KoreshInfo

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN CIRI-CIRI PROFESI KEGURUAN

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN CIRI-CIRI PROFESI KEGURUAN (Dr. Rusman, M.Pd) § Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang...

Thursday, 10 March 2016

ILMU BUDAYA DASAR KRISTEN - MANUSIA DAN POTENSINYA



MANUSIA DAN POTENSINYA

Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, juga berarti bahwa manusia diciptakan dengan potensi-potensi. Potensi-potensi tersebut tentunya dimaksudkan agar pertama, manusia dapat bersekutu dengan Allah; kedua, manusia dapat menguasai, mengusahakan serta memelihara alam semesta beserta segala isinya, sebagai wakil Allah di bumi ini. Ketiga, manusia dapat saling membangun dengan sesamanya. Dengan kata lain manusia diciptakan potensi untuk berelasi dengan Allah alam dan sesamanya.

Potensi-Potensi Manusia
1.      Potensi Rohani
Allah menciptakan manusia dengan unsur roh, itulah sebabnya manusia adalah mahluk rohani. Kejadian 2:7 mencatat, “Ketika itulah Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup (Kej. 2:7).” Nafas hidup boleh juga diterjemahkan dengan roh. Allah adalah roh dan manusia diciptakan dengan unsur roh. Itu berarti manusia dapat berkomunikasi dengan Allah. Roh manusia juga merupakan sarana untuk dapat berkomunikasi dengan Allah, untuk dapat menyembah Tuhan dengan benar, Yohanes mencatat, “Allah itu Roh, barang siapa menyembah Dia, harus menyembahnya dalam roh dan kebenaran” (Yoh, 4:24).
2.      Potensi Moral
Potensi moral manusia diberikan oleh Allah kerena Allah itu Suci, semula manusia diciptakan sebagai mahluk yang bermoral supaya manusia dapat memancarkan kemuliaan dan kesucian Allah. Allah memberikan potensi moral sebagai hak, suatu esensi dalam hakekat sebagai manusia. Moralitas manusia sangat dibutuhkan dalam hubungannya dengan diri sendiri, dengan sesama dan juga dalam hubungannya dengan alam semesta. Dalam hubungan dengan diri sendiri moralitas yang memancarkan kesucian Allah akan membuat dia menghargai diri dan tidak menggunakan diri untuk maksud-maksud yang jahat dan tidak terpuji. Ia pun akan menempatkan diri dengan benar ketika beribadah kepada Allah.
3.      Potensi Rasio
Allah itu berpikir dan merencanakan. Itulah sebabnya ketika manusia diciptakanNya menurut gambar dan rupa-Nya, manusia juga diberikan potensi ratio yang memungkinkan untuk berpikir, menghitung, merencanakan, menganalisa, berimajinasi dan lain sebagainya, yang adalah pekerjaan logika. Karena memiliki rasio, manusia dapat terbang sampai ke bulan, dapat membangun gedung pencakar langit, tehnologi informasi yang sedemikian canggih dan sebagainya. Namun tidak dapat disangkal bahwa dampak dari kemajuan yang dihasilkan oleh rasio manusia adalah degradasi moral. Manusia semakin sombong, yang membuatnya semakin tidak dapat mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama. Sesungguhnya rasio diberikan agar manusia dapat berfikir dan merencanakan bagaimana mengembangkan, membangun dan memelihara bumi. (Kej.1:28; 2:15). Manusia perlu menggunakan kekuatan rasionya untuk membawa seluruh ciptaan setitrut kehendak Allah, sang Pencipta.
4.      Potensi untuk Berkuasa
Allah adalah Tuhan, yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan Lord. Istilah lord juga diberikan kepada orang-orang yang mempunyai kekuasaan tertentu. Ketika Allah menciptakan manusia, ia menciptakan manusia yang bersifat ke-tuan-an (the mastership). Oleh karena itu manusia ditetapkan oleh Allah menjadi “tuan” atas ciptaan yang lain. Alkitab mencatat, “Allah memberkati mereka: …… penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. “Kej. 1:28. Otoritas manusia sebagai tuan atas seluruh bumi diberikan Allah pencipta, supaya manusia menunjuk kepada kemahakuasaan dan kedaulatan Allah.
5.      Potensi Kreatif
Manusia diciptakan oleh Allah Pencipta, karenanya pun diberikan daya cipta. Daya cipta digunakan untuk menyatakan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan daya cipta seperti Allah mencipta. Dengan daya ciptaNya Allah merencanakan segala sesuatu dengan kreativitas yang tinggi. Kreativitas manusia diperlukan dalam upayanya untuk melaksanakan tugas Allah, tugas untuk membangun dan memelihara bumi (Kej. 1:28; 2:15). Bumi yang semula diciptakan Allah memerlukan daya kreativitas yang tinggi dari Adam dan Hawa dalam pengelolaannya. Allah pencipta telah menyediakan sarana dan prasarana, dan manusia tinggal menggunakan daya kreativitas yang sudah diberikan Tuhan kepadanya.
Yesus adalah pengajar kreatif. Ia dapat menggunakan perumpamaan-perumpamaan dalam menjelaskan apa yang diajarkan agar mudah dimengerti oleh pendengarnya. Perumpamaan itu sering kali diambil dari sesuatu yang ada di lingkungan-Nya. Ketika Ia dicoba dengan pertanyaan apakah orang harus membayar pajak. Ia secara kreatif mengambil sekeping uang, dan Ia berkata berikan kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepadanya dan kepada Tuhan, apa yang merupakan hak Tuhan.

Sumber :

  1. F. Sianipar, Ilmu Budaya Dasar
  2. Rey Hendra, Manusia dan Penciptaan Hingga Kekekalan

No comments:

Post a Comment