KoreshInfo

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN CIRI-CIRI PROFESI KEGURUAN

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL DAN CIRI-CIRI PROFESI KEGURUAN (Dr. Rusman, M.Pd) § Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang...

Tuesday 2 February 2016

Metode Resitasi Merupakan Salah Satu Metode Mengajar Yang Efektif Diterapkan Dalam Proses Belajar Mengajar



Metode Resitasi Merupakan Salah Satu Metode Mengajar Yang Efektif Diterapkan Dalam Proses Belajar Mengajar

Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli
Menurut B.S. Sijabat “Metode mengajar ialah cara atau prosedur dalam mengelola interaksi antara guru dan peserta didiknya bagi berlangsungnya peristiwa belajar.”[1]
Menurut W. Gulo, “mendefenisikan metode pengajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran, metode pengajaran adalah alat untuk mengoperasionalkan apa yang direncanakan dalam strategi.[2]
Sedangkan menurut Azhar metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Ini berlaku bagi guru (metode mengajar), maupun bagi murid (metode belajar). Semakin baik metode yang dipakai semakin efektif pencapaian tujuan.[3]
Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa, “metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”[4]
Suprihadi Saputro menjelaskan bahwa “metode adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode adalah cara-cara yang dilaksanakan untuk mengadakan interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.”[5]
Menurut Suryobroto, “metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana tekniknya suatu bahan pelajaran diberikan di sekolah”.[6]

Jenis – jenis Metode Mengajar
Menurut E. Mulyasa, beberapa jenis metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru, yakni sebagai berikut :
1.      Metode Demonstrasi;
2.      Metode Inquiri;
3.      Metode Penemuan (metode discovery);
4.      Metode Eksperimen;
5.      Metode Pemecahan Masalah;
6.      Metode Karyawisata;
7.      Metode Perolehan Konsep;
8.      Metode Penugasan (Metode Resitasi);
9.      Metode Ceramah;
10.  Metode Tanya Jawab;
11.  Metode Diskusi.[7]

Menurut K.O. Gangel, terdapat banyak jenis metode mengajar yang dapat diterapkan oleh guru untuk berkomunikasi, berinteraksi dengan peserta didiknya, yakni:
1.      Metode yang hanya menekankan komunikasi satu arah, yaitu dari pihak guru kepada peserta didiknya. Metode yang termasuk ke dalamnya ialah ceramah, kuliah, cerita, demonstrasi dan metode audio visual.
2.      Metode yang membangun komunikasi satu arah, yaitu dari peserta didik kepada pengajarnya. Metode yang termasuk ke dalamnya ialah laporan tugas membaca, laporan hasil riset, studi kasus, studi kelompok, studi mandiri, percobaan lapangan, surat-menyurat, survey lapangan, mengikuti buku pegangan, hafalan, tes, paper, serta tulisan refleksi.
3.      Metode yang membangun komunikasi dua arah, yaitu terjadinya relasi dan interaksi dialogis antara guru dan peserta didik serta di antara sesama murid. Ada tiga kategori metode yang termasuk dapat menciptakan relasi dan interaksi dialogis itu : Diskusi kelompok, drama, metode proyek.[8]

Dari jenis-jenis metode mengajar yang dirumuskan K.O. Gangel, metode resitasi yang dibahas dalam penelitian ini termasuk jenis metode yang membangun komunikasi satu arah, yaitu dari peserta didik kepada pengajarnya.

a.      Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Metode Pembelajaran
Menurut Andar Ismail, “Guru bertanggung jawab memilih metode yang hendak dipakai dalam menyampaikan pengajarannya.”[9] Menurut pendapat Ronald Hayman, “Metode dipilih oleh guru dan bukan oleh nara didik, hal ini disebabkan oleh karena gurulah yang hendak melakukan pembimbingan kepada naradidik.”[10]
Menurut Hayman terdapat sembilan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam memilih metode pembelajaran, yakni :
1.      Sesuai dengan kemampuan guru yang mengajar.
2.      Sesuai dengan kemampuan naradidik.
3.      Sesuai dengan tujuan pelajaran.
4.      Sesuai dengan waktu dan kondisi tempat yang tersedia.
5.      Sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
6.      Sesuai dengan jumlah naradidik dalam kelompok.
7.      Sesuai dengan minat dan pegalaman naradidik.
8.      Sesuai dengan kedekatan relasi naradidik dengan pokok bahasan
9.      Sesuai dengan kedekatan relasi guru dengan naradidik.[11]

Menurut Robert J. Choun bahwa pemilihan metode mengajar yang tepat ditentukan oleh berbagai faktor, yakni:
1.      Kemampuan dan keterampilan guru menggunakan metode yang ditetapkannya.
2.      Tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. (usia, kognitif, spiritual).
3.      Besarnya ruangan belajar dan kelompok.
4.      Tujuan pelajaran.
5.      Keterlibatan peserta didik.
6.      Kesesuaian dengan bahan pengajaran.
7.      Fasilitas yang tersedia
8.      Waktu yang tersedia.
9.      Variasi pengalaman belajar.
10.  Keterampilan tertentu dari peserta didik.[12]
b.      Petunjuk Dasar dalam Memilih Metode yang Tepat
Menurut Andar Ismail terdapat beberapa petunjuk dasar dalam memilih metode yang tepat, yakni:
1.      Pahami tujuan pelajaran yang hendak disampaikan. Metode yang tepat dipilih berdasarkan tujuan dan isi pelajaran yang hendak disampaikan.
2.      Keterlibatan naradidik. Arti belajar akan menjadi semakin efektif dengan keterlibatan langsung dari naradidik dalam pembelajaran.
3.      Faktor Usia dan latar belakang naradidik. Pendidikan, kebudayaan, pekerjaan serta lingkungan naradidik.
4.      Faktor besarnya kelas / Kelompok. Metode ada yang diciptakan untuk digunakan pada kelompok besar dan digunakan pada kelompok kecil.
5.      Faktor waktu yang tersedia. Perlu diketahui berapa lama waktu yang tersedia untuk menyampaikan pelajaran.
6.      Faktor bahan / sumber yang tersedia. Misalnya buku-buku, alat peraga
7.      Kepemimpinan, beberapa metode memerlukan keterampilan khusus dari pemimpinannya.
8.      Memakai metode yang bervariasi. Satu kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan memakai beberapa metode sekaligus.
9.      Susunan ruangan / formasi.[13]

c.       Metode Resitasi
Salah satu jenis metode yang ditawarkan oleh para ahli, yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar, dimana metode tersebut mampu melibatkan siswa secara aktif guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar adalah metode resitasi (metode penugasan).
Menurut J.S. Badudu, dalam ‘Kamus Kata-kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia’ defenisi Resitasi adalah bacaan yang disampaikan (dari hafalan) di depan umum; 2. hafalan yang diucapkan (missal oleh murid-murid) di depan kelas. [14]


Resitasi berasal dari bahasa Inggris ‘to cite yang artinya mengutip ‘re' yang artinya kembali. Jadi resitasi artinya siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga sampai siap sebagaimana mestinya.[15]
Menurut Nana Sudjana, “tugas atau resitasi tidak sama dengan pelajaran rumah tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dapat merangsang anak untuk lebih aktif belajar baik secara individual maupun kelompok.[16]
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, “Metode resitasi adalah metode Penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang diberikan siswa dapat dilakukan di kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.[17]
Syaiful sejalan dengan Imansjah Alipandie, dalam bukunya yang berjudul “Didaktik Metodik Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa :
Metode resitasi adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan.[18]

Sudirman, mengemukakan pengertian metode penugasan/resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.[19]

Slameto mengemukakan :
Metode resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru.[20]

Mulyani dan Johan Permana H, mengemukakan pengertian “metode resitasi adalah metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru yang dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau kelompok.[21]
Roymond mengemukakan pengertian metode resitasi yang agak berbeda, menurutnya “metode pembelajaran resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.[22]

d.      Kelebihan / Kelemahan Metode penugasan/resitasi:
Sudirman dalam ‘Ilmu Kependidikan’ menguraikan kelebihan – kelemahan penerapan metode resitasi dalam proses belajar mengajar, yakni :
Kelebihan dari Metode Resitasi, yakni :
  1. Tugas lebih merangsang siswa untuk untuk belajar lebih banyak, baik pada waktu di kelas maupun di luar kelas. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa yang diperlukan kehidupan kelak.
  2. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.
  3. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.
  4. Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.[23]


Sedangkan kelemahan dari Metode Resitasi, yakni :
  1. Siswa sulit dikontrol, apa benar mengerjakan tugas ataukan orang lain.
  2. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
  3. Sering memberikan tugas yang monoton, sehingga membosankan.[24]

Imanjah Alipandie, juga merumuskan kelebihan dan kelemahan dalam proses belajar mengajar sebagai berikut
“Adapun kelebihan metode resitasi adalah 1). anak menjadi terbiasa mengisi waktu luangnya, 2). memupuk rasa tanggung jawab, 3). melatih anak berfikir kritis, 4). tekun, giat dan rajin. Sedangkan kelemahan metode resitasi antara lain : 1). tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan jalan meniru, 2). karena perbedaan individual anak, tugas diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedang yang lain merasa mudah menyelesaikan tugas itu dan apabila tugas sering diberikan maka ketenangan mental pada siswa terpengaruh.[25]

Roymond mengutip pendapat Djamarah yang merumuskan kelebihan dan kelemahan dari metode resitasi, yakni sebagai berikut :
Kelebihan metode resitasi adalah :
1.      Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
2.      Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Sedangkan kelemahan Metode Resitasi adalah :
1.      Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
2.      Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
3.      Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.[26]

Langkah – Langkah Pelaksanaan Metode Resitasi
Langkah-langkah pelaksanaan metode resitasi, yakni sebagai berikut :
  1. Merencanakan resitasi secara matang.
  2. Tugas yang diberikan hendaklah didasarkan atas minat dan kemampuan anak didik.
  3. Tugas yang diberikan berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diberikan.
  4. Jenis tugas yang diberikan kepada siswa itu hendaknya telah dimengerti betul oleh siswa, agar tugas dapat dilaksanakan secara baik.
  5. Jika tugas yang diberikan itu bersifat tugas kelompok maka pembagian tugas (materi tugas) harus diarahkan, termasuk batas waktu penyelesaiannya.
  6. Guru dapat membantu penyediaan alat dan sarana yang diperlukan dalam pemberian tugas.
  7. Setiap hasil kerja PR murid-murid harus dikoreksi dengan teliti, diberi nilai dan kertasnya dikembalikan, untukmemberi rangsangan/dorongan.
  8. Perkembangan nilai prestasi murid-murid perlu dicatat pada buku catatan nilai guru agar diketahui grafik belajar mereka.
  9. Tugas yang diberikan dapat merangsang perhatian siswa dan realistis.[27]

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam langkah-langkah dalam pelaksanaan metode pemberian tugas (resitasi) antara lain :
  1. Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :
a.       Tujuan yang akan dicapai;
b.      Jenis tugas jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut;
c.       Sesuai dengan kemampuan siswa;
d.      Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa;
e.       Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

Dalam fase ini tugas yang diberikan kepada setiap anak didik harus jelas dan petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.
  1. Langkah Pelaksanaan Tugas
a.       Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru.
b.      Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
c.       Dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
d.      Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang dia peroleh dengan baik dan sistematik

Dalam fase ini anak didik belajar (melaksanakan tugas) sesuai tujuan dan petunjuk-petunjuk guru.
  1. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
a.       Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
b.      Ada tanya jawab diskusi kelas.
c.       Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya. [28]

Dalam fase ini anak didik mempertanggungjawabkan hasil belajarnya baik berbentuk laporan lisan maupun tertulis. Karena tugas yang dikerjakan pada akhirnya akan dipertanggung jawabkan maka siswa akan terdorong untuk mengerjakan secara sungguh-sungguh. Dengan metode ini sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu lebih mendalam.

Sudirman juga merumuskan langkah-langkah yang ditempuh dalam pendekatan pelaksanaan metode resitasi (pemberian tugas), yaitu :
1.      Tugas yang diberikan harus jelas;
2.      Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas harus jelas.
3.      Tugas yang diberikan terlebih dahulu dijelaskan/diberikan petunjuk yang jelas, agar siswa yang belum mampu memahami tugas itu berupaya untuk menyelesaikannya.
4.      Guru harus memberikan bimbingan utamanya kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar atau salah arah dalam mengerjakan tugas.
5.      Memberi dorongan terutama bagi siswa yang lambat atau kurang bergairah mengerjakan tugas. [29]

Prosedur Penerapan Metode Resitasi yang Perlu Diperhatikan
Menurut Sri Anitah Wiryawan, adapun prosedur metode resitasi yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengajaran antara lain :
“1). memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima, 2). melatih siswa ke arah belajar mandiri, 3). dapat membagi waktu secara teratur, 4). memanfaatkan waktu luang, 5). melatih untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas dan 6). memperkaya pengalaman di sekolah melalai kegiatan di luar kelas. [30]

B.S. Sidjabat menguraikan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yakni :
1).    Harus jelas bagi peserta didik apa manfaat, tujuan, serta bentuk dari tugas. Misalnya : apakah paper / makalah, laporan bacaaan dan lain-lain.
2).    Harus dijelaskan bagaimana pekerjaan itu dapat direncanakan dan dikerjakan, serta bagaimana hasil kerjanya akan dinilai, apakah perlu diadakan pertemuan selama berlangsungnya penelitian dan penulisan?[31]


[1] B.S. Sidjabat, Mengajar Secara Profesional, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 1993), hal. 229.

[2] W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Grasindo), hal.4

[3] Muhammad Azhar, Proses belajar Mengajar Pola CBSA (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hal. 95
[4] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hal. 53

[5] Surihadi Saputro, Dasar- Dasar Metodologi Pengajaran Umum (IKIP Malang, 1993), hal.143

[6] Suryobroto. B. Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru Dalam Proses Belajar Mengajar. (Yokyakarta, 1986), hal.3
[7] E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hal.107.

[8] B.S. Sijadbat, Mengajar Secara Profesional, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 1993), hal. 231
[9] Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2004), hal.91

[10] Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2004), hal.91

[11] Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2004), hal.92

[12] B.S. Sijadbat, Mengajar Secara Profesional, (Bandung : Kalam Hidup, 1993), hal.239.

[13] Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2004), hal.97

[14]  J.S. Badudu, Kamus Kata-kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta : Kompas, 2003), hal. 304
[16] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hal. 81.

[17] Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), edisi revisi, hal. 85.

[18] Alipandie, Imansyah, Didaktik Metodik Pendidikan, (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional, 1984), hal.91

[19] Sudirman, dkk,  Ilmu Pendidikan, (Bandung : Rosda Karya, 1984), hal. 141

[20] Slameto. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit (SKS). (Jakarta : Penerbit Bumi Aksara, 1990), hal.115.

[21] Mulyani. S dan Johar Permana, Strategi Belajar Mengajar, (JATENG: DEPDIKBUD Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1999), hal. 151.

[22] Simamora, Roymond H, Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. (Jakarta : EGC, 2009), hal.58
[23] Sudirman, dkk,  Ilmu Pendidikan, (Bandung : Rosda Karya, 1984), hal. 142

[24] Ibid.

[25] Alipandie, Imansyah, Didaktik Metodik Pendidikan,  (Surabaya: Penerbit Usaha Nasional, 1984), hal.92
[26] Simamora, Roymond H. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, (: EGC, 2009), hal.58

[28] Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, op. cit, hal. 86
[29] Sudirman, dkk,  Ilmu Pendidikan, (Bandung : Rosda Karya, 1984), hal. 145

[30] Sri Anitah Wiryawan. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbuda. Uiversitas Terbuka, (Jakarta, 1990), hal. 30

[31] B.S. Sijadbat, Mengajar Secara Profesional, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 1993), hal.259

1 comment:

  1. Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com

    Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
    -Situs Aman dan Terpercaya.
    - Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
    - Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
    - Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
    - Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
    -Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
    - 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI

    8 Permainan Dalam 1 ID :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66

    Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com

    ReplyDelete