Yesus : “Hukum yang terutama ialah : Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu
esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang
kedua ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada
hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat
itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan
bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. (Markus 12:28-32).
Demikianlah kata Yesus. Lalu
Ia menengadah ke langit dan
berkata : “Bapa, telah tiba saatnya ; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu
mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa
atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal
kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu,
yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal
Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:1-3).
Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari
yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
(Yohanes 5:44).
Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang
bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman. (Roma
3:30).
B. Allah yang Esa adalah Bapa
Perjanjian Lama
Alkitab mengatakan mengatakan bahwa Allah yang Esa itu ternyata disebut
“Bapa”. Sebutan ini bukanlah karangan gereja mula-mula bukan pula karangan
Paulus. Namun secara konsisten ini merupakan ajaran nabi-nabi sebelum Yesus
sendiri serta ajaran para muridNya. Berarti ini adalah ajaran gereja sepanjang
segala abad.
Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang
kami, dan Israel
tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah
"Penebus kami" sejak dahulu kala. (Yesaya 63:16).
Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan
Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.
(Yesaya 64:8).
Dengan menggunakan bahasa kias, ayat ini menjelaskan terciptanya
gunung-gunung sebagai “kelahirannya” dan tercipta bumi dan dunia sebagai
“diperanakkannya”. Padahal ayat diatas menjelaskan bahwa Allah itu ada sejak
kekal berarti yang “melahirkan gunung-gunung itu adalah Allah dan yang
“memperanakkan” bumi itu juga adalah Allah yang sama.
Allah dan Tuhan
Dalam perbicaraan bahasa Indonesia sehari-hari “Allah” dan “Tuhan” tidak
dibedakan. Allah adalah Tuhan dan Tuhan adalah Allah. Ini terbukti dalam
penggunaan kata “ketuhanan Yang Maha Esa” didalam pancasila. Dalam konteks
bahasa theologia Kristen seharusnya itu berbunyi ke-Allah-an Yang Maha Esa”.
Penggunaan kata ini juga telah mempengaruhi banyak orang Kristen di Indonesia,
terbukti dengan penggunaan kata “anak-anak Tuhan”. Istilah ini tidak pernah ada
dalam Alkitab, karena Alkitab menyebut dengan istilah Anak-Anak Allah”. Berikut
ini adalah ayat-ayat Alkitab yang mendukungnya :
-
Yohanes 17 : 1-3
-
I Korintus 17 : 1- 3
-
Yohanes 4:24
7. “ ………Pencipta Langit dan Bumi ……(Cosmology)
Cosmology
Membahas langit dan bumi, dalam bahasa theologia sering disebut dengan
kosmologi, Allah menciptakan langit dan bumi dengan satu tujuan tunggal, yaitu
supaya namaNya yang Mahakudus dan Mahakuasa itu dimuliakan. Namun karena
ketidak-taatan manusia dengan jalan jatuh kedalam dosa, maka kemuliaan Allah
itu samar-samar manusia dengan jalan jatuh ke dalam dosa, maka kemuliaan Allah
itu samar-samar kepada semua umat manusia. Karena kemuliaan Allah yang samar-samar
yang dilihat oleh mereka itulah membuat mereka menjadi samar-samar menafsirkan
kehadiranNya diatas bumi.
Anthropology
Dalam pembahasan tentang penciptaan langit dan bumi (cosmology),
pembahasan yang tidak terpisah darinya adalah tentang penciptaan manusia (Anthropology).
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, apa maksudnya gambar,
dan apa pula maksudmua rupa. Gambar Allah artinya adalah kemampuan yang
dimiliki oleh manusia untuk memancarkan sifat-sifat Allah. Sifat-sifat Allah
misalnya : kudus, kasih, pengampun dan penyabar, adil dan lain-lain. Jikalau
Allah itu kasih, maka diharapkan manusiapun mampu memancarkan kasih. Rupa
Allah, artinya adalah kemampuan moral yang diberikan oleh Allah kepada
manusia untuk ambil bagian dalam kodrat
ilahi.
Amartologi (Dosa)
Kata amartia berasal dari bahasa Yunani yang artinya meleset dari
sasaran. Sasaran Allah menciptakan manusia untuk mengambil bagian dalam kodrat
ilhai. Bandingkan dengan Kolose 1:15 dan Filipi 2:6. Jadi amartia artinya
manusia mengalami maut (Kejadian 2:17).
8. “ ...... dan yang tidak kelihatan...”
(Angelology & Demonology)
Angelology
Malaikat adalah makhluk yang tak kelihatan, ia bukan dewa atau anak Allah
yang harus disembah. Malaikat adalah pelayan Allah. Bandingkan Wahyu 19:10,
Wahyu 19:20, Kolose 2:18, Kolose 1:20-21.
Penciptaannya tidak terlalu jelas (Ayub 38:7). Malaikat itu diciptakan
dari cahaya kemuliaan Allah, itu sebabnya ia disebut makhluk yang bercahaya
(Ibrani 1:4:2 Korintus 11:14).
Tak bertubuh jasmani, tak beranak, tak berkelamin (Luk. 20:34-36). Tujuan malaikat diciptakan adalah untuk
melayani Allah dan manusia yang sudah selamat (Wahyu 19;10 ; Ibrani 1:4). Kerjaannya hanya memandang Allah
(Mat. 18:10). Punya intelektual (Yeh. 28:3) tetapi bukan mahatahu (Mat. 24:36),
sangat kuat (2 Petrus 2:11), tetapi bukan mahakuasa. Ia bekerja atas restu
Allah (Ayub 1:12, 2:6). Cepat hadir dimana-mana (Ayub 2:1-2) tetapi bukan
mahahadir.
Demonology
Kalau ditelusuri kitab Kejadian,
jauh sebelum manusia jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3), sesungguhnya sudah ada
iblis yang menyamar dalam wujud ular. Dalam Kitab Yesaya (14:12) dicatat bahwa
malikat yang jatuh itu disebut : “bintang Timur atau putra fajar” yang dalam
bahasa latin disebut: “Lusiferus” (pengemban terang). Nama ini menunjuk kepada
keindahan, kegemerlapan dan kesempurnaan malaikat yang satu ini. Keindahannya
itu dilukiskan oleh Yehezkiel bagaikan batu permata (Yeh. 27:3-4; 28:13-14).
KARYA SANG PUTRA (KRISTULOGI)
PRIBADI YESUS KRISTUS
Keilahian Yesus Kristus itu bukan dilihat dalam bentuk wujud jasmani anak
Maria hang biasa makan makanan, yang lahir tanpa ayah insani, berbuat mukjijat
dan sebagai makhluk Allah yang menyebutkan Allah sebagai "Allah-Nya".
Natnun ditilhat dari keberadaan pra-kekal, pra-ada didalam hakikat Allah yang
Esa.
Kemanusiaan Yesus Kristus Itu bukan Allah
Yang Kekal: Namun Makhluk
Isa
sebagai manusia Anak Maria yang biasa memakan makanan itu manusia itu manusia
sejati makhluk Allah yang bukan sejajar dengan Allah. Namun “Firman Allah “
yang kekal yang mengenakan daging makhluk bernama Yesus (Isa) itu kekal dalam
Allah dan tidak mungkin dianggap makhluk serta disejajarkan dengan makhluk. Dan
tetap satu didalam Allah meskipun pada saat Dia mengenakan daging kemanusiaan
Yesus Kristus itu karena Allah itu ada dimana-mana pada saat yang bersamaan
demikian pula FirmanNya tanpa meninggalkan kesatuanNya didalam hakikat Allah
telah menjadi manusia Yesus Kristus”.
Allah Menjadikan Yesus Manusia Mulia :
Sebagai Tuhan
Karena dari Allah (Bapa) itu sendirilah Manusia Mulia: Yesus Kristus,
Firman Allh yang menjelma itu menerima kuasa mutlak atas alam itu, dengan
demikian memang Allahlah yang mengangkat dan menjadikan Manusia Yesus Kristus
itu sebagai “Tuhan” yaitu penguasa, Junjungan Agung, Yang Dipertuan, Bendoro,
Gusti. Jadi yang disebut “Tuhan” Yesus itu manusia meskipun telah dimuliakan,
karena makna “Tuhan” adalah gelar jabatan penguasa bukan langsung bermakna
“Allah” itulah sebabnya Allah (Bapa) itu “AllahNya” Tuhan Yesus (Ef. 1:17, Why.
3:12). Sebelum Yesus dimuliakan di sorga ketika masih sebagai manusia di atas
bumi ini, kata “Tuhan” yang diucapkan oleh murid-murid Yesus atau orang-orang
ini bagi Yesus sebaliknya dimengerti sebagai “Pak, Tuan” sedangkan sesudah
Yesus dimuliakan kata Tuhan itu bermakna Sang Penguasa, junjungan Agung, yang
dipertuankan, Bendoro, Gusti.
ARTI TUHAN
Arti
kata Tuhan sendiri adalah: penguasa, yang menjadi penguasa segala sesuatu
adalah Allah. Dalam bahasa yang lebih sederhana bahwa kalau disebut Allah itu
menunjuk kepada hakekat dari sang pencipta itu sendiri, sedang Tuhan menunjuk
kepada wilayah kewibawaan kepenguasaan-Nya.
ARTI YESUS
Arti
kata “menjelma” (sarkoqenta),
yang berasal dari bahasa Yunani sarx
(sarx). Dalam bahasa Sunda kata menjelma berasal dari kata jelma, jolma
(Batak). Dalam bahasa Latin disebut “carnus” artinya daging. Jadi kata
inkarnasi (incarnation) artinya menjadi daging.
Firman Allah yang telah menjadi
daging (carnus) tersebut tidak berarti bahwa terjadi suatu perubahan
(inkonsistensi) di dalam diri Allah. Keilahian Allah tidak berubah dengan
menjadi daging Firman tersebut.
PENJELMAAN FIRMAN ALLAH
1. Peristiwa Kelahiran Yesus
Berbicara mengenai inkarnasi - bukan berbicara perubahan (mangga–jadi
pisang). Unsur-unsur aslinya tidak kehilangan. KeilahianNya tak hilang.
Ditambahkannya unsur daging.
Tujuan inkarnasi ini bukan karena adanya dosa. Melainkan untuk menggenapi
rencana Allah kepada manusia yang ikut ambil bagian dalam gerakan kasih Allah.
Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi daging : Daging dalam pengertian
Alkitab, yaitu :
1.
Tubuh jasmani yang membalut tulang
2.
Hawa nafsu
3.
Manusia yang tercipta
Dampaknya adalah 2 Kor. 5:14 (matinya totalitas manusia). Terbuka jalan
bagi siapapun.
2. Peristiwa Penyunatan Yesus
Lukas 2:21-22 (Bandingkan Imamat : 12:3, 6-8). Sebagai orang Yahudi Yesus
harus tunduk kepada Hukum Taurat (Galatia 4:4). Sejarah sunat sudah
dimulai di zaman Abraham (Kej. 17:1-14). Dalam nats ini dicatat bahwa tema
sentralnya adalah keturunan dan tempat tinggal. Keturunan (bangsa yang besar) –
berkat nasional (17:4-5), tempat tinggal (berkat teritorial, 17:8). Maka
sebagai bukti perjanjian Allah ini kepada Abraham, maka keturunannya disunat.
3. Peristiwa Pembaptisan Yesus
Mengapa Kristus dibaptiskan? Apakah
Ia seorang berdosa? Perlu
bertobat? Tidak perlu ia bertobat (Mat. 3:14, Yohanes mencegah!). Maksud Yesus
dibaptis:
1. Menggenapkan
seluruh kehendak Allah (Mat. 3:15), rela diperlakukan oleh makhluknya dengan
semena-mena. Ia rela masuk ke dalam kedosaan manusia, menanggung sengsara.
2. Ia
menyatakan diri-Nya sebagai Anak. Menyatakan Tritunggal Mahakudus. Orang
percaya yang manunggal dengan-Nya akan menerima Roh Kudus.
3. Sang
Firman menyucikan alam ciptaan (2 Petrus 3:5). Alam ini sudah terkutuk (Kej.
3:17). Baptisan di dalam Nama Tuhan Yesus sering disebut. Baptisan Roh Kudus,
karena melalui baptisan itu kita menerima Roh Kudus (Kis 19:1-2).
4. Yoh.
1:31 Yohanes belum mengenal Dia, untuk pembaptisan Yesus inilah ia datang,
supaya Kristus dinyatakan kepada Israel. Sebelum pembaptisan-Nya
Kristus belum dikenal Israel.
Baru sesudah baptisan semua orang tahu Yesus adalah Mesias (Yesaya 11:1-3).
Dengan dibaptiskannya Yesus, di sungai Yordan maka Roh Tuhan tinggal di atasnya
sebagai pernyataan bagi Israel
bahwa Yesuslah Mesias itu.
4. Peristiwa Pencobaan Yesus
Latar
Belakang Pembacaan: (Matius 4:1-11, Markus 1.:12-1.3)
a. Padang
Gurun Bangsa Israel lewat padang
Gurun. Banyak pencobaan yang dialami mereka. Yesus di padang
gurun secara simbolis menggenapi peristiwa Israel ketika dipimpin oleh Musa.
Tak heran PB sering menyebut Israel
itu. Yesus Matius 2:15 dan Hosea 11:1. Artinya di dalam Yesus, Israel
yang sejati akan menemukan kepenuhan diri mereka. Yesaya 5:1-7 Israel
disebut sebagai kebun anggur dan dalam Yohanes 15 Yesus adalah anggur. Yesus
menggenapi arti Israel.
Yesuslah inti Israel
(Yohanes 1:19-51).
5. Peristiwa Pemuliaan Yesus
Kerjakan
Keslamatanmu
Fil.2:12: "... Karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan
takut dan gentar ...". Ketika anda berdiri dihadapan mezbah Allah untuk menikah,
anda dinyatakan sebagai suami isteri di dalam Tuhan. Anda telah resmi menikah
pada saat dan ditempat itu juga. Tak seorangpun yang dapat membantah kenyataan
itu. Namun demikian betul juga kalau dikatakan bahwa meskipun anda secara resmi
sudah menikah sebagai suami isteri, anda harus pula mengerjakan dan menjaga
perkawinan itu sejak saat tersebut sampai akhir hidup anda dalam hidup bersama
pernikahan tersebut.
Pertobatan Setiap Hari
Orang-orang kudus Gereja yang besar dan agung adalah orang-orang biasa yang
sederhana yang memancarkan rahmat dan kasih. Mereka tidak bertobat sekali saja.
Tidak pula mereka berbalik kepada Allah hanya sekali saja. Hidup mereka adalah
suatu pembalikan kepada Allah setiap hari dan suatu pertobatan yang terus
menerus.
Suatu Gerak Maju Kepada Allah Yang
Terus Menerus
Di dalam theologia Kristen Perdana keselamatan itu bukanlah suatu yang
mandeg dan statis, namun suatu yang bergerak dan dinamis, itu bukan keberadaan
yang sudah selesai, keberadaan yang sudah sampai, keberadaan sudah mencapai,
tetapi suatu gerak maju yang terus menerus kepada pemuliaan, kepada “theosis” (qesi~),
kepada “ikut ambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Petrus 1:4) kepada menjadi
seperti Kristus sendiri. (1 Yohanes 3:2, Filipi 3:21) kepada menerima kepenuhan
hidup Allah.
Suatu Seruan dan Jeritan Untuk
Keselamatan
Keselamatan yang kita cari ini tak dapat dijumpai dalam pendidikan atau
politik, maupun kelimpahan ekonami, namun di dalam Kristus ini adalah
keselamatan rohani, suatu keselamatan batin, yang sebaliknya akan menimbulkan
suatu keselamatan jasmani. Orang yang diubahkan akan menghasilkan masyarakat yang
diubahkan.
Siapa Yang Akan Menyelamatkan Aku
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada, Allah
oleh Yesus Kristus". (Rom.7:15,l7, 24-25}. Siapa yang akan melepaskan aku?
Syukurlah kepada Allah atas Yesus Kristus FirmanNya yang menjadi daging itu,
karena Dia datang bukan untuk menghakimiku tetapi untuk melepaskanku dari tubuh
dosa dan tubuh maut ini!
Juruselamat Kemarin – Hakim, Besok
“Kemarin aku adalah Juruselamat, tetapi hari ini harus menjadi hakimmu”.
Sang Firman menjadi daging: Yesus Kristus datang, bukan untuk menghakimi dunia
tetapi untuk menyelamatkannya. Tetapi suatu hari Dia harus datang untuk
menghakimi dunia. Saat ini Dia adalah Juruselamat kita. Besok Dia akan menjadi
hakim kita. Bagaimana kita akan bertemu dengan Dia pada akhirnya nanti, sebagai
Juruselamat atau sebagai Hakim?
Untuk Apa Kita Diselamatkan
Kita diselamatkan dari dosa untuk kasih. Kasih Yesus yang tidak mudah
menghakimi, yang menerima, yang mengampuni harus mengalir melalui kita kepada
orang lain. Kedua, kita diselamatkan untuk menghasilkan buah.
Apakah
keselamatan itu
Keselamatan adalah
kebebasan dan kemerdekaan dari kesewenangan Ego-Sentrisme diri, kebebasan dari
rasa takut dan kematian. Keselamatan didalam Kristus itu adalah keadaan sedang
dibebaskan dari diri ‘ku’sendiri agar aku dapat menjadi manusia yang
diselamatkan oleh Allah pada waktu menciptakanku serta menjadi seperti apa yang
dimaksudkan itu.
Keselamatan adalah pembebasan dari kejahatan, kekalahan Iblis,
pengubah-muliaan manusia
hidup secara otentik
mengenakan Kristus
pengembalian gambar Allah di dalam manusia
ikut ambil bagian dalam kehidupan Allah
pengembalian persekutuan dengan Allah
ketak-binasaan
menerima Roh Kudus
pengampunan dosa
naik ke takhta Allah
Keselamatan Positif
Keselamatan bagi Ortodoks berarti pembaharuan dan
pemulihan gambar Allah didalam manusia, pengangkatan kemanusiaan yang telah
jatuh melalui Kristus ke dalam hidup Allah sendiri. Kristus mengampuni manusia
serta membebaskan dia dari dosa agar dia boleh maju terus untuk memenuhi
ketentuan tujuan ini, yang af untuk menjadi seperti Allah. Kristus
menyelamatkan kita dari dosa untuk ikut ambil bagian didalam kehidupan Allah.
Tiga Pembalikan
Diri
Pembalikan diri pertama adalah penjumpaan jiwa dengan
Tuhan kita, apabila Dia diikuti sebagai sahabat dan tuan. Pembalikan yang kedua
adalah sebuah pengalaman pribadi akan pengampunan dan keselamatan salib …… dan
kebangkitan. Pembalikan diri yang ketiga adalah kedatangan Roh kudus.
Diselamatkan Oleh
Kasih Karunia
Kasih karunia adalah pencurahan belas pengasihan Allah
yang tanpa batas. Ini adalah pengampunan Allah yang tak mengenal syarat atas
orang-orang yang tidak layak. (2 Kor.5:19) ini adalah Allah menerima kira
sebagai anak-anakNya oleh iman melalui baptisan (Gal.3:26-27), memenuhi kita
dengan Roh kudusNya pada waktu Pengurapan (Kis.8:16-17), kemudian mengirim
Yesus untuk hidup didalam hati kita, melalui perjamuan kudus (Yoh.6:56). Ini
adalah Allah mengasihi kita ketika kita ini sedang dalam keadaan tak dapat
dikasihi.
Satu Kata
Mengenai Perbuatan Baik dan Keselamatan Kita
Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu
pada hakekatnya mati, (Yakub.17-10).
Tidak Bersifat
Amal-Jasa
Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang
ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata : “Kami adalah hamba-hamba yang
tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan”. (Luk17:10).
Diciptakan Untuk
Perbuatan Baik
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus
Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia
mau, supaya kita hidup di dalamnya”.
Suatu Ciptaan
Baru Menghasilkan Perbuatan Yang Baru
Perbuatan baik tidak menghasilkan keselamatan, tetapi
keselamatan menghasilkan perbuatan baik. Kita diselamatkan bukan karena
perbuatan baik, tetapi kita diselamatkan untuk perbuatan baik. Sang Kristus
membuat setiap orang diantara kita suatu ciptaan baru, suatu keberadaan yang
baru.
Bukan Perbuatan
Baik Tiruan
Kita diciptakan untuk perbuatan-perbuatan baik yang
dilakukan didalam Kristus dan untuk Kristus. Segala pekerjaan lain yang di luar
itu adalah perbuatan baik tiruan, perbuatan baik palsu; mereka ini tidak akan
dapat lewat dibawah pengawasan mata penghakiman Allah.
MARIOLOGI
Beberapa sebutan tentang peranan Maria :
1. Putri Sion
“Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata : “Salam, hai
engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”. Kata salam ini berasal dari
bahasa Yunani “ Khaire artinya : bersukacitalah! Jadi kata ini dapat
diterjemahkan : Bersukacitalah, hai …… kata yang diucapkan oleh malaikat ini
adalah merupakan ajakan para nabi dalam zaman Perjanjian Lama kepada Putri Sion
untuk bersukacita, karena Allah berada ditengah-tengah Putri Sion (yaitu :
Bangsa Israel).
2. Hawa yang Baru
Dalam kisah Hawa, tidak mau mendengar kepada Firman Allah dan tidak taat
kepada Allah, sehingga ketidaktaatannya ini menyebabkan laki-laki yang pertama
itu ikut terseret kepada ketidaktaatan tersebut. Jadi melalui Adam (laki-laki
Perta) seluruh ala mini mengalami akibatnya (Roma 5:12). Tetapi didalam Maria,
terjadi hal yang bertentangan dengan apa yang dilakukan Hawa. Dengan
mengucapkan : “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah kepadaku menurut yang kau katakana,
Maria menunjukkan suatu ketaatan yang mutlak terhadap Firman Allah tawarannya.
Dan dengan ketaatannya kepada Allah ini, akhirnya Maria melahirkan Sang Sabda
didalam wujud manusia yaitu : Adam yang terakhir (Ada yang kedua).
3. Selalu Perawan
Oleh karena Gereja itu sebagai : perawan suci, “sebab aku cemburu kepada
kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu
laki-laki untuk membawa kamu sebagai PERAWAN SUCI kepada Kristus ….. sama
seperti Hawa …..” (2 Kor.11:2-3). Gereja disini dilambangkan sebagai : Perawan
suci dan disejajarkan dengan Hawa. Pada hal, Maria merupakan Hawa Yang Kedua,
kalau Gereja disebut Hawa dan Perawan Suci, maka hubungan Gereja dengan Maria
itu erat sekali. Maria sebagai lambing Gereja itu sendiri yang demikian kalau
Gereja itu Perawan Suci, Maria pun adalah : Perawan Suci. Oleh karena itu gereja
sepanjang segala abad menekankan bahwa Maria itu : TETAP PERAWAN, baik pada
waktu ia sebelum melahirkan, baik pada waktu ia sedang mengandung, dan sesudah
melahirkan ; dia itu tetap perawan. Mungkin secara logika hal ini tidak masuk
akal, namun lebih tidak masuk akal lagi bagaimana seorang bayi lahir tanpa
seorang laki-laki. Tujuan dari pada penekanan ketetap perawanan Maria ini bukan
untuk menunjukkan kebenaran medis tetapi untuk menunjukkan kebenaran Theologis
(Dogma), dengan kelahiran yang dilakukan oleh Maria ini sesuatu yang baru sudah
jadi. Pembaharuan sudah jadi dan apa yang dilakukan oleh Hawa itu akhirnya
ditebus dalam diri Maria. Gereja dalam hal ini menggunakan tipologi dari Bait
Allah yang dilihat oleh Yeheskiel sebagai tipologi : Ketetap perawan Maria ini
(Yeh. 44:1-3).
4. KenaikanNya ke Surga (Assumptio)
Gereja tidak merencanakan kenaikannya (Maria) ini sebagai dogma, tetapi
gereja menyakini bahwa Maria ini sudah dibangkitkan oleh Tuhannya yang juga
adalah anaknya sesudah dia meninggal, Gereja Roma Katolik mencanangkan ini
sebagai “SATU DOGMA” tetapi gereja orthodoks tidak mengatakan hal itu dogma. Oleh
karena itu dalam gereja Orthodoks yang diperingati pada masa akhir hidup Maria
itu bukan kenaikannya ke surga, melainkan kematiannya, sebab kematian itu
menunjuk kepada akibat dosa. Bagi siapa saja boleh percaya, boleh tidak : Maria
itu sudah bangkit atau belum. Namun kalau seseorang mempercayai bahwa ia (sebagaimana
keyakinan gereja, bukan dogma) menyakini bahwa Maria ini sudah terlebih dahulu
dibangkitkan sebelum orang-orang Kristen yang lain, ada beberapa penghiburan
didalamnya.
Doktrin Maria Terkandung Tanpa Dosa Asal?
Maria terkandung tanpa dosa asal
dalah resmi Dogma Gereja Roma Katolik. Dosa asal ialah : Akibat yang terjadi
daripda ketidaktaatan Adam, yaitu : kefanaan, kematian, kehilangan kehidupan
kekal, kesengsaraan, dan lain-lain. Maria sebagai manusia tak luput dari
keberadaan ini. Dia menderita, sengsara dan akhirnya mati. Dengan demikian,
Maria tidak bebas dari dosa asal karena iapun dapat mati. Di samping itu ialah
: Maria sendiri mengatakan bahwa Allah itu Juruselamat. Jadi tak mungkin dia
itu tanpa dosa kalau ia masih butuh Juruselamat.
Kalau
Maria ini dibebaskan dari dosa asal, karena nanti akan melahirkan seorang bayi,
pada hal dosa asal ini akibatnya adalah kefanaan kita sebagai manusia. Kalau ia
dibebaskan dari dosa asal berarti ia kemanusiaannya berbeda dengan kemanusiaan
kita. Kalau kemanusiaan Maria berbeda dengan kemanusiaan kita, pada waktu Yesus
menjadi buah rahimnya (mengambil kemanusiaan) dari rahimnya maka kemanusiaan
yang diambil itu tidak sama dengan kemanusiaan kita. Jadi kalau begitu Dia
bukan manusia sejati sebagaimana kita. Maka Yesus tidak dapat menjadi Penebus
kita.
Pandangan Protestan Mengenai Maria
Yang
diakui oleh Saudara-saudara kita dari kalangan Protestan adalah mengenai
ketetap-perawanan Maria. Maria tidak perawan ? Punya anak ?
Kalau keberatan-keberatan dari ayat
tersebut (Mat. 1:25, Markus 6:3 ; luk. 2:7 ; Yoh.2:4) ini dilihat sepintas
saja, maka keberatan-keberatan ini mempunyai bobot. Tetapi kalau kita membaca
Alkitab secara keseluruhan, maka keberatan-keberatan tersebut dapat jawaban.
Untuk itu di bawah ini akan diselidiki ayat-ayat tersebut, antara lain :
- Mat. 1:25 ‘sampai’ :
Kata-kata “sampai” di Alkitab mempunyai ekspressi yang berbeda. Kata
sampai juga bisa berarti terus menerus tidak melakukan hubungan, umpamanya
didalam 1 Samuel 15 : 35 : “Sampai hari matinya Samuel tidak melihat Saul lagi,
…….. kata ‘sampai’ disini tidak boleh diartikan dan tidak mungkin secara akal
bahwa sesudah mati Samuel lalu melihat Saul. Sesudah berada didalam kuburan
lalu Samuel menjenguk Saul. Tentu saja bukan itu maksudnya. Maksudnya, sejak
Samuel bertemu dengan Saul yang terakhir itu, sampai dia meninggal dia tidak
pernah bertemu lagi dengan Saul.
- Markus 6 : 3 “Saudara-Saudara Yesus”
Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon disebut sebagai saudara-saudara Yesus,
tetapi tidak pernah disebut sebagai anak-anak Maria. Jadi kalau begitu hubungan
saudara, antara Yakobus, Yudas, Simon dan saudara-saudara perempuan ini dengan
Yesus berbeda hubungannya antara Yesus dan Maria. Yesus anak Maria, tetapi
orang-orang ini bukan anak Maria meskipun mereka : Saudara Yesus, kalau begitu
siapa mereka ini?
- Lukas 2 : 7 ‘anak sulung’
Yang disebut anak sulung adalah : anak yang lahir terdahulu dari
kandungan (Kel.13:12). Yang lahir terdahulu dari kandungan tidak harus, bahwa
sesudah itu kandungan itu melahirkan lagi. Bisa saja yang terdahulu itu Anak
Tunggal. Yang menjadi penekanan disini adalah : Bukan Soal Sulung yang kemudian
ada adiknya, tetapi sulung sebagai pembuka kandungan. Sulung sebagai pemula
membuka kandungan itu.
KEIMANAN
Hakikat Keimanan
Dari
pembahasan tentang Kemah Suci, piranti-piranti yang ada didalamnya sampai
dengan berbagai macam korban, maka kita harus membicarakan pejabat yang
melaksanakan semua kegiatan ibadah yang dilakukan di Kemah Suci yang berpusat
pada korban-korban itu : Imam Besar dan Imam-imam dalam bahasa Ibrani Imam itu
disebut : Kohen. Tugas imam adalah menyampaikan korban orang berdosa
kepada Allah, dan kemudian menyampaikan pengampunan dan pengudusan Allah kepada
manusia. Perjanjian Baru mengajarkan demikian : “Pandanglah kepada Rasul dan
imam besar yang kita akui, yaitu Yesus”. (Ibr. 3:1)”. Kita mempunyai Imam Besar
yang demikian, yang duduk di sebelah kanan tahta Yang Mahabesar di Sorga.”
(Ibr.8:1). Kristus telah datang sebagai Imam Besar (Ibr.9:11). Ayat-ayat itulah
yang menunjukkan bahwa Yesuslah Imam Besar itu.
Pakaian Imam Besar
Pembahasan kita akan mengikuti urutan ini, sama dengan bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat tabit-tabit, tenda-tenda atau pintu gerbang kemah suci.
Pakaian Imam inipun terdiri dari warna warna : biru (ungu tua), Ungu (ungu
muda), kain kermiji (merah tua), kain jenan halus dan emas. Ini berarti bahwa
makna kemah suci dan makna pakaian imam itu menunjukkan kepada satu realita
yaitu : Kristus sendiri sedangkan maknanya adalah demikian. Haruslah engkau
menenun lenan halus dan haruslah kau buat ikat pinggang dari tenunan yang
berwarna-warna (Kel.28 : 39).
Tahbisan Iman
Mengenai tahbisan Imam ini dapat
kita temukan kisahnya dalam Im.8-9,yang ditahbiskan bukan hanya Imam Besar
saja, namun juga imam-imam, anak-anak Harun. Pertama-tama Harun dan
anak-anaknya dibasu dengan air bersama-sama (Im.8:6). Harun adalah lambang
Kristus dan anak-anaknya yaitu para imam adalah lambang gereja yang Rasuliah
(Why 1:6, I Petrus 2:9).
A. Keimanan dalam Gereja Perdana
Theologia Protestan mengajarkan bahwa semua orang percaya adalah
imam-imam tak ada perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Theologia Roma
Khatolik mengajarkan bahwa hanya para Pastor, Uskup atau Paus itulah imam,
malahan Paus disebut “Pontifek Macimus” (Imam Agung). Sedangkan umat, hanyalah
kaum awam saja.
B. Busana Liturgis Imam
Jubah atau busana liturgis Presbyter yang berwarna-warni juga mempunyai
arti simbolis theologies. Pakaian Liturgi Episkopos, Presbyter dan Diakon dan
makna simbolis theologisnya adalah sebagai berikut :
-
Jubah Stikharion
Jubah ini adalah jubah yang pertama dan merupakan kesinambungan dengan
Stickharion dari Para Imam Perjanjian Lama. Jubah ini dikenakan baik oleh
diakon, Presbyter maupun Episkopos. Pada saat mengenakan jubah Sticharion atau
stikharion ini, rohaniawan mengucapkan doa : “ jiwaku akan bersukacita didalam
Tuhan. Karena Ia telah mengenakan kepadaku pakaian
keselamatan dan telah menjubahi dengan jubah sukacita. Ia telah meletakkan
mahkota diatas kepalaku seperti mempelai pria, seperti mempelai wanita.
-
Epitrahilion
Selendang ini merupakan kesinambungan “tutup dada” dari Imam Perjanjian
Lama. Selendang ini berukuran lebar 15 cm melilit sekitar leher dan turun ke
bawah, lalu dibawah leher dikaitkan tengahnya antara lembaran kiri dan lembaran
kanan yang terjuntai dari leher tadi dengan kancing, dalam bahasa Yunani ini
disebut Epitrahilion sehingga luas seluruhnya ½ meter luarnya. Panjangnya
terjuntai sampai dibawah lutut pemakainya. Diujung bawah terdapat dua rumbai-rumbai
yang dipasang melintan lebar masing-masing luas sisis kanan dan kiri dari
selendang itu. Rumbai-rumbai itu disusun dua jenjang atas dan bawah. Ketika
mengenakan selendang tutup dada ini, Episkopos atau Presbyter yang mengenakan,
diakon belum berhak mengenakan.
-
Epimanika
Pada kedua pergelangan tangan Episkopos, Presybeter dan Diakon terdapat
semacam gelang penutup tangan pendek (seperti yang ada ditangan polisi lalu
lintas) yang dalam bahasa Yunani disebut Epimanika.
Pada waktu mengenakan gelang penutup tangan sebelah kanan, doanya adalah :
“Tangan kananMu ya Tuhan, dimuliakan dalam kekuatan, Tangan kananMu ya Tuhan
telah memporakporandakan sekalian musuh, dan melalui kelimpahan kemuliaanMu
engkau telah meremuk segenap lawan.”
-
Zoni
Ikat pinggang yang terbuat dari kain yang dijahit ini memiliki
kesinambungan dengan ikat pinggang imam dari Perjanjian Lama. Dalam bahasa
Yunani ikat pinggang ini disebut “zoni” pada waktu mengenakan ikat pinggang ini
Presbyter atau Episkopos berdoa : “Terberkatilah Allah kita, yang telah
mengikat pinggangku dengan kekuatan, dan telah membuat jalanku tak bercacat,
serta memberikan kakiku seperti kaki kijang, dan telah menempatkanku ditempat
tinggi”.
C. Perayaan Keagamaan dan Hukum-hukum Ritual Israel
Mengenai perayaan-perayaan umat Israel ini Perjanjian Baru
mengajarkan : “….. Mengenai makan dan minuman atau mengenai hari raya bulan
baru ataupun hari Sabbat ; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya adalah
Kristus”. (Kol. 2:16-17).
Hari Sabbat
Perayaan paling dasar dari
Perjanjian Lama dari perayaan mingguan yaitu Hari Sabbat (Kel.20:8-11 ;
31:12-17, Im. 23:3 ; Ul.5:12-15). Menurut Kel. 20:11 alasan dirayakan hari
sabbat ini adalah untuk mengadakan perhentian bagi meneladani Allah yang berhenti
mencipta pada hari ketujuh ; yaitu hari sabtu. Namun menurut Ul.5:15 alasan
dirayakannya hari Sabbat ini adalah melepaskan Israel dari perbudakan Mesir dimana
Allah memberikan istirahat dari kerja paksa di Mesir, dengan demikian perayaan
Sabbat adalah untuk merayakan masa istirahat penciptaan dan masa istirahat
pembebasan atau penebusan. Itulah sebabnya pada hari Sabbat, yaitu hari sabtu
ini umat Israel
dilarang “melakukan sesuatu pekerjaan” (Kel.10:20 ; Ul.5:14), agar makna
“Istirahat” itu betul-betul nampak.
Paskah dan Hari Raya Roti Tak Beragi
Kemudian Allah menjelaskan demikian
: “Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah dimana kamu tinggal :
apabila Aku melihat darah itu, Aku akan lewat (“Pesakh”) dari pada kamu ….”
(Kel.12:13, 23). Dari kata Ibr. “Pesakh” atau “lewat”inilah maka nama Paskah
itu berasal. Hari Raya Paskah yang dilakukan pada tanggal sepuluh bulan pertama
ini dilanjutkan dengan Hari Raya Roti Tak Beragi (Kel.12:15-20, 13:3-10 ; 23:15
; 34:18 ; Im.23:6-8 ; Bil.28:17-25, Ul.16:3b, 4a, 8) yang jatuh pada tanggal
empat belas sampai tanggal dua puluh satu bulan yang sama itu (Kel. 12:18).
Buah Pertama
Perayaan
buah pertama ini adalah perayaan untuk mempersembahkan berkas pertama dari
panen gandum (Im.23:9-14). Ketetapan dari perayaan ini adalah berkas pertama
dari panen itu harus dibawa kepada imam.
“…… Kita yang telah menerima karunia sulung
Roh …..”
Perayaan berkas pertama itu adalah
symbol dari kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Sedangkan kita yang
manunggal dalam kematian dan kebangkitan Kristus oleh babtisan ikut
dibangkitkan bersama Kristus dalam Roh kudus itulah sebabnya kita disebut yang
telah menerima karunia sulung Roh.
Hari Raya Pendamaian
Dalam bahasa Ibrani perayaan ini
disebut sebagai Yom Kippur, atau Hari Raya Gafirat, yaitu Hari Raya Penutup
atas dosa-dosa yang telah dilakukan selama setahun. Karena perayaan ini
dilakukan sekali setahun bagi mendapatkan pengampunan secara nasional bagi
dosa-dosa seluruh umat Israel
(Im.16:23 : 26-32 ; Bilangan 29:7-11).
Pesta Tujuh Minggu (Pentakosta)
Perayaan yang selanjutnya adalah
perayaan tujuh minggu atau Sawuot yang dihitung 7 x 7 hari sejak Perayaan
Paskah. Sehingga perayaan itu sendiri akhirnya jatuh pada hari kelima puluh.
Kata lima puluh
itulah yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani “Pentakosta” (Im.23:15-21,
Bil.28:26-31 ; Ul.16:9-12) serta juga disebut sebagai hari raya buah Bungaram
(Kel.23:16a, 34:22a).
Tiupan sangkakala
Perayaan ini adalah suatu perhentian
penuh yang ditandai dengan tiupan sangkakala. (Im.23:23-25) peraturan yang
harus dilakukan pada perayaan ini adalah : mempersembahkan korban bakaran,
korban sajian, korban penghapusan dosa bagi pendamaian umat Israel, korban
bakaran bulan baru dengan korban sajiannya, dan korban bakaran yang tetap dengan
korban sajiannya dan korban-korban curahannya (Bil. 29:1-6).
Hari Raya Pondon Daun
Perayaan ini
juga disebut sebagai “hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun”
(Kel.23:16b ; 334 : 22b). Ini adalah hari raya terakhir dalam satu tahun perayaan
ini dilakukan selama tujuh hari penuh dengan dilakukan persembahan api-apian
kepada Tuhan dengan perhentian penuh (Im.23:33-36a). Pada hari pertama dan hari
kedelapan (Im.23:39). Mereka harus mengumpulkan buah-buah, ranting-ranting dan
daun-daun pohon yang rimbun dan harus membuat pondok-pondok diluar rumah dari
bahan-bahan tadi dan “harus tinggal dalam pondok-pondok daun selama seminggu.
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.cc
dewa-lotto.vip