KoreshInfo

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN CIRI-CIRI PROFESI KEGURUAN

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN CIRI-CIRI PROFESI KEGURUAN (Dr. Rusman, M.Pd) § Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang...

Friday 4 March 2016

THEOLOGIA PROPER



THEOLOGIA PROPER


ALLAH

            “Aku percaya pada satu Allah, sang Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan”.
Untuk mendalami pokok-pokok Iman Kristen maka pijakan dasar untuk mendalami apa yang sudah terangkum dalam synode pengakuan Iman Nikea. Berikut ini adalah kata-kata yang perlu dibahas arti masing-masing.

1.      “Aku ….”
Kata ‘Aku’ pertama menekanakan pribadi, tanggung jawab dan tidak boleh ikut-ikutan. Kedua, kata ’aku’ membutuhkan lawan bicara yaitu : Iman Kristen tidak bisa hidup menyendiri tanpa persekutuan dengan ‘kamu’  Ke-Aku-an yang sejati hanya dimiliki oleh Allah. “ Firman Allah kepada Musa : “AKU ADALAH AKU”. Lagi Firman-Nya : “Beginilah kukatakan kepada orang Israel itu “AKULAH AKU” telah mengutus Aku kepadamu”  (Keluaran 3:14). Ke-Aku-an manusia yang sejati haruslah bertemu dengan sang AKU, yaitu Allah.

2.      “Percaya …”
Kata percaya mengandung dua arti antara lain : Pertama, percaya intelektual dan yang kedua percaya dengan sungguh yang diwujudkan dalam penyerahan diri kepada Allah. Percaya secara intelektual adalah seperti yang dicatat oleh Rasul Yakobus : “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.” (Yakobus 2 : 19).

3.      “Pada satu …”
Kata satu tidak boleh dimengerti dalam hitungan angka karena Allah itu Roh, tidak bisa kelihatan. Satu Allah artinya tidak ada ilah lain selain daripada Allah. Ada beberapa ayat yang mendukung tentang ke-esaan Allah.
Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (I Korintus 8:6).

4.      “Allah ….”
Berbicara tentang Allah tidak semudah yang dipikirkan karena Allah itu Roh (Yohanes 4:24). Ada dua pendekatan theologia tentang Allah.
Pertama, pendekatan theologia Apopathik  Theology) yaitu : Theologia pembukaan artinya Allah itu bukan kecil, bukan besar, bukan laki-laki, bukan perempuan. Kedua pendekatan Theologia Apopathik. (1 Timotius 6:16-16).

5.      “Sang Bapa”
Dalam keyakinan Kristen, Allah sering disebut Bapa. Untuk membicarakan sebutan Bapa kepada Allah, maka perlu diperhatikan ayat-ayat berikut : “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus (Yohanes 17:1-3).
Dalam doa Musa abdi Allah disebutkan dalam Mazmur. “Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah”. (Mazmur 90:2). Benih itu berasal dari Bapa, dalam kaitan dengan penciptaan – Allah dipandang sebagai sumber benih. Dalam Kisah Rasul disebutkan : “Sebab didalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujangga : sebab kita ini dari keturunan Allah juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia” (17:28-29).
Ada persoalan yang timbul kalau Allah itu disebut Bapa hanya karena penciptaan atau penebusan, sebab pada diri Allah itu tidak ada perubahan. Sebelum ada penciptaan, Bapa siapakah Allah itu?

Tritunggal Maha Kudus
Berbicara tentang Tritunggal sebetulnya sedang berbicara tentang hubungan dari sang Bapa, Putra dan Roh kudus. Sebagai suatu analogi bahwa kata-kata manusia satu dengan manusia itu sendiri, namun bisa dibedakan manusia dengan kata-katanya, termasuk roh dan jiwa kita. Berbicara Tritunggal bukan berbicara tentang jumlahnya Allah, melainkan berbicara tentang keberadaan yang ada pada Allah yang Maha esa itu.
-         Hubungan Sang Bapa dan Sang Putra
-         Hubungan Roh kudus dengan sang Putra
-         Allah diidentikkan dengan Roh kudus

6.      “ …..Yang Mahakuasa”
didalam keyakinan agama Hindu bahwa Allah Yang Mahakuasa itu hadir dalam dunia ini bukan saja hanya dalam energi-Nya namun juga esensi-Nya. Hal ini sangat bertolak belakangan dengan keyakinan Kristen. Kehadiran Allah dalam dunia ciptaanNya ini, bukan dalam esensi melainkan dalam energi Allah. Energi Allah biasanya dinyatakan dalam bentuk kemuliaan. Jadi orang yang percaya kepada Allah bukan manunggal dengan Allah dalam esensiNya, namun dalam energiNya.

Ajaran Tentang Allah Dalam Alkitab
A.     Allah itu satu, Esa tidak ada sekutuNya.
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru secara tegas mengajarkan bahwa Allah itu Esa.

Perjanjian Lama
“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,…” (Keluaran 20:3-5).
Dengarlah, hai orang Israel : TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa! (Ul. 6:4) Apabila kamu meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu, setelah Ia melakukan yang baik kepada kamu dahulu." Tetapi bangsa itu berkata kepada Yosua : "Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah." (Yosua 24:20-21).
Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku. (Yesaya, 44:6).
Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, (Yesaya, 45:5).
Beritahukanlah dan kemukakanlah alasanmu, ya, biarlah mereka berunding bersama-sama : Siapakah yang mengabarkan hal ini dari zaman purbakala, dan memberitahukannya dari sejak dahulu? Bukankah Aku, TUHAN? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku! (Yesaya 45:21).
Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, (Yesaya 46:9).

Perjanjian Baru
Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:10).
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus : “Hukum yang terutama ialah : Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. (Markus 12:28-32).
Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata : “Bapa, telah tiba saatnya ; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:1-3).
Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? (Yohanes 5:44).
Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman. (Roma 3:30).

B.     Allah yang Esa adalah Bapa
Perjanjian Lama
Alkitab mengatakan mengatakan bahwa Allah yang Esa itu ternyata disebut “Bapa”. Sebutan ini bukanlah karangan gereja mula-mula bukan pula karangan Paulus. Namun secara konsisten ini merupakan ajaran nabi-nabi sebelum Yesus sendiri serta ajaran para muridNya. Berarti ini adalah ajaran gereja sepanjang segala abad.
Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala. (Yesaya 63:16).
Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. (Yesaya 64:8).
Dengan menggunakan bahasa kias, ayat ini menjelaskan terciptanya gunung-gunung sebagai “kelahirannya” dan tercipta bumi dan dunia sebagai “diperanakkannya”. Padahal ayat diatas menjelaskan bahwa Allah itu ada sejak kekal berarti yang “melahirkan gunung-gunung itu adalah Allah dan yang “memperanakkan” bumi itu juga adalah Allah yang sama.

Allah dan Tuhan
Dalam perbicaraan bahasa Indonesia sehari-hari “Allah” dan “Tuhan” tidak dibedakan. Allah adalah Tuhan dan Tuhan adalah Allah. Ini terbukti dalam penggunaan kata “ketuhanan Yang Maha Esa” didalam pancasila. Dalam konteks bahasa theologia Kristen seharusnya itu berbunyi ke-Allah-an Yang Maha Esa”. Penggunaan kata ini juga telah mempengaruhi banyak orang Kristen di Indonesia, terbukti dengan penggunaan kata “anak-anak Tuhan”. Istilah ini tidak pernah ada dalam Alkitab, karena Alkitab menyebut dengan istilah Anak-Anak Allah”. Berikut ini adalah ayat-ayat Alkitab yang mendukungnya :
-         Yohanes 17 : 1-3
-         I Korintus 17 : 1- 3
-         Yohanes 4:24

7.      “ ………Pencipta Langit dan Bumi ……(Cosmology)
Cosmology
Membahas langit dan bumi, dalam bahasa theologia sering disebut dengan kosmologi, Allah menciptakan langit dan bumi dengan satu tujuan tunggal, yaitu supaya namaNya yang Mahakudus dan Mahakuasa itu dimuliakan. Namun karena ketidak-taatan manusia dengan jalan jatuh kedalam dosa, maka kemuliaan Allah itu samar-samar manusia dengan jalan jatuh ke dalam dosa, maka kemuliaan Allah itu samar-samar kepada semua umat manusia. Karena kemuliaan Allah yang samar-samar yang dilihat oleh mereka itulah membuat mereka menjadi samar-samar menafsirkan kehadiranNya diatas bumi.

Anthropology
Dalam pembahasan tentang penciptaan langit dan bumi (cosmology), pembahasan yang tidak terpisah darinya adalah tentang penciptaan manusia (Anthropology).
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, apa maksudnya gambar, dan apa pula maksudmua rupa. Gambar Allah artinya adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk memancarkan sifat-sifat Allah. Sifat-sifat Allah misalnya : kudus, kasih, pengampun dan penyabar, adil dan lain-lain. Jikalau Allah itu kasih, maka diharapkan manusiapun mampu memancarkan kasih. Rupa Allah, artinya adalah kemampuan moral yang diberikan oleh Allah kepada manusia  untuk ambil bagian dalam kodrat ilahi.

Amartologi (Dosa)
Kata amartia berasal dari bahasa Yunani yang artinya meleset dari sasaran. Sasaran Allah menciptakan manusia untuk mengambil bagian dalam kodrat ilhai. Bandingkan dengan Kolose 1:15 dan Filipi 2:6. Jadi amartia artinya manusia mengalami maut (Kejadian 2:17).

8. “ ...... dan yang tidak kelihatan...”
(Angelology & Demonology)
Angelology
Malaikat adalah makhluk yang tak kelihatan, ia bukan dewa atau anak Allah yang harus disembah. Malaikat adalah pelayan Allah. Bandingkan Wahyu 19:10, Wahyu 19:20, Kolose 2:18, Kolose 1:20-21.
Penciptaannya tidak terlalu jelas (Ayub 38:7). Malaikat itu diciptakan dari cahaya kemuliaan Allah, itu sebabnya ia disebut makhluk yang bercahaya (Ibrani 1:4:2 Korintus 11:14).
Tak bertubuh jasmani, tak beranak, tak berkelamin (Luk. 20:34-36).  Tujuan malaikat diciptakan adalah untuk melayani Allah dan manusia yang sudah selamat (Wahyu 19;10 ;  Ibrani 1:4). Kerjaannya hanya memandang Allah (Mat. 18:10). Punya intelektual (Yeh. 28:3) tetapi bukan mahatahu (Mat. 24:36), sangat kuat (2 Petrus 2:11), tetapi bukan mahakuasa. Ia bekerja atas restu Allah (Ayub 1:12, 2:6). Cepat hadir dimana-mana (Ayub 2:1-2) tetapi bukan mahahadir.

Demonology
            Kalau ditelusuri kitab Kejadian, jauh sebelum manusia jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3), sesungguhnya sudah ada iblis yang menyamar dalam wujud ular. Dalam Kitab Yesaya (14:12) dicatat bahwa malikat yang jatuh itu disebut : “bintang Timur atau putra fajar” yang dalam bahasa latin disebut: “Lusiferus” (pengemban terang). Nama ini menunjuk kepada keindahan, kegemerlapan dan kesempurnaan malaikat yang satu ini. Keindahannya itu dilukiskan oleh Yehezkiel bagaikan batu permata (Yeh. 27:3-4; 28:13-14).

KARYA SANG PUTRA (KRISTULOGI)
PRIBADI YESUS KRISTUS

Keilahian Yesus Kristus itu bukan dilihat dalam bentuk wujud jasmani anak Maria hang biasa makan makanan, yang lahir tanpa ayah insani, berbuat mukjijat dan sebagai makhluk Allah yang menyebutkan Allah sebagai "Allah-Nya". Natnun ditilhat dari keberadaan pra-kekal, pra-ada didalam hakikat Allah yang Esa.

Kemanusiaan Yesus Kristus Itu bukan Allah Yang Kekal: Namun Makhluk
            Isa sebagai manusia Anak Maria yang biasa memakan makanan itu manusia itu manusia sejati makhluk Allah yang bukan sejajar dengan Allah. Namun “Firman Allah “ yang kekal yang mengenakan daging makhluk bernama Yesus (Isa) itu kekal dalam Allah dan tidak mungkin dianggap makhluk serta disejajarkan dengan makhluk. Dan tetap satu didalam Allah meskipun pada saat Dia mengenakan daging kemanusiaan Yesus Kristus itu karena Allah itu ada dimana-mana pada saat yang bersamaan demikian pula FirmanNya tanpa meninggalkan kesatuanNya didalam hakikat Allah telah menjadi manusia Yesus Kristus”.

Allah Menjadikan Yesus Manusia Mulia : Sebagai Tuhan  
Karena dari Allah (Bapa) itu sendirilah Manusia Mulia: Yesus Kristus, Firman Allh yang menjelma itu menerima kuasa mutlak atas alam itu, dengan demikian memang Allahlah yang mengangkat dan menjadikan Manusia Yesus Kristus itu sebagai “Tuhan” yaitu penguasa, Junjungan Agung, Yang Dipertuan, Bendoro, Gusti. Jadi yang disebut “Tuhan” Yesus itu manusia meskipun telah dimuliakan, karena makna “Tuhan” adalah gelar jabatan penguasa bukan langsung bermakna “Allah” itulah sebabnya Allah (Bapa) itu “AllahNya” Tuhan Yesus (Ef. 1:17, Why. 3:12). Sebelum Yesus dimuliakan di sorga ketika masih sebagai manusia di atas bumi ini, kata “Tuhan” yang diucapkan oleh murid-murid Yesus atau orang-orang ini bagi Yesus sebaliknya dimengerti sebagai “Pak, Tuan” sedangkan sesudah Yesus dimuliakan kata Tuhan itu bermakna Sang Penguasa, junjungan Agung, yang dipertuankan, Bendoro, Gusti.

ARTI TUHAN
            Arti kata Tuhan sendiri adalah: penguasa, yang menjadi penguasa segala sesuatu adalah Allah. Dalam bahasa yang lebih sederhana bahwa kalau disebut Allah itu menunjuk kepada hakekat dari sang pencipta itu sendiri, sedang Tuhan menunjuk kepada wilayah kewibawaan kepenguasaan-Nya.

ARTI YESUS
            Arti kata “menjelma” (sarkoqenta), yang berasal dari bahasa Yunani sarx (sarx). Dalam bahasa Sunda kata menjelma berasal dari kata jelma, jolma (Batak). Dalam bahasa Latin disebut “carnus” artinya daging. Jadi kata inkarnasi (incarnation) artinya menjadi daging.
            Firman Allah yang telah menjadi daging (carnus) tersebut tidak berarti bahwa terjadi suatu perubahan (inkonsistensi) di dalam diri Allah. Keilahian Allah tidak berubah dengan menjadi daging Firman tersebut.


PENJELMAAN FIRMAN ALLAH

1.      Peristiwa Kelahiran Yesus
Berbicara mengenai inkarnasi - bukan berbicara perubahan (mangga–jadi pisang). Unsur-unsur aslinya tidak kehilangan. KeilahianNya tak hilang. Ditambahkannya unsur daging.
Tujuan inkarnasi ini bukan karena adanya dosa. Melainkan untuk menggenapi rencana Allah kepada manusia yang ikut ambil bagian dalam gerakan kasih Allah.
Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi daging : Daging dalam pengertian Alkitab, yaitu :
1.      Tubuh jasmani yang membalut tulang
2.      Hawa nafsu
3.      Manusia yang tercipta
Dampaknya adalah 2 Kor. 5:14 (matinya totalitas manusia). Terbuka jalan bagi siapapun.
2.      Peristiwa Penyunatan Yesus
Lukas 2:21-22 (Bandingkan Imamat : 12:3, 6-8). Sebagai orang Yahudi Yesus harus tunduk kepada Hukum Taurat (Galatia 4:4). Sejarah sunat sudah dimulai di zaman Abraham (Kej. 17:1-14). Dalam nats ini dicatat bahwa tema sentralnya adalah keturunan dan tempat tinggal. Keturunan (bangsa yang besar) – berkat nasional (17:4-5), tempat tinggal (berkat teritorial, 17:8). Maka sebagai bukti perjanjian Allah ini kepada Abraham, maka keturunannya disunat.
3.      Peristiwa Pembaptisan Yesus
Mengapa Kristus dibaptiskan? Apakah Ia seorang berdosa? Perlu bertobat? Tidak perlu ia bertobat (Mat. 3:14, Yohanes mencegah!). Maksud Yesus dibaptis:
1.   Menggenapkan seluruh kehendak Allah (Mat. 3:15), rela diperlakukan oleh makhluknya dengan semena-mena. Ia rela masuk ke dalam kedosaan manusia, menanggung sengsara.
2.   Ia menyatakan diri-Nya sebagai Anak. Menyatakan Tritunggal Mahakudus. Orang percaya yang manunggal dengan-Nya akan menerima Roh Kudus.
3.   Sang Firman menyucikan alam ciptaan (2 Petrus 3:5). Alam ini sudah terkutuk (Kej. 3:17). Baptisan di dalam Nama Tuhan Yesus sering disebut. Baptisan Roh Kudus, karena melalui baptisan itu kita menerima Roh Kudus (Kis 19:1-2).
4.   Yoh. 1:31 Yohanes belum mengenal Dia, untuk pembaptisan Yesus inilah ia datang, supaya Kristus dinyatakan kepada Israel. Sebelum pembaptisan-Nya Kristus belum dikenal Israel. Baru sesudah baptisan semua orang tahu Yesus adalah Mesias (Yesaya 11:1-3). Dengan dibaptiskannya Yesus, di sungai Yordan maka Roh Tuhan tinggal di atasnya sebagai pernyataan bagi Israel bahwa Yesuslah Mesias itu.

4.      Peristiwa Pencobaan Yesus
Latar Belakang Pembacaan: (Matius 4:1-11, Markus 1.:12-1.3)
a.   Padang Gurun Bangsa Israel lewat padang Gurun. Banyak pencobaan yang dialami mereka. Yesus di padang gurun secara simbolis menggenapi peristiwa Israel ketika dipimpin oleh Musa. Tak heran PB sering menyebut Israel itu. Yesus Matius 2:15 dan Hosea 11:1. Artinya di dalam Yesus, Israel yang sejati akan menemukan kepenuhan diri mereka. Yesaya 5:1-7 Israel disebut sebagai kebun anggur dan dalam Yohanes 15 Yesus adalah anggur. Yesus menggenapi arti Israel. Yesuslah inti Israel (Yohanes 1:19-51).

5.      Peristiwa Pemuliaan Yesus
      Kerjakan Keslamatanmu
Fil.2:12: "... Karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar ...". Ketika anda berdiri dihadapan mezbah Allah untuk menikah, anda dinyatakan sebagai suami isteri di dalam Tuhan. Anda telah resmi menikah pada saat dan ditempat itu juga. Tak seorangpun yang dapat membantah kenyataan itu. Namun demikian betul juga kalau dikatakan bahwa meskipun anda secara resmi sudah menikah sebagai suami isteri, anda harus pula mengerjakan dan menjaga perkawinan itu sejak saat tersebut sampai akhir hidup anda dalam hidup bersama pernikahan tersebut.
Pertobatan Setiap Hari
Orang-orang kudus Gereja yang besar dan agung adalah orang-orang biasa yang sederhana yang memancarkan rahmat dan kasih. Mereka tidak bertobat sekali saja. Tidak pula mereka berbalik kepada Allah hanya sekali saja. Hidup mereka adalah suatu pembalikan kepada Allah setiap hari dan suatu pertobatan yang terus menerus.

Suatu Gerak Maju Kepada Allah Yang Terus Menerus
Di dalam theologia Kristen Perdana keselamatan itu bukanlah suatu yang mandeg dan statis, namun suatu yang bergerak dan dinamis, itu bukan keberadaan yang sudah selesai, keberadaan yang sudah sampai, keberadaan sudah mencapai, tetapi suatu gerak maju yang terus menerus kepada pemuliaan, kepada “theosis” (qesi~), kepada “ikut ambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Petrus 1:4) kepada menjadi seperti Kristus sendiri. (1 Yohanes 3:2, Filipi 3:21) kepada menerima kepenuhan hidup Allah.

Suatu Seruan dan Jeritan Untuk Keselamatan
Keselamatan yang kita cari ini tak dapat dijumpai dalam pendidikan atau politik, maupun kelimpahan ekonami, namun di dalam Kristus ini adalah keselamatan rohani, suatu keselamatan batin, yang sebaliknya akan menimbulkan suatu keselamatan jasmani. Orang yang diubahkan akan menghasilkan masyarakat yang diubahkan.

Siapa Yang Akan Menyelamatkan Aku
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada, Allah oleh Yesus Kristus". (Rom.7:15,l7, 24-25}. Siapa yang akan melepaskan aku? Syukurlah kepada Allah atas Yesus Kristus FirmanNya yang menjadi daging itu, karena Dia datang bukan untuk menghakimiku tetapi untuk melepaskanku dari tubuh dosa dan tubuh maut ini!


Juruselamat Kemarin – Hakim, Besok
“Kemarin aku adalah Juruselamat, tetapi hari ini harus menjadi hakimmu”. Sang Firman menjadi daging: Yesus Kristus datang, bukan untuk menghakimi dunia tetapi untuk menyelamatkannya. Tetapi suatu hari Dia harus datang untuk menghakimi dunia. Saat ini Dia adalah Juruselamat kita. Besok Dia akan menjadi hakim kita. Bagaimana kita akan bertemu dengan Dia pada akhirnya nanti, sebagai Juruselamat atau sebagai Hakim?

Untuk Apa Kita Diselamatkan
Kita diselamatkan dari dosa untuk kasih. Kasih Yesus yang tidak mudah menghakimi, yang menerima, yang mengampuni harus mengalir melalui kita kepada orang lain. Kedua, kita diselamatkan untuk menghasilkan buah.

Apakah keselamatan itu
Keselamatan adalah kebebasan dan kemerdekaan dari kesewenangan Ego-Sentrisme diri, kebebasan dari rasa takut dan kematian. Keselamatan didalam Kristus itu adalah keadaan sedang dibebaskan dari diri ‘ku’sendiri agar aku dapat menjadi manusia yang diselamatkan oleh Allah pada waktu menciptakanku serta menjadi seperti apa yang dimaksudkan itu.
Keselamatan adalah pembebasan dari kejahatan, kekalahan Iblis, pengubah-muliaan manusia
hidup secara otentik
mengenakan Kristus
pengembalian gambar Allah di dalam manusia
ikut ambil bagian dalam kehidupan Allah
pengembalian persekutuan dengan Allah
ketak-binasaan
menerima Roh Kudus
pengampunan dosa
naik ke takhta Allah

Keselamatan Positif
Keselamatan bagi Ortodoks berarti pembaharuan dan pemulihan gambar Allah didalam manusia, pengangkatan kemanusiaan yang telah jatuh melalui Kristus ke dalam hidup Allah sendiri. Kristus mengampuni manusia serta membebaskan dia dari dosa agar dia boleh maju terus untuk memenuhi ketentuan tujuan ini, yang af untuk menjadi seperti Allah. Kristus menyelamatkan kita dari dosa untuk ikut ambil bagian didalam kehidupan Allah.

Tiga Pembalikan Diri
Pembalikan diri pertama adalah penjumpaan jiwa dengan Tuhan kita, apabila Dia diikuti sebagai sahabat dan tuan. Pembalikan yang kedua adalah sebuah pengalaman pribadi akan pengampunan dan keselamatan salib …… dan kebangkitan. Pembalikan diri yang ketiga adalah kedatangan Roh kudus.

Diselamatkan Oleh Kasih Karunia
Kasih karunia adalah pencurahan belas pengasihan Allah yang tanpa batas. Ini adalah pengampunan Allah yang tak mengenal syarat atas orang-orang yang tidak layak. (2 Kor.5:19) ini adalah Allah menerima kira sebagai anak-anakNya oleh iman melalui baptisan (Gal.3:26-27), memenuhi kita dengan Roh kudusNya pada waktu Pengurapan (Kis.8:16-17), kemudian mengirim Yesus untuk hidup didalam hati kita, melalui perjamuan kudus (Yoh.6:56). Ini adalah Allah mengasihi kita ketika kita ini sedang dalam keadaan tak dapat dikasihi.

Satu Kata Mengenai Perbuatan Baik dan Keselamatan Kita
Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya mati, (Yakub.17-10).

Tidak Bersifat Amal-Jasa
Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata : “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan”. (Luk17:10).
Diciptakan Untuk Perbuatan Baik
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”.

Suatu Ciptaan Baru Menghasilkan Perbuatan Yang Baru
Perbuatan baik tidak menghasilkan keselamatan, tetapi keselamatan menghasilkan perbuatan baik. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik, tetapi kita diselamatkan untuk perbuatan baik. Sang Kristus membuat setiap orang diantara kita suatu ciptaan baru, suatu keberadaan yang baru.

Bukan Perbuatan Baik Tiruan
Kita diciptakan untuk perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan didalam Kristus dan untuk Kristus. Segala pekerjaan lain yang di luar itu adalah perbuatan baik tiruan, perbuatan baik palsu; mereka ini tidak akan dapat lewat dibawah pengawasan mata penghakiman Allah.

MARIOLOGI
Beberapa sebutan tentang peranan Maria :
1.      Putri Sion
“Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata : “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”. Kata salam ini berasal dari bahasa Yunani “ Khaire artinya : bersukacitalah! Jadi kata ini dapat diterjemahkan : Bersukacitalah, hai …… kata yang diucapkan oleh malaikat ini adalah merupakan ajakan para nabi dalam zaman Perjanjian Lama kepada Putri Sion untuk bersukacita, karena Allah berada ditengah-tengah Putri Sion (yaitu : Bangsa Israel).

2.      Hawa yang Baru
Dalam kisah Hawa, tidak mau mendengar kepada Firman Allah dan tidak taat kepada Allah, sehingga ketidaktaatannya ini menyebabkan laki-laki yang pertama itu ikut terseret kepada ketidaktaatan tersebut. Jadi melalui Adam (laki-laki Perta) seluruh ala mini mengalami akibatnya (Roma 5:12). Tetapi didalam Maria, terjadi hal yang bertentangan dengan apa yang dilakukan Hawa. Dengan mengucapkan : “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah kepadaku menurut yang kau katakana, Maria menunjukkan suatu ketaatan yang mutlak terhadap Firman Allah tawarannya. Dan dengan ketaatannya kepada Allah ini, akhirnya Maria melahirkan Sang Sabda didalam wujud manusia yaitu : Adam yang terakhir (Ada yang kedua).

3.      Selalu Perawan
Oleh karena Gereja itu sebagai : perawan suci, “sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai PERAWAN SUCI kepada Kristus ….. sama seperti Hawa …..” (2 Kor.11:2-3). Gereja disini dilambangkan sebagai : Perawan suci dan disejajarkan dengan Hawa. Pada hal, Maria merupakan Hawa Yang Kedua, kalau Gereja disebut Hawa dan Perawan Suci, maka hubungan Gereja dengan Maria itu erat sekali. Maria sebagai lambing Gereja itu sendiri yang demikian kalau Gereja itu Perawan Suci, Maria pun adalah : Perawan Suci. Oleh karena itu gereja sepanjang segala abad menekankan bahwa Maria itu : TETAP PERAWAN, baik pada waktu ia sebelum melahirkan, baik pada waktu ia sedang mengandung, dan sesudah melahirkan ; dia itu tetap perawan. Mungkin secara logika hal ini tidak masuk akal, namun lebih tidak masuk akal lagi bagaimana seorang bayi lahir tanpa seorang laki-laki. Tujuan dari pada penekanan ketetap perawanan Maria ini bukan untuk menunjukkan kebenaran medis tetapi untuk menunjukkan kebenaran Theologis (Dogma), dengan kelahiran yang dilakukan oleh Maria ini sesuatu yang baru sudah jadi. Pembaharuan sudah jadi dan apa yang dilakukan oleh Hawa itu akhirnya ditebus dalam diri Maria. Gereja dalam hal ini menggunakan tipologi dari Bait Allah yang dilihat oleh Yeheskiel sebagai tipologi : Ketetap perawan Maria ini (Yeh. 44:1-3).

4.      KenaikanNya ke Surga (Assumptio)
Gereja tidak merencanakan kenaikannya (Maria) ini sebagai dogma, tetapi gereja menyakini bahwa Maria ini sudah dibangkitkan oleh Tuhannya yang juga adalah anaknya sesudah dia meninggal, Gereja Roma Katolik mencanangkan ini sebagai “SATU DOGMA” tetapi gereja orthodoks tidak mengatakan hal itu dogma. Oleh karena itu dalam gereja Orthodoks yang diperingati pada masa akhir hidup Maria itu bukan kenaikannya ke surga, melainkan kematiannya, sebab kematian itu menunjuk kepada akibat dosa. Bagi siapa saja boleh percaya, boleh tidak : Maria itu sudah bangkit atau belum. Namun kalau seseorang mempercayai bahwa ia (sebagaimana keyakinan gereja, bukan dogma) menyakini bahwa Maria ini sudah terlebih dahulu dibangkitkan sebelum orang-orang Kristen yang lain, ada beberapa penghiburan didalamnya.

Doktrin Maria Terkandung Tanpa Dosa Asal?
            Maria terkandung tanpa dosa asal dalah resmi Dogma Gereja Roma Katolik. Dosa asal ialah : Akibat yang terjadi daripda ketidaktaatan Adam, yaitu : kefanaan, kematian, kehilangan kehidupan kekal, kesengsaraan, dan lain-lain. Maria sebagai manusia tak luput dari keberadaan ini. Dia menderita, sengsara dan akhirnya mati. Dengan demikian, Maria tidak bebas dari dosa asal karena iapun dapat mati. Di samping itu ialah : Maria sendiri mengatakan bahwa Allah itu Juruselamat. Jadi tak mungkin dia itu tanpa dosa kalau ia masih butuh Juruselamat.
            Kalau Maria ini dibebaskan dari dosa asal, karena nanti akan melahirkan seorang bayi, pada hal dosa asal ini akibatnya adalah kefanaan kita sebagai manusia. Kalau ia dibebaskan dari dosa asal berarti ia kemanusiaannya berbeda dengan kemanusiaan kita. Kalau kemanusiaan Maria berbeda dengan kemanusiaan kita, pada waktu Yesus menjadi buah rahimnya (mengambil kemanusiaan) dari rahimnya maka kemanusiaan yang diambil itu tidak sama dengan kemanusiaan kita. Jadi kalau begitu Dia bukan manusia sejati sebagaimana kita. Maka Yesus tidak dapat menjadi Penebus kita.

Pandangan Protestan Mengenai Maria
            Yang diakui oleh Saudara-saudara kita dari kalangan Protestan adalah mengenai ketetap-perawanan Maria. Maria tidak perawan ? Punya anak ?
            Kalau keberatan-keberatan dari ayat tersebut (Mat. 1:25, Markus 6:3 ; luk. 2:7 ; Yoh.2:4) ini dilihat sepintas saja, maka keberatan-keberatan ini mempunyai bobot. Tetapi kalau kita membaca Alkitab secara keseluruhan, maka keberatan-keberatan tersebut dapat jawaban. Untuk itu di bawah ini akan diselidiki ayat-ayat tersebut, antara lain :
  1. Mat. 1:25 ‘sampai’ :
Kata-kata “sampai” di Alkitab mempunyai ekspressi yang berbeda. Kata sampai juga bisa berarti terus menerus tidak melakukan hubungan, umpamanya didalam 1 Samuel 15 : 35 : “Sampai hari matinya Samuel tidak melihat Saul lagi, …….. kata ‘sampai’ disini tidak boleh diartikan dan tidak mungkin secara akal bahwa sesudah mati Samuel lalu melihat Saul. Sesudah berada didalam kuburan lalu Samuel menjenguk Saul. Tentu saja bukan itu maksudnya. Maksudnya, sejak Samuel bertemu dengan Saul yang terakhir itu, sampai dia meninggal dia tidak pernah bertemu lagi dengan Saul.
  1. Markus 6 : 3  “Saudara-Saudara Yesus”
Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon disebut sebagai saudara-saudara Yesus, tetapi tidak pernah disebut sebagai anak-anak Maria. Jadi kalau begitu hubungan saudara, antara Yakobus, Yudas, Simon dan saudara-saudara perempuan ini dengan Yesus berbeda hubungannya antara Yesus dan Maria. Yesus anak Maria, tetapi orang-orang ini bukan anak Maria meskipun mereka : Saudara Yesus, kalau begitu siapa mereka ini?
  1. Lukas 2 : 7 ‘anak sulung’
Yang disebut anak sulung adalah : anak yang lahir terdahulu dari kandungan (Kel.13:12). Yang lahir terdahulu dari kandungan tidak harus, bahwa sesudah itu kandungan itu melahirkan lagi. Bisa saja yang terdahulu itu Anak Tunggal. Yang menjadi penekanan disini adalah : Bukan Soal Sulung yang kemudian ada adiknya, tetapi sulung sebagai pembuka kandungan. Sulung sebagai pemula membuka kandungan itu.


KEIMANAN
Hakikat Keimanan
            Dari pembahasan tentang Kemah Suci, piranti-piranti yang ada didalamnya sampai dengan berbagai macam korban, maka kita harus membicarakan pejabat yang melaksanakan semua kegiatan ibadah yang dilakukan di Kemah Suci yang berpusat pada korban-korban itu : Imam Besar dan Imam-imam dalam bahasa Ibrani Imam itu disebut : Kohen. Tugas imam adalah menyampaikan korban orang berdosa kepada Allah, dan kemudian menyampaikan pengampunan dan pengudusan Allah kepada manusia. Perjanjian Baru mengajarkan demikian : “Pandanglah kepada Rasul dan imam besar yang kita akui, yaitu Yesus”. (Ibr. 3:1)”. Kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan tahta Yang Mahabesar di Sorga.” (Ibr.8:1). Kristus telah datang sebagai Imam Besar (Ibr.9:11). Ayat-ayat itulah yang menunjukkan bahwa Yesuslah Imam Besar itu.
  
Pakaian Imam Besar
Pembahasan kita akan mengikuti urutan ini, sama dengan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tabit-tabit, tenda-tenda atau pintu gerbang kemah suci. Pakaian Imam inipun terdiri dari warna warna : biru (ungu tua), Ungu (ungu muda), kain kermiji (merah tua), kain jenan halus dan emas. Ini berarti bahwa makna kemah suci dan makna pakaian imam itu menunjukkan kepada satu realita yaitu : Kristus sendiri sedangkan maknanya adalah demikian. Haruslah engkau menenun lenan halus dan haruslah kau buat ikat pinggang dari tenunan yang berwarna-warna (Kel.28 : 39).

Tahbisan  Iman
            Mengenai tahbisan Imam ini dapat kita temukan kisahnya dalam Im.8-9,yang ditahbiskan bukan hanya Imam Besar saja, namun juga imam-imam, anak-anak Harun. Pertama-tama Harun dan anak-anaknya dibasu dengan air bersama-sama (Im.8:6). Harun adalah lambang Kristus dan anak-anaknya yaitu para imam adalah lambang gereja yang Rasuliah (Why 1:6, I Petrus 2:9).

A.     Keimanan dalam Gereja Perdana
Theologia Protestan mengajarkan bahwa semua orang percaya adalah imam-imam tak ada perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Theologia Roma Khatolik mengajarkan bahwa hanya para Pastor, Uskup atau Paus itulah imam, malahan Paus disebut “Pontifek Macimus” (Imam Agung). Sedangkan umat, hanyalah kaum awam saja.

B.     Busana Liturgis Imam
Jubah atau busana liturgis Presbyter yang berwarna-warni juga mempunyai arti simbolis theologies. Pakaian Liturgi Episkopos, Presbyter dan Diakon dan makna simbolis theologisnya adalah sebagai berikut :
-         Jubah Stikharion
Jubah ini adalah jubah yang pertama dan merupakan kesinambungan dengan Stickharion dari Para Imam Perjanjian Lama. Jubah ini dikenakan baik oleh diakon, Presbyter maupun Episkopos. Pada saat mengenakan jubah Sticharion atau stikharion ini, rohaniawan mengucapkan doa : “ jiwaku akan bersukacita didalam Tuhan. Karena Ia telah mengenakan kepadaku pakaian keselamatan dan telah menjubahi dengan jubah sukacita. Ia telah meletakkan mahkota diatas kepalaku seperti mempelai pria, seperti mempelai wanita.
-         Epitrahilion
Selendang ini merupakan kesinambungan “tutup dada” dari Imam Perjanjian Lama. Selendang ini berukuran lebar 15 cm melilit sekitar leher dan turun ke bawah, lalu dibawah leher dikaitkan tengahnya antara lembaran kiri dan lembaran kanan yang terjuntai dari leher tadi dengan kancing, dalam bahasa Yunani ini disebut Epitrahilion sehingga luas seluruhnya ½ meter luarnya. Panjangnya terjuntai sampai dibawah lutut pemakainya. Diujung bawah terdapat dua rumbai-rumbai yang dipasang melintan lebar masing-masing luas sisis kanan dan kiri dari selendang itu. Rumbai-rumbai itu disusun dua jenjang atas dan bawah. Ketika mengenakan selendang tutup dada ini, Episkopos atau Presbyter yang mengenakan, diakon belum berhak mengenakan.
-         Epimanika
Pada kedua pergelangan tangan Episkopos, Presybeter dan Diakon terdapat semacam gelang penutup tangan pendek (seperti yang ada ditangan polisi lalu lintas) yang dalam bahasa Yunani disebut Epimanika. Pada waktu mengenakan gelang penutup tangan sebelah kanan, doanya adalah : “Tangan kananMu ya Tuhan, dimuliakan dalam kekuatan, Tangan kananMu ya Tuhan telah memporakporandakan sekalian musuh, dan melalui kelimpahan kemuliaanMu engkau telah meremuk segenap lawan.”
-         Zoni
Ikat pinggang yang terbuat dari kain yang dijahit ini memiliki kesinambungan dengan ikat pinggang imam dari Perjanjian Lama. Dalam bahasa Yunani ikat pinggang ini disebut “zoni” pada waktu mengenakan ikat pinggang ini Presbyter atau Episkopos berdoa : “Terberkatilah Allah kita, yang telah mengikat pinggangku dengan kekuatan, dan telah membuat jalanku tak bercacat, serta memberikan kakiku seperti kaki kijang, dan telah menempatkanku ditempat tinggi”.

C.     Perayaan Keagamaan dan Hukum-hukum Ritual Israel
Mengenai perayaan-perayaan umat Israel ini Perjanjian Baru mengajarkan : “….. Mengenai makan dan minuman atau mengenai hari raya bulan baru ataupun hari Sabbat ; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang  harus datang, sedang wujudnya adalah Kristus”. (Kol. 2:16-17).

Hari Sabbat
            Perayaan paling dasar dari Perjanjian Lama dari perayaan mingguan yaitu Hari Sabbat (Kel.20:8-11 ; 31:12-17, Im. 23:3 ; Ul.5:12-15). Menurut Kel. 20:11 alasan dirayakan hari sabbat ini adalah untuk mengadakan perhentian bagi meneladani Allah yang berhenti mencipta pada hari ketujuh ; yaitu hari sabtu. Namun menurut Ul.5:15 alasan dirayakannya hari Sabbat ini adalah melepaskan Israel dari perbudakan Mesir dimana Allah memberikan istirahat dari kerja paksa di Mesir, dengan demikian perayaan Sabbat adalah untuk merayakan masa istirahat penciptaan dan masa istirahat pembebasan atau penebusan. Itulah sebabnya pada hari Sabbat, yaitu hari sabtu ini umat Israel dilarang “melakukan sesuatu pekerjaan” (Kel.10:20 ; Ul.5:14), agar makna “Istirahat” itu betul-betul nampak.

Paskah dan Hari Raya Roti Tak Beragi
            Kemudian Allah menjelaskan demikian : “Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah dimana kamu tinggal : apabila Aku melihat darah itu, Aku akan lewat (“Pesakh”) dari pada kamu ….” (Kel.12:13, 23). Dari kata Ibr. “Pesakh” atau “lewat”inilah maka nama Paskah itu berasal. Hari Raya Paskah yang dilakukan pada tanggal sepuluh bulan pertama ini dilanjutkan dengan Hari Raya Roti Tak Beragi (Kel.12:15-20, 13:3-10 ; 23:15 ; 34:18 ; Im.23:6-8 ; Bil.28:17-25, Ul.16:3b, 4a, 8) yang jatuh pada tanggal empat belas sampai tanggal dua puluh satu bulan yang sama itu (Kel. 12:18).

Buah Pertama
            Perayaan buah pertama ini adalah perayaan untuk mempersembahkan berkas pertama dari panen gandum (Im.23:9-14). Ketetapan dari perayaan ini adalah berkas pertama dari panen itu harus dibawa kepada imam.

“…… Kita yang telah menerima karunia sulung Roh …..”  
            Perayaan berkas pertama itu adalah symbol dari kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Sedangkan kita yang manunggal dalam kematian dan kebangkitan Kristus oleh babtisan ikut dibangkitkan bersama Kristus dalam Roh kudus itulah sebabnya kita disebut yang telah menerima karunia sulung Roh.

Hari Raya Pendamaian
            Dalam bahasa Ibrani perayaan ini disebut sebagai Yom Kippur, atau Hari Raya Gafirat, yaitu Hari Raya Penutup atas dosa-dosa yang telah dilakukan selama setahun. Karena perayaan ini dilakukan sekali setahun bagi mendapatkan pengampunan secara nasional bagi dosa-dosa seluruh umat Israel (Im.16:23 : 26-32 ; Bilangan 29:7-11).
Pesta Tujuh Minggu (Pentakosta)
            Perayaan yang selanjutnya adalah perayaan tujuh minggu atau Sawuot yang dihitung 7 x 7 hari sejak Perayaan Paskah. Sehingga perayaan itu sendiri akhirnya jatuh pada hari kelima puluh. Kata lima puluh itulah yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani “Pentakosta” (Im.23:15-21, Bil.28:26-31 ; Ul.16:9-12) serta juga disebut sebagai hari raya buah Bungaram (Kel.23:16a, 34:22a).

Tiupan sangkakala
            Perayaan ini adalah suatu perhentian penuh yang ditandai dengan tiupan sangkakala. (Im.23:23-25) peraturan yang harus dilakukan pada perayaan ini adalah : mempersembahkan korban bakaran, korban sajian, korban penghapusan dosa bagi pendamaian umat Israel, korban bakaran bulan baru dengan korban sajiannya, dan korban bakaran yang tetap dengan korban sajiannya dan korban-korban curahannya (Bil. 29:1-6).

Hari Raya Pondon Daun
Perayaan ini juga disebut sebagai “hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun” (Kel.23:16b ; 334 : 22b). Ini adalah hari raya terakhir dalam satu tahun perayaan ini dilakukan selama tujuh hari penuh dengan dilakukan persembahan api-apian kepada Tuhan dengan perhentian penuh (Im.23:33-36a). Pada hari pertama dan hari kedelapan (Im.23:39). Mereka harus mengumpulkan buah-buah, ranting-ranting dan daun-daun pohon yang rimbun dan harus membuat pondok-pondok diluar rumah dari bahan-bahan tadi dan “harus tinggal dalam pondok-pondok daun selama seminggu.



Thursday 3 March 2016

Dari Katekismus Mengenai Hati Nurani - Suara Hati



Dari Katekismus Mengenai Hati Nurani

SUARA HATI

Dalam kamus bahasa Indonesia “Suara Hati” adalah kata yang muncul dalam batin. Kata-kata yang dianggap sama dengan “suara hati” antara lain :
ÃŒ     Hati nurani              :     Hati yang telah mendapat cahaya atau terang dari Tuhan atau perasaan hati yang murni dan yang sedalam-dalamnya.
ÃŒ     Hati sanubari          :     Perasaan hati
ÃŒ     Gerak hati              :     Perasaan yang timbul dalam batin
Dalam Kamus Latin – Indonesia dipakai istilah conscientia yang berasal dari kata conscio. Conscientia berarti kesadaran, mengetahui, hati nurani, batin, suara kalbu (animi). Istilah-istilah yang lazim dipakai dalam bahasa Indonesia ialah : bisikan hati, kata hati, rasa hati, suara batin, keinsafan batin. Sebuah istilah yang khas ialah : hati kecil.
Istilah Suara Hati secara Etymologi, dalam Perjanjian Baru dan menurut Rasul Paulus adalah “Suneidesis” (Rm 2 : 15) “Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela”.
Suara hati berarti “di dalam manusia seolah-olah ada suatu instansi yang bertindak sebagai saksi pendengaran telinga dan saksi pandangan mata dari segala kelakuan kita, yang mengamat-amati kehidupan batin kita dan yang mempertimbangkan kehidupan itu. 
Menurut J. Verkuyl adalah perasaan hati, istilah ini diambil dari bahasa Yunani, “Suneidesis” (Rm 2 : 15). Perasaan hati adalah desakan yang terdapat dalam batin manusia untuk menimbang-nimbang kelakuannya. Perasaan hati menyatakan pendapatnya mengenai apa yang kita lakukan. Pernyataan tersebut lepas dari kehendak manusia, di luar ikhtiar, tidak hanya berbisik saja tetapi kadang-kadang merintih, memanggil, berteriak dalam hati kita.
Perasaan hati mengadili tanpa menghiraukan apakah kita setuju atau tidak setuju. Dalam Alkitab, kita jumpai beberapa tokoh seperti Kain, Raja Saul, Yudas Iskariot yang hanya mendengarkan perasaan hati tetapi tidak mau mendengar Firman Tuhan. Dalam hidup manusia berdosa, perasaan hati berperan penting dan sebagai suatu instansi antara manusia dengan perbuatannya. Tanpa perasaan hati, manusia tidak akan mengenal moral dan agama.
J. Sidlow Baxter seorang ahli Perjanjian Baru istilah kata hati dipakai hati nurani. menurutnya asal-usul hati nurani muncul setelah manusia jatuh dalam dosa, kemudian cahaya kemuliaan Allah (cahaya cemerlang yang meliputi tubuh manusia), yakni citra Allah telah hilang. Kemudian manusia tahu bahwa ia telanjang, kemudian ada perubahan secara total dalam dirinya. Dalam batinnya terdapat perubahan yang luar biasa, yakni tiba-tiba terdapat pertentangan (sebelum jatuh dalam dosa, manusia diliputi damai, suka cita dan kasih), kemudian timbul kesadaran yang mulai saat itu akan selalu menghakimi perbuatan manusia. Kesadaran itu adalah hati nurani manusia, yang memunculkan ketakutan, rasa malu dan rasa bersalah.
Menurut Magnis Suseno suara hati adalah kesadaran moral manusia dalam situasi yang konkret. Tempat suara hati terdapat dalam pusat kepribadian atau pusat kemandirian. Suara hati adalah pangkal otonomi manusia atau piece de resistence (unsur perlawanan apabila kita rukun dengan yang tidak benar). Suara hati dapat membuat kita sadar untuk mengambil sikap atau keputusan sendiri, menyadarkan kita agar kita rukun dengan sesama kita. Suara hati dapat bersalah, namun jujur dan bersungguh-sungguh. Suara hati sebagai sarana atau jalan yang tepat untuk memahami adanya Tuhan atau sebagai sarana pengenalan akan Tuhan.
Suara hati tidak dapat disamakan dengan suara Tuhan. Suara hati adalah suara manusia sehingga dapat keliru, tetapi suara Tuhan adalah suara Al-Khaliq yang kebenarannya mutlak sehingga tidak dapat keliru. Suara hati tidak boleh disamakan dengan suara Tuhan Allah. Tetapi suara hati itu takkan ada, bila Allah tidak ada. Suara hati mencerminkan segala pengertian dan prasangka kita sendiri, sehingga suara hati merupakan suara kita sendiri. Dalam suara hati ada unsur yang tidak dapat diterangkan hanya dari segi realitas manusia saja. Unsur itu adalah kemutlakan. Agar suara hati dapat memberi penilaian yang tepat, suara hati harus dididik.
Mendidik suara hati berarti kita terus menerus terbuka, mau belajar dan mau mengerti seluk beluk masalah-masalah yang kita hadapi, mau memahami pertimbangan etis yang tepat dan memperbaharui pandangan-pandangan kita, usaha untuk itu adalah belajar terbuka. Suara hati kita dapat dipengaruhi oleh perasaan moral kita yang dibentuk oleh pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non-formal yang pernah kita terima, Suara hati dipengaruhi oleh pandangan moral lingkungan kita (pergaulan, suasana). Suara hati juga dipengaruhi oleh pengalaman.
Verne H. Vletcher memakai istilah hati nurani. Nurani berasal dari kata bahasa Arab yaitu Nur yang berarti cahaya, terang. Istilah hati nurani menunjuk pada cahaya yang menerangi sanubari seseorang untuk memberi keinsyafan akan kondisi moral diri manusia. Cahaya ini merupakan kemampuan manusia dan salah satu ciri khas dalam eksistensi moral seseorang.
Hati nurani bukanlah “suara surgawi” sebab bukan tidak pernah keliru, hati nurani salah satu fungsi dari kepribadian kita yang sempurna. Hati nurani harus dididik agar mampu mawas diri dan menilai watak dan kelakuan diri sendiri. Roh Allah sering menegur dan menuntun manusia melalui hati nurani, sama seperti hati nurani mempengaruhi akal, perasaan dan kemampuan. Hati nurani bertumbuh bersama dengan kepribadian manusia. Hati nurani menuduh, menghakimi, memperingatkan, mendorong rasa salah dan menyesal. Ekspresi wajah kita mencerminkan hati nurani. Seorang yang terus menerus melanggar hati nurani akan mengalami kemerosotan dan akhirnya hati nurani tidak mau lagi bersuara.
“Di lubuk hati nuraninya manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri, tetapi harus ditaatinya. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan untuk menghindari apa yang jahat. Suara itu menggemakan dalam lubuk hatinya : jauhkanlah ini, elakkanlah itu. Sebab dalam hatinya manusia menemukan hukum yang ditulis oleh Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu,... Hati nurani ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya ; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapaanNya menggema dalam batinnya”

Keputusan Hati Nurani
Di dalam lubuk hati seseorang bekerjalah hati nurani Bnd Rm 2:14-16. Pada waktu tertentu ia memberi perintah untuk melakukan yang baik dan mengelakkan yang jahat. Ia juga menilai keputusan konkret, di mana ia menyetujui yang baik dan menolak yang jahat Bnd. Rm 1:32. Ia memberi kesaksian tentang kebenaran dalam hubungan dengan kebaikan tertinggi, yaitu Allah, oleh Siapa manusia ditarik, dan hukum-hukum Siapa manusia terima. Kalau ia mendengar hati nuraninya, manusia yang bijaksana dapat mendengar suara Allah, yang berbicara di dalamnya.
Hati nurani adalah keputusan akal budi, di mana manusia mengerti apakah satu perbuatan konkret yang ia rencanakan, sedang laksanakan, atau sudah laksanakan, baik atau buruk secara moral. Dalam segala sesuatu yang ia katakan atau lakukan, manusia berkewajiban mengikuti dengan seksama apa yang ia tahu, bahwa itu benar dan tepat. Oleh keputusan hati nurani manusia mendengar dan mengenal penetapan hukum ilahi.
Hati nurani adalah "hukum roh" dan juga suatu "bisikan langsung", dalamnya terdapat juga "gagasan pertanggungjawaban, kewajiban, ancaman, dan janji. Ia adalah utusan dari Dia yang berbicara kepada kita baik di dalam alam maupun di dalam rahmat di balik satu selubung dan mengajar serta memerintah kita melalui wakil-wakil-Nya. Hati nurani adalah wakil Kristus yang asli”
Supaya dapat mendengarkan dan mengikuti suara hati nurani, orang harus mengenal hatinya sendiri. Upaya mencari kehidupan batin menjadi lebih penting lagi, karena kehidupan sering kali mengalihkan perhatian kita dari setiap pertimbangan, dari pemeriksaan diri atau dari introspeksi.

Pembentukan Hati Nurani
Hati nurani harus dibentuk dan keputusan moral harus diterangi. Hati nurani yang dibentuk baik dapat memutuskan secara tepat dan benar. Dalam keputusannya ia mengikuti akal budi dan berorientasi pada kebaikan yang benar, yang dikehendaki oleh kebijaksanaan Pencipta. Bagi kita manusia yang takluk kepada pengaruh-pengaruh yang buruk dan selalu digoda untuk mendahulukan kepentingan sendiri dan menolak ajaran pimpinan Gereja, pembentukan hati nurani itu mutlak perlu. Pembentukan hati nurani adalah suatu tugas seumur hidup. Satu pendidikan yang bijaksana mendorong menuju sikap yang berorientasi pada kebajikan.
Kadang-kadang manusia dihadapkan kepada situasi yang membuat penilaian hati nurani menjadi tidak aman dan keputusan menjadi sulit. Tetapi ia selalu harus mencari yang benar dan yang baik dan mengetahui kehendak Allah, yang nyata kelihatan dalam hukum ilahi.
Kita harus selalu mengikuti keputusan yang pasti dari hati nurani. Kalau kita dengan sengaja bertindak melawannya, kita menghukum diri sendiri. Tetapi dapat juga terjadi bahwa karena ketidaktahuan kita, hati nurani membuat keputusan yang keliru mengenai tindakan yang orang rencanakan atau sudah lakukan.
Ketidaktahuan mengenai Kristus dan Injil-Nya, contoh hidup yang buruk dari orang lain, perbudakan oleh nafsu, tuntutan atas otonomi hati nurani yang disalah artikan, penolakan otoritas Gereja dan ajarannya, kurang rela untuk bertobat dan untuk hidup dalam cinta kasih Kristen, dapat merupakan alasan untuk membuat keputusan salah dalam tingkah laku moral.
Sebaliknya, kalau ketidaktahuan itu tidak dapat diatasi atau kalau yang bersangkutan tidak bertanggung jawab atas keputusan yang salah, maka perbuatannya yang buruk tidak dapat dibebankan kepadanya. Walaupun demikian, hal itu tetap, tinggal sesuatu yang jahat, satu kekurangan, satu gangguan. Karena alasan ini, maka kita harus berikhtiar supaya menghilangkan kekeliruan hati nurani.
Sering kali kita yang bersangkutan itu sendiri turut menyebabkan ketidaktahuan ini, karena kita "tidak peduli untuk mencari apa yang benar serta baik, dan karena kebiasaan berdosa hati nuraninya lambat laun hampir menjadi buta". Dalam hal ini kita bertanggungjawab atas yang jahat, yang kita lakukan.
Hati nurani yang baik dan murni diterangi oleh iman yang benar, karena cinta kasih Kristen timbul sekaligus "dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan iman yang tulus ikhlas" (l Tim 1:5) Bnd. I Tim 3:9; 2 Tim 1:3; 1 Ptr3:21, Kis 24:16.
"Oleh karena itu, semakin besar pengaruh hati nurani yang cermat, semakin jauh pula pribadi-pribadi maupun kelompok-kelompok menghindar dari kemauan yang membabi-buta, dan semakin mereka berusaha untuk mematuhi norma-norma kesusilaan yang obyektif".
Hati nurani memberi perlindungan terhadap dan membebaskan dari perasaan takut, dari ingat diri dan kesombongan, dari perasaan bersalah yang palsu, dan rasa puas dengan diri sendiri, yang semuanya dapat timbul oleh kelemahan dan kesalahan manusia. Pembentukan hati nurani menjamin kebebasan dan mengantar menuju kedamaian hati. Dalam pembentukan hati nurani, Sabda Allah adalah terang di jalan kita. Dalam iman dan doa kita harus menjadikannya milik kita dan melaksanakannya. Kita juga harus menguji hati nurani kita dengan memandang ke salib Tuhan. Sementara itu kita dibantu oleh anugerah Roh Kudus dan kesaksian serta nasihat orang lain dan dibimbing oleh ajaran pimpinan Gereja.

KESIMPULAN

Banyak sekali definisi yang tercipta untuk pengertian suara hati, dari semua defenisi itu, kami coba ambil satu defenisi “Di dalam suara hati, dengan tiada terlawan, manusia berhadapan dan bersoal-jawab dengan dirinya sendiri, dan ia menjadi pembuat peraturan, hakim dan pembalas terhadap perbuatannya sendiri (Index, Judex, Vindex).  
Suara hati tidak dapat disamakan dengan suara Tuhan. Suara hati adalah suara manusia atau suara makhluk sehingga dapat keliru, tetapi suara Tuhan adalah suara Al-Khaliq yang kebenarannya mutlak sehingga tidak dapat keliru. Suara hati tidak boleh disamakan dengan suara Tuhan Allah. Suara hati dengan amat jelas mencerminkan segala pengertian dan prasangka kita sendiri, sehingga suara hati merupakan suara kita sendiri. Dalam suara hati ada unsur yang tidak dapat diterangkan hanya dari segi realitas manusia saja. Unsur itu adalah kemutlakan. Agar suara hati dapat memberi penilaian yang tepat, suara hati harus dididik.
Agar suara hati dapat memberi penilaian yang tepat, suara hati harus dididik. Mendidik suara hati berarti kita terus menerus terbuka, mau belajar dan mau mengerti seluk beluk masalah – masalah yang kita hadapi, mau memahami pertimbangan etis yang tepat dan memperbaharui pandangan-pandangan kita, usaha untuk itu adalah belajar terbuka.


Suara hati kita dapat dipengaruhi oleh perasaan moral kita yang dibentuk oleh pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non-formal yang pernah kita terima, Suara hati dipengaruhi oleh pandangan moral lingkungan kita (pergaulan, suasana). Suara hati dipengaruhi oleh pengalaman.
Hati nurani yang baik dan murni diterangi oleh iman yang benar, karena cinta kasih Kristen timbul sekaligus "dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan iman yang tulus ikhlas" (l Tim 1:5) Bnd. I Tim 3:9; 2 Tim 1:3; 1 Ptr3:21, Kis 24:16.
"Oleh karena itu, semakin besar pengaruh hati nurani yang cermat, semakin jauh pula pribadi-pribadi maupun kelompok-kelompok menghindar dari kemauan yang membabi-buta, dan semakin mereka berusaha untuk mematuhi norma-norma kesusilaan yang obyektif".


DAFTAR PUSTAKA

1.      Pdt. R.M. Drie S. Brotosudarmo, S.Th., M.Th.,Msi Etika Kristen untuk Perguruan Tinggi.
2.      Dr. J. Verkuyl, Etika Kristen Bagian Umum

Ringkasan :
Sunarty Meliana Sihombing
  


RINGKASAN DASAR-DASAR FILSAFAT



RINGKASAN DASAR-DASAR FILSAFAT

A.     Pengertian Filsafat
Kata ‘Filsafat’  berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘Philosophia’. Kata Philosophia  merupakan gabungan dari  dua kata yaitu philos dan sophia. Kata philos memiliki arti kekasih atau sahabat, sedangkan kata sophia memiliki makna kebijaksanaan atau pengetahuan. Jadi, secara harfiah ‘Philosophia’ dapat diartikan sebagai yang mencintai kebijaksanaan.
Kebijaksanaan itu :    -     Kemampuan Konkret
                                 -     Menyelesaikan masalah konkret
                                       Masalah : Ketidaksesuaian harapan dengan kenyataan.
-         Sesuai berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan yaitu : kebenaran, keadilan dan kebaikan.
Jadi pengertian filsafat adalah : ilmu yang mencari penyelesaian atas masalah yang ditimbulkan oleh ilmu-ilmu positif lain, serta mencari titik temu terhadap semua ilmu-ilmu lain.

Atau pengertian Filsafat adalah Ilmu yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, sifat-sifat yang mengakibatkan kebaikan.                                   
  1. Pengertian Filsafat Menurut filsuf Yunani / Romawi
a.       Plato (427 – 348 SM)
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang bersifat untuk mencapai kebenaran yang asli.
b.      Aristoteles (382 – 322 SM)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, seperti ilmu Metafisika, Logika, Retorika, Etika Ekonomi, Politik & Sastetika.
c.       Cicero (106 – 043 SM)
Filsafat adalah ibu dari semua pengetahuan lainnya. Filsafat adalah ilmu pengetahuan leluhur dan keinginan untuk mendapatkannya.
  1. Para Filsuf Abad Pertengahan
a.       Descartes (1596 – 1650)
Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
b.      Immanuel Kant (1724 – 1804)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal segala pengetahuan.
B.     Metode-Metode Filsafat
Aliran filsafat menentukan metode dan logikanya sendiri. Setiap aliran filsafat mempunyai kemandirian dalam bidang ilmiahnya. Kemandirian itu menyebabkan bahwa filsafat menjelaskan, mempertanggungjawabkan dan membela metode yang dipakainya.
1.      METODE SOCRATES (469-399 BC)
Metode Socrates disebut juga Metode Maieutik tehne artinya metode melepaskan. Metode ini disebut dengan metode teknik kebidanan, yaitu berusaha untuk melahirkan paham dan insight pada murid-muridnya. Kebenaran adalah hasil dari suatu proses dalam diri murid itu sendiri. Guru berperan bagaikan seorang bidan yang membantu kelahiran bayi. Metode Socrates membantu murid untuk memperoleh paham, namun tidak mengambil alih peran melahirkan paham, murid-murid dirangsang terus-menerus dengan pertanyaan. Pada akhirnya keadilan, keberanian dengan sifatnya yang tetap dan umum ditemukan oleh murid itu sendiri. Murid hanya membutuhkan bantuan dalam proses kelahiran paham. Sokrates yakin bahwa pengetahuan yang benar bersifat mutlak dan umum untuk semua manusia.

2.      METODE EKSISTENSIALIS
Tokoh Filsafat Eksistensialias adalah : Soren Kierkegaard (1813-1855), Martin Heidegger (1889-1970), J.P. Sartre (1905-1980).   
Eksistensialisme : Ex = keluar; sistentia = berdiri) manusia menjadi diri dengan keluar dari dirinya sendiri.
Metode eksistensial berupaya untuk memahami manusia yang berada dalam dunia, yaitu manusia yang berada pada situasi yang khusus dan unik, manusia harus senantiasa merealisasikan dirinya.
Dalam filsafat, menurut pemikir eksistensialisme, yang paling penting adalah kebenaran subjektif. Tapi tentu saja tidak berarti setiap keyakinan subjektif adalah kebenaran.
Menurut pemikiran eksistensial, kebenaran dicapai dengan partisipasi manusia dalam setiap realitas yang mau diselidiki. Kebenaran hanya dapat ditemukan dalam realitas yang konkret. Secara umum, metode eksistensial adalah kebalikan pemikiran filsafat tradisional. Pemikiran eksistensial selalu menempatkan subjektivitas di atas objektivitas dan nilai lebih perlu daripada fakta.
Contoh :
Seorang anak laki-laki mempunyai IQ diatas rata-rata (pintar), setiap hari dia selalu terlambat, karena sebelum berangkat sekolah dia harus mengantarkan koran dulu. Suatu hari dalam rapat guru si anak di tolak untuk memperoleh beasiswa, dengan alasan keterlambatan si anak tadi. Tapi guru X mempertahankan bahwa anak itu harus mendapat beasiswa karena Guru X terlibat mengenal si anak dengan metode eksistensialis.

3.      METODE FENOMENOLOGIS
Bapak Filsafat Fenomenologis adalah Edmund Husserl (1859 – 1938). Salah satu pemikir fenomenologis terkenal adalah Martin Heidegger. Fenomenologi berinspirasi pada pembedaan yang dilakukan oleh Immanuel Kant antara noumenal dan phenomenal serta pengembangan kritis teori idealisme Hegel.
Husserl mau menentukan metode filosofis ilmiah yang lepas dari prasangka metafisis. Metode itu harus menjamin filsafat sebagai suatu sistem pengetahuan yang terjalin oleh alasan-alasan sedemikian rupa sehingga setiap langkah berdasarkan langkah sebelumnya secara niscaya.
Pengembangan metode fenomenologis mengarah pada pemusatan perhatian kepada fenomena tanpa praduga. Ungkapan terkenal proses tersebut adalah zu den sachen selbst (terarah kepada benda itu sendiri).
Hakikat fenomena yang sesungguhnya berada di balik yang menampakkan diri. Pengamatan pertama belum tentu sanggup membuat fenomena itu mengungkapkan hakikat dirinya. Karena itu, diperlukan pengamatan kedua yang disebut sebagai pengamatan intuitif. Pengamatan intuitif ini melalui tiga tahap reduksi, yaitu reduksi fenomenologis, eidetis dan transendental
Contoh :
Laut itu airnya biru. Disimpulkan / dikatakan biru karena memang kita melihat air laut tersebut biru. Padahal bila air laut itu kita ambil / teliti lagi dalam sebuah wadah maka warnanya bukan biru.

4.      METODE TRANSENDENTAL
Tokohnya adalah Immanuel Kant dan Neo skolastik. Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis diselidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian demikian.
Merupakan salah satu metode yang hendak mencari  azaz yang fundamental, dan menempatkan setiap hal dalam keseluruhan kenyataan.

5.      METODE HISTORIS KRITIS
Metode ini memperkembangkan pemikiran mengenai manusia dengan membahas pandangan-pandangan yang ada dalam sejarah. Membahas secara kritis dan menyusunnya secara sistematis.
Metode ini memerlukan langkah-langkah :
1.      Mengangkat suatu topic masalah
2.      Mengumpulkan semua data
a.       Tertulis (dokumen)
b.      Tidak tertulis (artefak)
c.       Verifikasi : melakukan kritik terhadap data
3.      Interprestasi

6.      METODE TELAAH DASAR (FOUNDATIONAL RESEARCH)
Metode ini menggunakan penemuan penemuan ilmu ilmu empiris untuk memperkembangkan pengertian tentang manusia. Dalam filsafat manusia ilmu psikologi, sosiologi dan antropologi budaya merupakan ilmu-ilmu yang sangat membantu.

7.      METODE STRUKTURALIS
Metode ini menekankan peranan dan pengaruh struktur terhadap sesuatu. Dalam pendekatan metode ini tidak diakui substansi sebagai sesuatu yang berdiri sendiri. Segala sesuatu yang ditentukan merupakan struktur. Setiap hal ada sangkut pautnya dengan yang lain. Setiap hal harus  dibandingkan dengan yang lain untuk mengetahui sesuatu itu secara sungguh sunguh.



FILSAFAT MODERN

Zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Renaissance akan banyak memberikan segala aspek realitas. Bermula  dari  William  Ockham  (1295 - 1349),  yang  mengetengahkan via Moderna (jalan modern) dan via antiqua (jalan kuno). Akibatnya, manusia didewa-dewakan, manusia tidak lagi memusatkan pikirannya kepada Tuhan dan surga. Dalam  era  filsafat  modern,  muncullah  berbagai  aliran  pemikiran : Rasionalisme,  Empirisme, Idealisme,  Positivisme,  Evolusionis,  Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.

A.     Rasionalisme
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596 – 1650) yang disebut sebagai  Bapak  filsafat  modern.  Yang  harus  dipandang  sebagai  hal  yang besar adalah apa yang jelas dan terpilah-pilah (clear and distinctively). Latar belakang  munculnya  rasionalisme  adalah  keinginan  untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik).
Kelemahan Rasionalisme menurut empirisme adalah rasionalisme itu : statis, dangkal, kaku.
B.     Empirisme
Tokoh Empirisme adalah : John Locke (1632-1704), David Hume (1711-1776), Thomas Hobbes. Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya diperoleh lewat indra (pemimpi), dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama empirisme.
Kelemahan Empirisme menurut Rasionalism adalah empirisme itu : dusta, kebohongan, fenomenologi.
C.     Kritisisme
Aliran ini muncul abad ke-18. Zaman baru ini disebut zaman Pencerahan (Aufklarung).  Sebagai  latar  belakangnya,  manusia  melihat  adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang menggembirakan. Isaac  Newton  (1642 - 1727)  memberikan  dasar-dasar  berfikir  dengan induksi,  yaitu  pemikiran  yang  bertitik  tolak  pada  gejala-gejala  dan mengembalikan kepada dasar-dasar yang sifatnya umum.
Seorang  ahli  pikir  Jerman  Immanuel  Kant  (1724 - 1804) mencoba mengikuti  rasionalisme,  tetapi  kemudian  terpengaruh  oleh  empirisme Humme. Walaupun  semua  pengetahuan  bersumber  pada  akal  (rasionalisme), tetapi  adanya  pengertian  timbul  dari  benda  (empirisme).  Ibarat  burung terbang harus mempunyai sayap (rasio) dan udara (empiri).
Jadi, metode berpikirnya disebut metode kritis. Walaupun ia mendasarkan diri  pada  nilai  yang  tinggi  dari  akal,  tetapi  ia  tidak  mengingkari  adanya persoalan-persoalan yang melampaui akal.
D.    Idealisme
Pelopor Idealisme : J.G. Fichte (1762 – 1814), F.W.J. Scheling (1775-1854), G.W.F. Hegel (1770-1831), Schopenhauer (1788-1860).
Kant  merasa  puas  tentang  ilmu  pengetahuan  yang  dibatasi  secara  kritis. Artinya, gerak yang menimbulkan tesis, kemudian menimbulkan anti tesis (gerak  yang  bertentangan),  kemudian  timbul  sintesis  yang  merupakan tesis  baru,  yang  nantinya  menimbulkan  antitesis  dan  seterusnya.  Inilah yang disebutnya sebagai dialektika.
E.     Positivisme
Filsafat  Positivisme  lahir  pada  abad  ke-19.  Maksud  positif  adalah  segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman-pengalaman objektif. Beberapa tokoh: August Comte (1798-1857), John S. Mill (1806-1873), Herbert Spencer (1820-1903).
F.      Evolusionisme
Aliran  ini  dipelopori  oleh  seorang  Zoologi  yang  mempunyai pengaruh  sampai  saat  ini  yaitu,  Charles  Robert  Darwin  (1809-1882).  Ia mendominasi pemikiran filsafat abad ke-19.Pada  tahun  1838  membaca  bukunya  Malthus  An  Essay  on  the  Principle  of  Population.  Buku  tersebut  memberikan  inspirasi  kepada Darwin untuk membentuk kerangka berpikir dari teorinya. Dalam  pemikirannya,  ia  mengajukan  konsepnya  survival  of  the  fittest dan struggle for life.Dalam  pemikirannnya,  Darwin  tidak  melahirkan  sistem  filsafat, tetapi pada ahli pikir berikutnya (Herbert Spencer) berfilsafat berdasarkan pada evolusionisme.
G.    Materialisme
Seorang  tokoh  lagi  (Materialisme  Alam)  adalah  Ludwig  Feueurbach (1804-1872)  sebagai  pengikut  Hegel,  mengemukakan  pendapatnya, bahwa  baik  pengetahuan  maupun  tindakan  berlaku  adagium,  artinya terimalah dunia yang ada, bila menolah agama/metafisika. Dari  Materialisme  Historis/ dialektis,  yaitu  Karl  Marx  (1818-1883), nama  lengkapnya  Karl  Heinrich  Marx.  Menurut  pendapatnya,  tugas seorang  filosof  bukan  untuk  menerangkan  dunia,  tetapi  untuk mengubahnya.  Hidup  manusia  ternyata  ditentukan  oleh  keadaan ekonomi.

H.    Neo-Kantianisme
Tokohnya  antara  lain  Wilhelm Windelband (1848-1915), Herman Cohen (1842-1918), Paul Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart (1963-1939). Banyak  filosof  Jerman  yang  tidak  puas  terhadap  Materialisme, Positivisme,  dan  Idealisme.  Mereka  ingin  kembali  ke  filsafat  kritis. Gerakan  ini  disebut  Neo-Kantianisme. 
I.       Pragmatisme
Tokohnya  William  James  (1842-1910)  lahir  di  New  York, memperkenalkan  ide-idenya  tentang  pragmatisme  kepada  dunia.  Ia ahli dalam bidang seni, psikologi, anatomi, fisiologi dan filsafat.
Pragmatisme  berasal  dari  kata  pragma  yang  artinya  guna.  Maka pragmatisme  adalah  suatu  aliran  yang  benar  adalah  apa  saja  yang membuktikan  dirinya  sebagai  yang  benar  dengan  akibat-akibat  yang bermanfaat secara praktis.
J.      Filsafat Hidup
Tokohnya  adalah  Henry  Bergson  (1859-1941).  Pada  mulanya  ia belajar matematika dan fisika, tapi ia terjun ke dalam bidang filsafat. Pemikirannya,  alam  semesta  ini  merupakan  suatu  organisme  yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai dengan implikasi logis. Pemikiran  filsfat  Henry  Bergson  ini  sebagai reaksi  dari  Positivisme, Materialisme, Subjektivisme, dan Relativisme.
K.    Fenomenologi
Tokohnya  Edmund  Husserl  (1839-1939),  dan pengikutnya Max Scheler (1874-1928). Fenomologi  berasal  dari  kata  fenomen  yang  artinya  gejala,  yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semua. Dan  yang  lebih  penting  dalam  filsafat  fenomologi  sebagai  sumber berpikir  yang kritis. Pemikirannya, bahwa objek/ benda  harus  diberi  kesempatan untuk berbicara,  yaitu  dengan  cara  deskriptif fenomologis  yang  didukung  oleh metode  deduktif.  Tujuannya adalah untuk melihat  hakikat  gejala-gejala secara intuitif.
L.     Eksistensialisme
Pelopornya  adalah  Soren  Kierkegaard  (1831-1855),  Martin Heidegger, J.P. Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel.
Kata  eksistensialisme  berasal  dari  kata  eks  =  ke luar,  dan  sistensi atau sisto = berdiri, menempatkan. Eksistensialisme  merupakan  aliran  filsafat  yang  memandang berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia.



M.  Neo-Thomisme
Pada  pertengahan  abad  ke-19,  Gereja  Katolik  banyak  penganut paham  Thomisme,  yaitu  aliran  yang  mengikuti  Paham  Thomas  Aquinas. Kemudian,  akhirnya  menjadi  suatu  paham  Thomisme,  yaitu  :
-         Pertama, paham  yang  menganggap  bahwa  ajaran. 
-         Kedua, paham  yang menganggap  bahwa walaupun  ajaran  Thomas  telah  sempurna,  tetapi masih  terdapat  hal-hal  yang  belum  dibahas. 
-         Ketiga, paham  yang menganggap bahwa ajaran Thomas harus diikuti.
Neo Thomisme disebut juga Neoskolastik adalah semua aliran dalam filsafat kontemporer yang membangun filsafatnya diatas inti dasar filsafat Thomas Aquino. Neo Thomisme menganggap ajaran Thomas sudah sempurna. Filsuf Neo Thomisme sangat produktif, menerbitkan banyak buku dan majalah.


Diringkas oleh :
Sunarty Meliana Sihombing