MANUSIA DAN POTENSINYA
Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, juga berarti bahwa
manusia diciptakan dengan potensi-potensi. Potensi-potensi tersebut tentunya
dimaksudkan agar pertama, manusia dapat bersekutu dengan Allah; kedua, manusia dapat
menguasai, mengusahakan serta memelihara alam semesta beserta segala isinya,
sebagai wakil Allah di bumi ini. Ketiga, manusia dapat saling membangun dengan
sesamanya. Dengan kata lain manusia diciptakan potensi untuk berelasi dengan
Allah alam dan sesamanya.
Potensi-Potensi Manusia
1.
Potensi Rohani
Allah menciptakan manusia dengan unsur roh, itulah sebabnya manusia
adalah mahluk rohani. Kejadian 2:7 mencatat, “Ketika itulah Allah membentuk
manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya,
demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup (Kej. 2:7).” Nafas hidup
boleh juga diterjemahkan dengan roh. Allah adalah roh dan manusia diciptakan
dengan unsur roh. Itu berarti manusia dapat berkomunikasi dengan Allah. Roh
manusia juga merupakan sarana untuk dapat berkomunikasi dengan Allah, untuk
dapat menyembah Tuhan dengan benar, Yohanes mencatat, “Allah itu Roh, barang
siapa menyembah Dia, harus menyembahnya dalam roh dan kebenaran” (Yoh, 4:24).
2.
Potensi Moral
Potensi moral manusia diberikan oleh Allah kerena Allah itu Suci, semula manusia
diciptakan sebagai mahluk yang bermoral supaya manusia dapat memancarkan
kemuliaan dan kesucian Allah. Allah memberikan potensi moral sebagai hak, suatu
esensi dalam hakekat sebagai manusia. Moralitas manusia sangat dibutuhkan dalam
hubungannya dengan diri sendiri, dengan sesama dan juga dalam hubungannya
dengan alam semesta. Dalam hubungan dengan diri sendiri moralitas yang
memancarkan kesucian Allah akan membuat dia menghargai diri dan tidak menggunakan
diri untuk maksud-maksud yang jahat dan tidak terpuji. Ia pun akan menempatkan
diri dengan benar ketika beribadah kepada Allah.
3.
Potensi Rasio
Allah itu berpikir dan merencanakan.
Itulah sebabnya ketika manusia diciptakanNya menurut gambar dan rupa-Nya,
manusia juga diberikan potensi ratio yang memungkinkan untuk berpikir,
menghitung, merencanakan, menganalisa, berimajinasi dan lain sebagainya, yang
adalah pekerjaan logika. Karena memiliki rasio, manusia dapat terbang sampai ke
bulan, dapat membangun gedung pencakar langit, tehnologi informasi yang
sedemikian canggih dan sebagainya. Namun tidak dapat disangkal bahwa dampak dari
kemajuan yang dihasilkan oleh rasio manusia adalah degradasi moral. Manusia
semakin sombong, yang membuatnya semakin tidak dapat mengasihi dan melayani
Tuhan dan sesama. Sesungguhnya rasio diberikan agar manusia dapat berfikir dan
merencanakan bagaimana mengembangkan, membangun dan memelihara bumi. (Kej.1:28;
2:15). Manusia perlu menggunakan kekuatan rasionya untuk membawa seluruh ciptaan
setitrut kehendak Allah, sang Pencipta.
4.
Potensi untuk Berkuasa
Allah adalah Tuhan, yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan Lord.
Istilah lord juga diberikan kepada orang-orang yang mempunyai kekuasaan
tertentu. Ketika Allah menciptakan manusia, ia menciptakan manusia yang
bersifat ke-tuan-an (the mastership).
Oleh karena itu manusia ditetapkan oleh Allah menjadi “tuan” atas ciptaan yang
lain. Alkitab mencatat, “Allah memberkati mereka: …… penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi. “Kej. 1:28. Otoritas manusia
sebagai tuan atas seluruh bumi diberikan Allah pencipta, supaya manusia
menunjuk kepada kemahakuasaan dan kedaulatan Allah.
5.
Potensi Kreatif
Manusia diciptakan oleh Allah Pencipta, karenanya pun diberikan daya
cipta. Daya cipta digunakan untuk menyatakan bahwa manusia diciptakan oleh
Allah dengan daya cipta seperti Allah mencipta. Dengan daya ciptaNya Allah
merencanakan segala sesuatu dengan kreativitas yang tinggi. Kreativitas manusia
diperlukan dalam upayanya untuk melaksanakan tugas Allah, tugas untuk membangun
dan memelihara bumi (Kej. 1:28; 2:15). Bumi yang semula diciptakan Allah
memerlukan daya kreativitas yang tinggi dari Adam dan Hawa dalam
pengelolaannya. Allah pencipta telah menyediakan sarana dan prasarana, dan
manusia tinggal menggunakan daya kreativitas yang sudah diberikan Tuhan
kepadanya.
Yesus adalah pengajar kreatif. Ia dapat menggunakan
perumpamaan-perumpamaan dalam menjelaskan apa yang diajarkan agar mudah
dimengerti oleh pendengarnya. Perumpamaan itu sering kali diambil dari sesuatu
yang ada di lingkungan-Nya. Ketika
Ia dicoba dengan pertanyaan apakah
orang harus membayar pajak. Ia secara kreatif mengambil sekeping uang, dan Ia
berkata berikan kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepadanya dan kepada
Tuhan, apa yang merupakan hak Tuhan.
Sumber :
- F. Sianipar, Ilmu Budaya Dasar
- Rey Hendra, Manusia dan Penciptaan Hingga Kekekalan
No comments:
Post a Comment